MENJAWAB PERTANYAAN
“Hizib mengundang khodam ? Orang bertariqah diruqyah kesurupan..”
Saya yang dhaif ini akan menjawab dua pertanyaan yang sebetulnya diajukan pada Ibnu Abdillah Al-Katibiy, namun akan saya jawab dengan versi dari saya sendiri.
PERTANYAAN :
Habib Nagib al-Hamid :
Menyambung pertanyaan soal penjelasan ini :
1. Bagaimana bantahan untuk peruqyah wahabi yang seringkali menuduh amalan wirid / hizib / ratib kita ada khodamnya ? apakah benar seperti itu atau bagaimana ustadz ? soalnya kadang amalan-amalan kita juga sering digunakan oleh ahli hikmah, bahkan pernah rekan saya diruqyah oleh peruqyah mereka, dikatakan ada jinnya karena beberapa hari mengamalkan hizbul bahr.
2. Kalangan peruqyah wahabi juga sering menuduh orang-orang tarekat menggunakan khadam. Karenanya mereka sering meruqyah orang-orang tarekat kemudian kesurupan. Malah dishare videonya di youtobe.
Afwan agak panjang, karena baru menemui langsung kasusnya belum lama ini..
JAWABAN (Perdana Akhmad, S.Psi) :
Menjawab pertanyaan pertama.
Ratib dalam istilah tasawuf dipakai sebagai suatu bentuk zikir yang disusun oleh seorang guru tarekat sufi untuk dibaca pada waktu-waktu tertentu oleh seseorang atau beberapa orang dalam suatu jamaah sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh penyusunnya. Dalam tarekat Samani, ratib-ratib ini biasa dilakukan setelah shalat Isya’ pada malam Jumat yang dipimpin oleh seorang syeh/guru.
Dalam tarekat Haddadiyah, ratib-ratib ini dibaca sesudah selesai shalat subuh dengan suara nyaring dibawah pimpinan seorang imam. Bacaan dalam tarekat haddadiyah ini sangat sederhana bila dibandingkan pada tarekat-tarekat yang lain.
Yakni membaca surat alfatihah, ayat kursi, al-Baqarah ayat 285-286, Al-Ikhlas, Al-Falaq, an-Nas, 17 kali membaca tahlil, tasbih, istighfar, selawat, taawwuz, basmalah dan kemudian doa-doa pilihan, yang kesemua ini disusun oleh Sayid Abdullah bin Alawi bin Muhammad al-Haddad. Hal ini dijelaskan dalam kitab Sultam at-Thalib, Syarah ratib al-Haddad karya Sayid Ali bin Abdullah al-Haddad.
Pandangan saya pribadi jika bacaan ratib bersumberkan dari doa-doa AlQur’an dan hadits tidak masalah diamalkan seperti halnya Al Ma’sturat Syaikh Hasan Al Bana atau pada buku Ustadz Yazid jawas berjudul “Doa dan wirid mengobati guna-guna dan sihir menurut Al-Qur’an dan Sunnah’ banyak doa doa yang bisa diamalkan. ASAL TIDAK DITAMBAHI ritual aneh aneh seperti dipuasakan sekian hari, diwajibkan bilangan khusus tidak boleh lebih atau kurang. Ditambahi ritual pagi geni, ngebleng misalnya dll.
Hizib berasal dari bahasa Arab hizbun. Artinya partai, kelompok, golongan, jenis, wirid, bagian atau senjata. Dan dalam pembahasan kita ini arti Hizbun yang cocok adalah jenis wirid atau senjata. Dan dalam bahasa keseharian disebut Hizib.
Hizb, adalah do’a-do’a yang dibuat para mursyid sufi terdahulu, dimana dalam hizb tersebut diyakini terkandung rahasia-rahasia ghoib yang berhasil diungkapkan oleh sang syaikh sufi yang dikultuskan sebagai waliyullah.
Hizb juga dianggap memiliki khowas, karena keterkaitannya dengan sang wali itu sendiri. Para wali Allah, seperti telah kita ketahui adalah, orang yang sangat dekat dengan Allah SWT. Sehingga segala permohonannya Insya Allah segera diizabah oleh Allah SWT. Berkaitan dengan hal tersebut penerus hizb bisa berwasilah via wali yang dimaksud, sehingga dipercaya oleh sebagaian besar pengikut sufi bahwa khowas dari sang wali akan timbul melalui hizb yang diriyadohkan.
Hizb-hizb yang terkenal seperti Hizb Bahr, Hizb Nashr, Hizb Al-Jaylani dsb. Terkenal dapat memberikan kesaktian bagi orang yang mengamalkannya.
Seperti halnya Hizib al-Bahar, Hizb Bahar merupakan kumpulan zikir yang disusun oleh tokoh tarekat bernama Abu Hasan Ali as-Syazili. Hizib ini biasanya dibaca sebelum matahari terbit dan sesudah shalat ashar.
Hizib inipun merupakan zikir dengan bacaan-bacaan tertentu yang disusun oleh seorang imam tarekat, yang sama sekali tidak ada landasannya dari ayat maupun hadis, kendati bacaan-bacaannya diambil sebagian dari ayat. Dan masih banyak lagi aliran-aliran tarekat dengan spisifikasi bacaan-bacaan zikir tertentu.
Para pengikut tarekat sufi yang sering mengamalkan ratib atau hizb seseungguhnya adalah kelompok yang cenderung menafikan keberadaan ayat-ayat dan sunnah Rasulullah SAW. Kelompok ini lebih berorientasi kepada cara-cara berzikir yang dikarang dan diciptakan oleh ulama-ulama sufinya. Ulama-ulama yang biasa menyusun rangkaian zikir dan cara/etika berzikir adalah ulama-ulama tarekat. Semua tarekat mempunyai wirid berupa zikir-zikir tertentu sesuai dengan petunjuk dari syekh atau guru tarekat tersebut yang mempunyai tatacara yang bid’ah. Di antara kebiasaan orang-orang sufi, mereka berdzikir dengan cara melampaui batas syariat Islam, yaitu berdzikir dengan bilangan yang memberatkan diri seperti berdzikir sebanyak 70 ribu kali, 100 ribu kali. Padahal, maksimal dari Nabi –Shollallahu ‘alaihi wasallam- sebanyak 100 kali dalam dzikir-dzikir tertentu, bukan pada semua jenis dzikir.
Para “penikmat” Ilmu Hikmah “gadungan” telah menerangkan cara mendapatkan ilmu ghaib yaitu mengamalkan Hizbul Jan. Hizbul Jan adalah ilmu yang diklaim sangat ditakuti dan dapat menaklukkan bangsa Jin, bahkan rumah seseorang yang memegang amalan ini hanya didatangi kalangan jin muslim yang baik. Sedangkan jin jahat akan menghindar karena tidak tahan dengan kerasnya ilmu ini.
Lafald Hizbul Jan adalah: Qosamtu ‘alaikum ya ayyuhal jinnu wasyayatinu wal ‘imarul ladzi fi hadzal makani insharifu bahin bisalamin miqdaruhu walahu muzarin. Alwaha x3. Al’ajilu x3. As-sa’itu x3.
Hizib ini diamalkan sebagai wirid setelah ditirakati puasa 7 Senin 7 Kamis. Dan selama puasa itu amalan wiridnya dibaca 3 kali setiap usai shalat atau minimalnya dibaca 3 kali dalam 1 hari 1 malam. Untuk seterusnya, hizib ini dijadikan wirid rutin atau dibaca ketika digunakan untuk mengobati orang yang diganggu jin.
Seseorang yang mengamalkan Hizbul Jan, diyakini secara tidak langsung ia berkhodam dengan jin yang karena dirinya bahkan lingkungan sekitarnya seperti rumahnya akan didatangi banyak jin muslim yang baik. Para jin dari kalangan “Imarul Bait” (jin yang berdiam pada bangunan milik manusia) karena suka dengan si pemilik rumah dan mendapatkan tempat berlindung, maka akan membantu segala kebaikan yang penghuni rumah. Hizbul Jan adalah amalan yang ditakuti jin, khususnya jin jahat (setan).
Sesungguhnya menurut keyakinan pada aliran hikmah “gadungan”, semua ilmu gaib memiliki memang khodam dari bangsa Jin atau malaikat tergantung jenis ilmu dan siapa yang mengamalkan ilmu. Yang dimaksud khodam dalam ilmu khodam adalah Jin Muslim atau malaikat yang akan menjadi sahabat Anda. Dikatakan seseorang yang ingin berkhodam jin dan menempatkan jin itu sebagai pembantu, hendaknya memiliki “senjata pamungkas” yang ditakuti kalangan oleh Jin dengan memiliki ilmu gaib yang bisa digunakan untuk menaklukkan bangsa jin, misalnya ilmu Asmak Malaikat, Singo Wojo Bersani atau Hizbul Jan.
Tidakkah mereka yang sangat suka meminta bantuan jin tidak membaca ayat dibawah ini ? Firman Allah Ta’ala :
Artinya : “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jin : 6)
Berikut ini contoh lain dari Hizib, yang banyak diyakini oleh para pelakunya menyimpan daya kekuatan yang dahsyat. Hizib ini mereka namakan dengan Hizib Bahr. Kalimat berikut hanya cuplikan dari rangkaian Hizib Bahr yang panjang “Bismillah itu pintu kami, Tabaroka itu dinding kami, Yasin atap kami. Kaf ha ya ‘ain shod pencukup kami, ha mim lain sin qof perlindungan kami.”
Agar tampak berwibawa, musuh tunduk dan minta ampun. Caranya, puasa 7 hari, mulai hari Jum’at. Selama berpuasa, hizib itu dibaca ba’da shalat fardhu sebanyak 3 kali. Pada hari ke-7 pati geni (tidak boleh tidur, makan dan minum, merokok, bicara atau kumpul manusia lainnya). Bila selesai, hizib ini rutin dibaca setelah shalat Ashar sekali, setelah shalat Maghrib sekali. Sebelum baca hizib, kirim al¬-Fatihah dahulu ke Nabi Muhammad, Syekh Abil Hasan as-Syadzili, dan kepada ruh orang yang mengajari ajian ini.( Kitab Benteng Raksasa Mukmin: 133-138 )
Dalam Hizib Nashr juga terdapat kalimat sebagai berikut,
Ha’ mim ‘ain sin qaf adalah pelindung kami dari apa yang kami takutkan.
Lalu dalam Hizib Nasr juga mengandung doa yang bid’ah lagi syirik, seperti kalimat berikut :
Wahai Allah! Dengan hak kaf ha’ ya ‘ain shad, cukupilah kami terhadap maksud jahad musuh dan binasakan mereka
Kalimat yang ada pada Hizib Bahr dan Hizib Nasr jelas termasuk kesyirikan yang tak terbantahkan lagi, karena menyatakan huruf Kaf ha ya ‘ain shod, ha mim lain sin qof, Ha’ mim ‘ain sin qaf sebagai pelindung dari mara bahaya. Kalimat tersebut tidak pernah diucapkan oleh ulama salaf dimasa sahabat atau sesudahnya. Apalagi dari rasulullah. Kalimat itu justru membahayakan keimanan. Berlindung kepada huruf semacam ini persis degan ajaran yang menyatakan bahwa setiap huruf dalam al-Qur’an banyak khasiatnya. Hal ini sering dijelaskan dalam kitab-kitab berbau mistik atau perdukunan seperti Syamsul Ma’arif atau Khazinatul Asrar. Pemahaman seperti ini adalah sebentuk bid’ah, tidak selayaknya seorang muslim memungut dan meyakininya.
Padahal dalam al-Qur’an yang bisa menjadikan perlindungan dari kejahatan makhluk hanyalah Allah sebagaimana dalam ayat :
Artinya : “Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Naas: 1-6)
Tiada satupun tuntunan Rasulullah dalam berdoa yang menggunakan kalimat tersebut. Apakah hak huruf kaf ha’ ya ‘ain shad di sisi Allah. Huruf itu tiada harganya disisi Allah, tidak mempengaruhi nilai doa kita. Kita tahu, bahwa semua huruf dalam Al-Qur’an tidak ada yang sia-sia sebagaimana ditegaskan dalam surat At-Thariq : 89, tetapi sejauh mana huruf-hufur itu mempunyai hak? Perlu penjelasan firman Allah sendiri atau rasul-Nya, selama tidak ada penjelasan tidak boleh mengada-ada.
Mengada-ada dalam hal ini disebut “Khurafat”. Jadi hak-hak diatas adalah khurafat. Amal perbuatan dan pengabdian kepada Allah yang bisa menjadi mediator agar doa kita dikabulkan Allah haruslah sesuai tuntunan Allah. Allah ta’ala berfirman :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan “ (QS. Al-Maidah :35)
Hizib lain yang diklaim sebagai ilmu Hikmah; yaitu Qulhu Geni (Api):
"KULHU GENI , KULHU ALLOOHU AHAD, KUN FAYAKUN MASYA ALLOOH, QODIRON ABADAN ABADAN,
Apabila hizib tersebut dibaca satu kali, maka terputuslah tangan kiri syetan. Bila dibaca dua kali, maka terputuslah tangan kanan syetan. Bila dibaca empat kali, maka hancurlah seluruh badan syetan. (Kitab Primbon Akbar Mujarrobat: 95-96)
Perhatikan bagaimana lancangnya mereka melecehkan surat al-Ikhlas. Setelah basmalah, tertulis “Qul huwa Geni” (Katakahlah; Dialah api), meskpiun setelah itu dicantumkan “Qul huwalloohu ahad” (Katakahlah, Dialah Allah yang Maha Esa). Itu jelas merupakan ucapan syirik.
Selain itu ada juga Hizib Asror yang dapat mendatangkan jimat-jimat secara ghaib. KH. Ahmad Muhammad Suhaimiy ( Beliau adalah seorang Direktur Pondok Pesantren Darul Falah Es Salafy Kemang Indah, mesuji, OKI Sumetera Selatan.) menceritakan pengalamannya menjadi penakluk benda ghoib setelah mengamalkan Hizib Asror. Beliau menceritakan bahwa ketika mengamalkan Hizib Asror, tiba-tiba secara ghaib datang batu akik anti cukur, dan tembak, batok bolu (tempurung berlobang tiga), cundrik (keris), besi kuning, dan keong buntet. Setelah mendapatkan jimat-jimat itu KH. Ahmad Muhammad Suhaimiy dihadapan masyarakat langsung mencoba berbagai jimat yang telah didapatnya secara ghoib. Contohnya batu akik dimasukkan kedalam gelas lalu ditembak senapan angin ternyata gelas tersebut tidak pecah, (Untuk lebih jelas kisahnya pertaubatannya. Para pembaca sekalian bisa membacanya pada Majalah Ghoib Edisi Khusus Dukun-dukun bertaubat. Februari 2006.)
Kisah yang hampir sama dialami Gus Wahid ( Beliau adalah Pemimpin Pondok Pesantren Assalam, dusun Bunut Karang Lo Singosaru Malang)
Beliau mendapatkan kemampuan ghaibnya yang dapat mengisi seseorang hingga punya kekebalan, gerakan reflek, kewibawaan dll setelah mewiridkan Hizib pemanggilan karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani. Bacaannya adalah : “Ya Allah, Ya Rasulullah, Ya Syekh Abdul Qadir Jaelani, Ya Allah kulo nyuwun karamahipun Syekh Abdul Qadir Jaelani.“Artinya :“Ya Allah, Ya Rasulullah Ya Syekh Abdul Qadir Jaelani, Ya Allah saya minta karamahnya Syekh Abdul Qadir Jaelani” (Untuk lebih jelas kisahnya pertaubatannya. Para pembaca sekalian bisa membacanya pada Majalah Ghoib Edisi Khusus Dukun-dukun bertaubat. Februari 2006.)
Penjelasan M. Sadat Ismail seorang anggota Nahdlatul Ulama alumnus Aqidah-Filsafat IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. M. Sadat Ismail pernah mondok dipesantren ‘Al-Munawir’ Krapyak Yogyakarta, dan sempat juga mondok di Pondok ‘Sirajul Muchlasin’ Payaman Magelang. M. Sadat Ismail telah khusus menulis buku yang berjudul “The Magic of Kyai” Kemusyrikan di Balik Selubung Kesalehan. Untuk membongkar kedok pesantren-pesantren yang mempunyai Kyai yang merangkap tukang sihir yang mengajarkan atau melakukan ilmu sihir melalui media wirid, jimat atau Hizib yang bid’ah lagi syirik.
M. Sadat Ismail mengatakan, dalam dunia wirid terdapat sebuah hizib yang disebut Hizib Sakron. Kata sakron berasal dari bahasa Arab yang berarti mabuk, artinya Hizib ini ketika diwirid selama jangka waktu tertentu dan dalam hitungan dan jumlah tertentu dapat menjadikan sasaran atau si korban mabuk atau hilang ingatan. Konon “kemabukan” ini bias juga ‘ditembakkan’ kepada dua orang yang berbeda jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Ketika keduanya sama-sama mabuk. Si laki-laki akan mabuk pada si permpuan, begitu juga sebaliknya siperempuan akan mabuk pada si laki-laki. Kemabukan ini sama-sama tidak mampu untuk menahan diri. Maka kemungkinan besar kedanya secara tidak sadar akan melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma susila maupun norma-norma agama. ( “The Magic of Kyai” Kemusyrikan di Balik Selubung Kesalehan. Penerbit mediacita. Hal 110.)
Ada juga sihir yang mempu menjadikan korbannya menderita kanker otak. Sihir ini dikalangan santri biasa disebut dengan amalan Hizib Namruz atau sihir Namruz, setidak-tidaknya begitulah penuturan seorang santri yang pernah beguru kepada seorang kyai yang memiliki perbendaharaan ilmu sihir. Entah disadari atau tidak, seseorang yang memiliki ilmu sihir ini sejatinya telah menyiapkan diri untuk menjadi penyihir, meski dia bergelar kyai. Ada lagi sebuah hizih yang memiliki kegunaan yang tidak kalah jahadnya, yang biasa disebut dengan Hizib bal’am atau Hizib la’nat. Sesuai dengan namanya, hizib ini konon merupakan warisan Bal’am.
Kisah Bal’am diabadikan dalam al-Qur’an sebagai pengingat bahwa ketinggian ilmu Hikmah “gadungan” atau pun kesaktian yang sering diajarkan para Kyai pesantren tidak menjadi jamiman bahwa seseorang dapat selamat dunia akhirat, akan tetapi sebaliknya justru bisa menjadi sebab laknat yang dapat mengantarkan pada kehancuran dan kesengsaraan dunia akhirat.
Menurut sebagian riwayat nama yang dimaksud adalah Umayah bin Ash-Shalt, diabadikan dalam Al-Qur’an. Ada baiknya kita kutip ayat yang berkisah tentang ulama Yahudi ini :”Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.” (Q.S. Al-A’raf:175) “Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (Q.S. Al-A’raf:176)
Dalam ayat selanjutnya, Allah memberikan ancaman-Nya terhadap orang-orang yang “sealiran” dengan Bal’am yaitu para Kyai yang mengajarkan hizib untuk ilmu sihir terutama untuk menyakiti seseorang dengan sihirnya, yang berani mendustakan ayat-ayat-Nya, sebagaimana halnya yang dilakukan oleh seorang imam ulama Yahudi ini “Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, nanti kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (Q.S. Al-A’raf:182). “Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” (Q.S. Al-A’raf:183) (“The Magic of Kyai” Kemusyrikan di Balik Selubung Kesalehan. Penerbit mediacita. Hal 142-145)
Terakhit Kesaksian dari Seorang Ustadz Pengamal Hizb Nashr panjang kesaksiannya bisa dilihat di https://metafisis.net/…/aku-beralih-profesi-dari-kyai-duku…/ bagaimana dia tertipu dengan amalannya yang ternyata dibantu jin.
Kesaksian Kyai, Da’I, Ustadz dari ormas Nahdlatul Ulama ini yaitu KH. Ahmad Muhammad Suhaimiy , Gus Wahid , M. Sadat Ismail (silahkan tabayun dengan mereka jika ada yang tidak percaya) ternyata amalan hizib mereka ditunggangi oleh Jin yang menipu mereka semua dan mengajak pada kesyirikan juga kemusyrikan. Jangan katakan mereka itu WAHABI ! MEREKA NU tulen yang tentunya NU garis lurus.
Peruqyah yang dijuluki Wahabi pun merujuk pada Kyai, Dai dan ustadz NU dalam dakwah mereka melalui saran ruqyah syar’iyyah.
Kriteria Amalan pengundang khodam Jin.
Apapun bentuk amalannya walaupun murni bacaan Al-Qur’an, Sunnah atau Asmaul husna jika ditambahi tatacara dibawah ini maka amalannya ditunggangi jin.
1.Wajib dapat Ijazah, jika tidak ada ijazah maka amalannya tidak sah atau membahayakan diri.
Contohnya mengamalkan Hizb Nashr, bahr Wajib ada ijazah, jika mengamalkan tidak ada ijasah maka amalannya bisa membahayakan contohnya bisa gila. Ini berlebihan sebab Rasulullah tidak ada mengkhususkan amalan kecuali amalan itu boleh untuk seluruh umatnya.
2.Ada kiriman Al fatihah untuk malaikat, Wali, dengan harapan amalannya bisa manjur.
JIka kirim Alfatihah untuk membantu kirim palaha untuk orang mati boleh boleh saja, bahkan kirim pahala yasin juga boleh. TAPI jika kirim bacaan alfatihah untuk MINTA BANTUAN niatnya salah dan ini banyak kasus didatangi arwah wali dalam mimpi karena sering kirim Al fatihah ternyata itu penjelmaan setan yang nyamar.
3.Ada bilangan khusus, tidak boleh lebih atau kurang jika dibaca sebab sudah ada hitungannya. Contohnya membaca shalawat tertentu ini sebanyak 4444 kali ini sudah tidak ada dalilnya juga memberat beratkan seseorang mengamalkannya.
4.Diniatkan untuk mendapatkan kesaktian atau kekuatan ghoib.
Misalnya membaca Ya Qowiyyu ya matinu diniatkan untuk kebal, maka ini sudah menyalahi amalan asma’ul husna yang tidak ada dalilnya dari nabi untuk kebal baca Ya Qowiyyu ya matinu.
5.Ada riyadhoh khusus.
Seperti wajib dipuasakan sekian hari, mutih lalu hari terkakhir pati geni dan ngebleng. Riyadoh ini menyimpang dari syariat dan mengundang jin membantu.
6.Ada ujian dari makhluk ghoib.
Saya sering membaca amalan ilmu hikmah, bahwa jika berhasil melalui cobaan makhluk jin maka berhasil menguasai ilmu hikmah tersebut. Misalnya ilmu ingin mendapatkan khodam macan lalu merapal wirid khusus pada kamar gelap lalu didatangi macan ghoib yang menakut nakutinya jika tidak takut maka berhasil dapat khodam macan.
7.Ada resiko gila.
Ada pasien dari tarekat tertentu disuruh amalkan surat al ikhlas 1000 x setiap hari selama 40 hari ini wajib dalam tarekat tertentu. Pada hari keempat sampai hari keenam dia sakit dan tidak dapat menyelesaikan amalan membaca Al Ikhlas 1000x maka kata mursyidnya wajib diganti hari lain jadinya dia membaca 3000 al ikhlas, otaknya konslet ga kuat baca akhirnya GILA dan saat diruqyah banyak jin masuk dari amalannya.
PERTANYAAN KEDUA :
2. Kalangan peruqyah wahabi juga sering menuduh orang-orang tarekat menggunakan khadam. Karenanya mereka sering meruqyah orang-orang tarekat kemudian kesurupan. Malah dishare videonya di youtobe.
Afwan agak panjang, karena baru menemui langsung kasusnya belum lama ini..
JAWAB : ( Perdana Akhmad, S.Psi)
Boleh ditanyakan deh sama orang orang tarekat APA HUKUMNYA BEKERJASAMA DENGAN KHODAM JIN. Pasti jawabnnya boleh saja dan mereka punya amalan khusus untuk mengundang jin. Saya pernah membaca jika ingin ketemu khodam penjaga surat Jin maka ada ritual khusus puasa sekian kali ditempat gelap disertai membakar madad maka khodam surat Jin akan hadir jadi khodamnya.
Orang-orang tarekat banyak dibantu jin sebab mereka mengamalkan wirid-wirid dengan niat bukan murni karena Allah tapi untuk mendapatkan kesaktian atau kekuatan ghoib. Dzikirpun menyalahi syariat harus membayangkan wajah mursyidnya. Dzikir dengan konsentrasi pada titik lathifa tubuh yang sama sekali tidak ada tuntunannya dari Nabi. Atau saat sya’ir maulid ada syaikh tarekat mengaku melihat Rasul secara yaqazah heheh kalo memang Ruh Rasulullah hadir maka ga perlu Imam Bukhori jauh jauh mencari hadits cukup pake ritual tarekat bisa hadir arwah Nabi dan bisa ditanyai.
Wajar peruqyah wahabi mengatakaan orang tarekat menggunakan khodam. Tapi sekali lagi peruqyah wahabi tidak menyamaratan semua tarekat itu sesat dan syirik. Asalkan amalannya sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah maka tidaklah masalah bertarekat. Dan sayapun bertarekat, tarekat saya Salafiyyah. kami juga ga mau bekerjasama dengan Jin, menjadikan jin khodam membantu urusan dunia kami sebab dilarang Allah (QS.JIN ayat 6)
Wallahua'lam.
Perdana Akhmad, S.Psi
(Founder QHI, Dewan Syuro ARSI, Mudir Ma'had Al Abror)
www.qhi.or.id
www.quranic-healing.com
“Hizib mengundang khodam ? Orang bertariqah diruqyah kesurupan..”
Saya yang dhaif ini akan menjawab dua pertanyaan yang sebetulnya diajukan pada Ibnu Abdillah Al-Katibiy, namun akan saya jawab dengan versi dari saya sendiri.
PERTANYAAN :
Habib Nagib al-Hamid :
Menyambung pertanyaan soal penjelasan ini :
1. Bagaimana bantahan untuk peruqyah wahabi yang seringkali menuduh amalan wirid / hizib / ratib kita ada khodamnya ? apakah benar seperti itu atau bagaimana ustadz ? soalnya kadang amalan-amalan kita juga sering digunakan oleh ahli hikmah, bahkan pernah rekan saya diruqyah oleh peruqyah mereka, dikatakan ada jinnya karena beberapa hari mengamalkan hizbul bahr.
2. Kalangan peruqyah wahabi juga sering menuduh orang-orang tarekat menggunakan khadam. Karenanya mereka sering meruqyah orang-orang tarekat kemudian kesurupan. Malah dishare videonya di youtobe.
Afwan agak panjang, karena baru menemui langsung kasusnya belum lama ini..
JAWABAN (Perdana Akhmad, S.Psi) :
Menjawab pertanyaan pertama.
Ratib dalam istilah tasawuf dipakai sebagai suatu bentuk zikir yang disusun oleh seorang guru tarekat sufi untuk dibaca pada waktu-waktu tertentu oleh seseorang atau beberapa orang dalam suatu jamaah sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh penyusunnya. Dalam tarekat Samani, ratib-ratib ini biasa dilakukan setelah shalat Isya’ pada malam Jumat yang dipimpin oleh seorang syeh/guru.
Dalam tarekat Haddadiyah, ratib-ratib ini dibaca sesudah selesai shalat subuh dengan suara nyaring dibawah pimpinan seorang imam. Bacaan dalam tarekat haddadiyah ini sangat sederhana bila dibandingkan pada tarekat-tarekat yang lain.
Yakni membaca surat alfatihah, ayat kursi, al-Baqarah ayat 285-286, Al-Ikhlas, Al-Falaq, an-Nas, 17 kali membaca tahlil, tasbih, istighfar, selawat, taawwuz, basmalah dan kemudian doa-doa pilihan, yang kesemua ini disusun oleh Sayid Abdullah bin Alawi bin Muhammad al-Haddad. Hal ini dijelaskan dalam kitab Sultam at-Thalib, Syarah ratib al-Haddad karya Sayid Ali bin Abdullah al-Haddad.
Pandangan saya pribadi jika bacaan ratib bersumberkan dari doa-doa AlQur’an dan hadits tidak masalah diamalkan seperti halnya Al Ma’sturat Syaikh Hasan Al Bana atau pada buku Ustadz Yazid jawas berjudul “Doa dan wirid mengobati guna-guna dan sihir menurut Al-Qur’an dan Sunnah’ banyak doa doa yang bisa diamalkan. ASAL TIDAK DITAMBAHI ritual aneh aneh seperti dipuasakan sekian hari, diwajibkan bilangan khusus tidak boleh lebih atau kurang. Ditambahi ritual pagi geni, ngebleng misalnya dll.
Hizib berasal dari bahasa Arab hizbun. Artinya partai, kelompok, golongan, jenis, wirid, bagian atau senjata. Dan dalam pembahasan kita ini arti Hizbun yang cocok adalah jenis wirid atau senjata. Dan dalam bahasa keseharian disebut Hizib.
Hizb, adalah do’a-do’a yang dibuat para mursyid sufi terdahulu, dimana dalam hizb tersebut diyakini terkandung rahasia-rahasia ghoib yang berhasil diungkapkan oleh sang syaikh sufi yang dikultuskan sebagai waliyullah.
Hizb juga dianggap memiliki khowas, karena keterkaitannya dengan sang wali itu sendiri. Para wali Allah, seperti telah kita ketahui adalah, orang yang sangat dekat dengan Allah SWT. Sehingga segala permohonannya Insya Allah segera diizabah oleh Allah SWT. Berkaitan dengan hal tersebut penerus hizb bisa berwasilah via wali yang dimaksud, sehingga dipercaya oleh sebagaian besar pengikut sufi bahwa khowas dari sang wali akan timbul melalui hizb yang diriyadohkan.
Hizb-hizb yang terkenal seperti Hizb Bahr, Hizb Nashr, Hizb Al-Jaylani dsb. Terkenal dapat memberikan kesaktian bagi orang yang mengamalkannya.
Seperti halnya Hizib al-Bahar, Hizb Bahar merupakan kumpulan zikir yang disusun oleh tokoh tarekat bernama Abu Hasan Ali as-Syazili. Hizib ini biasanya dibaca sebelum matahari terbit dan sesudah shalat ashar.
Hizib inipun merupakan zikir dengan bacaan-bacaan tertentu yang disusun oleh seorang imam tarekat, yang sama sekali tidak ada landasannya dari ayat maupun hadis, kendati bacaan-bacaannya diambil sebagian dari ayat. Dan masih banyak lagi aliran-aliran tarekat dengan spisifikasi bacaan-bacaan zikir tertentu.
Para pengikut tarekat sufi yang sering mengamalkan ratib atau hizb seseungguhnya adalah kelompok yang cenderung menafikan keberadaan ayat-ayat dan sunnah Rasulullah SAW. Kelompok ini lebih berorientasi kepada cara-cara berzikir yang dikarang dan diciptakan oleh ulama-ulama sufinya. Ulama-ulama yang biasa menyusun rangkaian zikir dan cara/etika berzikir adalah ulama-ulama tarekat. Semua tarekat mempunyai wirid berupa zikir-zikir tertentu sesuai dengan petunjuk dari syekh atau guru tarekat tersebut yang mempunyai tatacara yang bid’ah. Di antara kebiasaan orang-orang sufi, mereka berdzikir dengan cara melampaui batas syariat Islam, yaitu berdzikir dengan bilangan yang memberatkan diri seperti berdzikir sebanyak 70 ribu kali, 100 ribu kali. Padahal, maksimal dari Nabi –Shollallahu ‘alaihi wasallam- sebanyak 100 kali dalam dzikir-dzikir tertentu, bukan pada semua jenis dzikir.
Para “penikmat” Ilmu Hikmah “gadungan” telah menerangkan cara mendapatkan ilmu ghaib yaitu mengamalkan Hizbul Jan. Hizbul Jan adalah ilmu yang diklaim sangat ditakuti dan dapat menaklukkan bangsa Jin, bahkan rumah seseorang yang memegang amalan ini hanya didatangi kalangan jin muslim yang baik. Sedangkan jin jahat akan menghindar karena tidak tahan dengan kerasnya ilmu ini.
Lafald Hizbul Jan adalah: Qosamtu ‘alaikum ya ayyuhal jinnu wasyayatinu wal ‘imarul ladzi fi hadzal makani insharifu bahin bisalamin miqdaruhu walahu muzarin. Alwaha x3. Al’ajilu x3. As-sa’itu x3.
Hizib ini diamalkan sebagai wirid setelah ditirakati puasa 7 Senin 7 Kamis. Dan selama puasa itu amalan wiridnya dibaca 3 kali setiap usai shalat atau minimalnya dibaca 3 kali dalam 1 hari 1 malam. Untuk seterusnya, hizib ini dijadikan wirid rutin atau dibaca ketika digunakan untuk mengobati orang yang diganggu jin.
Seseorang yang mengamalkan Hizbul Jan, diyakini secara tidak langsung ia berkhodam dengan jin yang karena dirinya bahkan lingkungan sekitarnya seperti rumahnya akan didatangi banyak jin muslim yang baik. Para jin dari kalangan “Imarul Bait” (jin yang berdiam pada bangunan milik manusia) karena suka dengan si pemilik rumah dan mendapatkan tempat berlindung, maka akan membantu segala kebaikan yang penghuni rumah. Hizbul Jan adalah amalan yang ditakuti jin, khususnya jin jahat (setan).
Sesungguhnya menurut keyakinan pada aliran hikmah “gadungan”, semua ilmu gaib memiliki memang khodam dari bangsa Jin atau malaikat tergantung jenis ilmu dan siapa yang mengamalkan ilmu. Yang dimaksud khodam dalam ilmu khodam adalah Jin Muslim atau malaikat yang akan menjadi sahabat Anda. Dikatakan seseorang yang ingin berkhodam jin dan menempatkan jin itu sebagai pembantu, hendaknya memiliki “senjata pamungkas” yang ditakuti kalangan oleh Jin dengan memiliki ilmu gaib yang bisa digunakan untuk menaklukkan bangsa jin, misalnya ilmu Asmak Malaikat, Singo Wojo Bersani atau Hizbul Jan.
Tidakkah mereka yang sangat suka meminta bantuan jin tidak membaca ayat dibawah ini ? Firman Allah Ta’ala :
Artinya : “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jin : 6)
Berikut ini contoh lain dari Hizib, yang banyak diyakini oleh para pelakunya menyimpan daya kekuatan yang dahsyat. Hizib ini mereka namakan dengan Hizib Bahr. Kalimat berikut hanya cuplikan dari rangkaian Hizib Bahr yang panjang “Bismillah itu pintu kami, Tabaroka itu dinding kami, Yasin atap kami. Kaf ha ya ‘ain shod pencukup kami, ha mim lain sin qof perlindungan kami.”
Agar tampak berwibawa, musuh tunduk dan minta ampun. Caranya, puasa 7 hari, mulai hari Jum’at. Selama berpuasa, hizib itu dibaca ba’da shalat fardhu sebanyak 3 kali. Pada hari ke-7 pati geni (tidak boleh tidur, makan dan minum, merokok, bicara atau kumpul manusia lainnya). Bila selesai, hizib ini rutin dibaca setelah shalat Ashar sekali, setelah shalat Maghrib sekali. Sebelum baca hizib, kirim al¬-Fatihah dahulu ke Nabi Muhammad, Syekh Abil Hasan as-Syadzili, dan kepada ruh orang yang mengajari ajian ini.( Kitab Benteng Raksasa Mukmin: 133-138 )
Dalam Hizib Nashr juga terdapat kalimat sebagai berikut,
Ha’ mim ‘ain sin qaf adalah pelindung kami dari apa yang kami takutkan.
Lalu dalam Hizib Nasr juga mengandung doa yang bid’ah lagi syirik, seperti kalimat berikut :
Wahai Allah! Dengan hak kaf ha’ ya ‘ain shad, cukupilah kami terhadap maksud jahad musuh dan binasakan mereka
Kalimat yang ada pada Hizib Bahr dan Hizib Nasr jelas termasuk kesyirikan yang tak terbantahkan lagi, karena menyatakan huruf Kaf ha ya ‘ain shod, ha mim lain sin qof, Ha’ mim ‘ain sin qaf sebagai pelindung dari mara bahaya. Kalimat tersebut tidak pernah diucapkan oleh ulama salaf dimasa sahabat atau sesudahnya. Apalagi dari rasulullah. Kalimat itu justru membahayakan keimanan. Berlindung kepada huruf semacam ini persis degan ajaran yang menyatakan bahwa setiap huruf dalam al-Qur’an banyak khasiatnya. Hal ini sering dijelaskan dalam kitab-kitab berbau mistik atau perdukunan seperti Syamsul Ma’arif atau Khazinatul Asrar. Pemahaman seperti ini adalah sebentuk bid’ah, tidak selayaknya seorang muslim memungut dan meyakininya.
Padahal dalam al-Qur’an yang bisa menjadikan perlindungan dari kejahatan makhluk hanyalah Allah sebagaimana dalam ayat :
Artinya : “Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Naas: 1-6)
Tiada satupun tuntunan Rasulullah dalam berdoa yang menggunakan kalimat tersebut. Apakah hak huruf kaf ha’ ya ‘ain shad di sisi Allah. Huruf itu tiada harganya disisi Allah, tidak mempengaruhi nilai doa kita. Kita tahu, bahwa semua huruf dalam Al-Qur’an tidak ada yang sia-sia sebagaimana ditegaskan dalam surat At-Thariq : 89, tetapi sejauh mana huruf-hufur itu mempunyai hak? Perlu penjelasan firman Allah sendiri atau rasul-Nya, selama tidak ada penjelasan tidak boleh mengada-ada.
Mengada-ada dalam hal ini disebut “Khurafat”. Jadi hak-hak diatas adalah khurafat. Amal perbuatan dan pengabdian kepada Allah yang bisa menjadi mediator agar doa kita dikabulkan Allah haruslah sesuai tuntunan Allah. Allah ta’ala berfirman :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan “ (QS. Al-Maidah :35)
Hizib lain yang diklaim sebagai ilmu Hikmah; yaitu Qulhu Geni (Api):
"KULHU GENI , KULHU ALLOOHU AHAD, KUN FAYAKUN MASYA ALLOOH, QODIRON ABADAN ABADAN,
Apabila hizib tersebut dibaca satu kali, maka terputuslah tangan kiri syetan. Bila dibaca dua kali, maka terputuslah tangan kanan syetan. Bila dibaca empat kali, maka hancurlah seluruh badan syetan. (Kitab Primbon Akbar Mujarrobat: 95-96)
Perhatikan bagaimana lancangnya mereka melecehkan surat al-Ikhlas. Setelah basmalah, tertulis “Qul huwa Geni” (Katakahlah; Dialah api), meskpiun setelah itu dicantumkan “Qul huwalloohu ahad” (Katakahlah, Dialah Allah yang Maha Esa). Itu jelas merupakan ucapan syirik.
Selain itu ada juga Hizib Asror yang dapat mendatangkan jimat-jimat secara ghaib. KH. Ahmad Muhammad Suhaimiy ( Beliau adalah seorang Direktur Pondok Pesantren Darul Falah Es Salafy Kemang Indah, mesuji, OKI Sumetera Selatan.) menceritakan pengalamannya menjadi penakluk benda ghoib setelah mengamalkan Hizib Asror. Beliau menceritakan bahwa ketika mengamalkan Hizib Asror, tiba-tiba secara ghaib datang batu akik anti cukur, dan tembak, batok bolu (tempurung berlobang tiga), cundrik (keris), besi kuning, dan keong buntet. Setelah mendapatkan jimat-jimat itu KH. Ahmad Muhammad Suhaimiy dihadapan masyarakat langsung mencoba berbagai jimat yang telah didapatnya secara ghoib. Contohnya batu akik dimasukkan kedalam gelas lalu ditembak senapan angin ternyata gelas tersebut tidak pecah, (Untuk lebih jelas kisahnya pertaubatannya. Para pembaca sekalian bisa membacanya pada Majalah Ghoib Edisi Khusus Dukun-dukun bertaubat. Februari 2006.)
Kisah yang hampir sama dialami Gus Wahid ( Beliau adalah Pemimpin Pondok Pesantren Assalam, dusun Bunut Karang Lo Singosaru Malang)
Beliau mendapatkan kemampuan ghaibnya yang dapat mengisi seseorang hingga punya kekebalan, gerakan reflek, kewibawaan dll setelah mewiridkan Hizib pemanggilan karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani. Bacaannya adalah : “Ya Allah, Ya Rasulullah, Ya Syekh Abdul Qadir Jaelani, Ya Allah kulo nyuwun karamahipun Syekh Abdul Qadir Jaelani.“Artinya :“Ya Allah, Ya Rasulullah Ya Syekh Abdul Qadir Jaelani, Ya Allah saya minta karamahnya Syekh Abdul Qadir Jaelani” (Untuk lebih jelas kisahnya pertaubatannya. Para pembaca sekalian bisa membacanya pada Majalah Ghoib Edisi Khusus Dukun-dukun bertaubat. Februari 2006.)
Penjelasan M. Sadat Ismail seorang anggota Nahdlatul Ulama alumnus Aqidah-Filsafat IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. M. Sadat Ismail pernah mondok dipesantren ‘Al-Munawir’ Krapyak Yogyakarta, dan sempat juga mondok di Pondok ‘Sirajul Muchlasin’ Payaman Magelang. M. Sadat Ismail telah khusus menulis buku yang berjudul “The Magic of Kyai” Kemusyrikan di Balik Selubung Kesalehan. Untuk membongkar kedok pesantren-pesantren yang mempunyai Kyai yang merangkap tukang sihir yang mengajarkan atau melakukan ilmu sihir melalui media wirid, jimat atau Hizib yang bid’ah lagi syirik.
M. Sadat Ismail mengatakan, dalam dunia wirid terdapat sebuah hizib yang disebut Hizib Sakron. Kata sakron berasal dari bahasa Arab yang berarti mabuk, artinya Hizib ini ketika diwirid selama jangka waktu tertentu dan dalam hitungan dan jumlah tertentu dapat menjadikan sasaran atau si korban mabuk atau hilang ingatan. Konon “kemabukan” ini bias juga ‘ditembakkan’ kepada dua orang yang berbeda jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Ketika keduanya sama-sama mabuk. Si laki-laki akan mabuk pada si permpuan, begitu juga sebaliknya siperempuan akan mabuk pada si laki-laki. Kemabukan ini sama-sama tidak mampu untuk menahan diri. Maka kemungkinan besar kedanya secara tidak sadar akan melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma susila maupun norma-norma agama. ( “The Magic of Kyai” Kemusyrikan di Balik Selubung Kesalehan. Penerbit mediacita. Hal 110.)
Ada juga sihir yang mempu menjadikan korbannya menderita kanker otak. Sihir ini dikalangan santri biasa disebut dengan amalan Hizib Namruz atau sihir Namruz, setidak-tidaknya begitulah penuturan seorang santri yang pernah beguru kepada seorang kyai yang memiliki perbendaharaan ilmu sihir. Entah disadari atau tidak, seseorang yang memiliki ilmu sihir ini sejatinya telah menyiapkan diri untuk menjadi penyihir, meski dia bergelar kyai. Ada lagi sebuah hizih yang memiliki kegunaan yang tidak kalah jahadnya, yang biasa disebut dengan Hizib bal’am atau Hizib la’nat. Sesuai dengan namanya, hizib ini konon merupakan warisan Bal’am.
Kisah Bal’am diabadikan dalam al-Qur’an sebagai pengingat bahwa ketinggian ilmu Hikmah “gadungan” atau pun kesaktian yang sering diajarkan para Kyai pesantren tidak menjadi jamiman bahwa seseorang dapat selamat dunia akhirat, akan tetapi sebaliknya justru bisa menjadi sebab laknat yang dapat mengantarkan pada kehancuran dan kesengsaraan dunia akhirat.
Menurut sebagian riwayat nama yang dimaksud adalah Umayah bin Ash-Shalt, diabadikan dalam Al-Qur’an. Ada baiknya kita kutip ayat yang berkisah tentang ulama Yahudi ini :”Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.” (Q.S. Al-A’raf:175) “Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (Q.S. Al-A’raf:176)
Dalam ayat selanjutnya, Allah memberikan ancaman-Nya terhadap orang-orang yang “sealiran” dengan Bal’am yaitu para Kyai yang mengajarkan hizib untuk ilmu sihir terutama untuk menyakiti seseorang dengan sihirnya, yang berani mendustakan ayat-ayat-Nya, sebagaimana halnya yang dilakukan oleh seorang imam ulama Yahudi ini “Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, nanti kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (Q.S. Al-A’raf:182). “Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” (Q.S. Al-A’raf:183) (“The Magic of Kyai” Kemusyrikan di Balik Selubung Kesalehan. Penerbit mediacita. Hal 142-145)
Terakhit Kesaksian dari Seorang Ustadz Pengamal Hizb Nashr panjang kesaksiannya bisa dilihat di https://metafisis.net/…/aku-beralih-profesi-dari-kyai-duku…/ bagaimana dia tertipu dengan amalannya yang ternyata dibantu jin.
Kesaksian Kyai, Da’I, Ustadz dari ormas Nahdlatul Ulama ini yaitu KH. Ahmad Muhammad Suhaimiy , Gus Wahid , M. Sadat Ismail (silahkan tabayun dengan mereka jika ada yang tidak percaya) ternyata amalan hizib mereka ditunggangi oleh Jin yang menipu mereka semua dan mengajak pada kesyirikan juga kemusyrikan. Jangan katakan mereka itu WAHABI ! MEREKA NU tulen yang tentunya NU garis lurus.
Peruqyah yang dijuluki Wahabi pun merujuk pada Kyai, Dai dan ustadz NU dalam dakwah mereka melalui saran ruqyah syar’iyyah.
Kriteria Amalan pengundang khodam Jin.
Apapun bentuk amalannya walaupun murni bacaan Al-Qur’an, Sunnah atau Asmaul husna jika ditambahi tatacara dibawah ini maka amalannya ditunggangi jin.
1.Wajib dapat Ijazah, jika tidak ada ijazah maka amalannya tidak sah atau membahayakan diri.
Contohnya mengamalkan Hizb Nashr, bahr Wajib ada ijazah, jika mengamalkan tidak ada ijasah maka amalannya bisa membahayakan contohnya bisa gila. Ini berlebihan sebab Rasulullah tidak ada mengkhususkan amalan kecuali amalan itu boleh untuk seluruh umatnya.
2.Ada kiriman Al fatihah untuk malaikat, Wali, dengan harapan amalannya bisa manjur.
JIka kirim Alfatihah untuk membantu kirim palaha untuk orang mati boleh boleh saja, bahkan kirim pahala yasin juga boleh. TAPI jika kirim bacaan alfatihah untuk MINTA BANTUAN niatnya salah dan ini banyak kasus didatangi arwah wali dalam mimpi karena sering kirim Al fatihah ternyata itu penjelmaan setan yang nyamar.
3.Ada bilangan khusus, tidak boleh lebih atau kurang jika dibaca sebab sudah ada hitungannya. Contohnya membaca shalawat tertentu ini sebanyak 4444 kali ini sudah tidak ada dalilnya juga memberat beratkan seseorang mengamalkannya.
4.Diniatkan untuk mendapatkan kesaktian atau kekuatan ghoib.
Misalnya membaca Ya Qowiyyu ya matinu diniatkan untuk kebal, maka ini sudah menyalahi amalan asma’ul husna yang tidak ada dalilnya dari nabi untuk kebal baca Ya Qowiyyu ya matinu.
5.Ada riyadhoh khusus.
Seperti wajib dipuasakan sekian hari, mutih lalu hari terkakhir pati geni dan ngebleng. Riyadoh ini menyimpang dari syariat dan mengundang jin membantu.
6.Ada ujian dari makhluk ghoib.
Saya sering membaca amalan ilmu hikmah, bahwa jika berhasil melalui cobaan makhluk jin maka berhasil menguasai ilmu hikmah tersebut. Misalnya ilmu ingin mendapatkan khodam macan lalu merapal wirid khusus pada kamar gelap lalu didatangi macan ghoib yang menakut nakutinya jika tidak takut maka berhasil dapat khodam macan.
7.Ada resiko gila.
Ada pasien dari tarekat tertentu disuruh amalkan surat al ikhlas 1000 x setiap hari selama 40 hari ini wajib dalam tarekat tertentu. Pada hari keempat sampai hari keenam dia sakit dan tidak dapat menyelesaikan amalan membaca Al Ikhlas 1000x maka kata mursyidnya wajib diganti hari lain jadinya dia membaca 3000 al ikhlas, otaknya konslet ga kuat baca akhirnya GILA dan saat diruqyah banyak jin masuk dari amalannya.
PERTANYAAN KEDUA :
2. Kalangan peruqyah wahabi juga sering menuduh orang-orang tarekat menggunakan khadam. Karenanya mereka sering meruqyah orang-orang tarekat kemudian kesurupan. Malah dishare videonya di youtobe.
Afwan agak panjang, karena baru menemui langsung kasusnya belum lama ini..
JAWAB : ( Perdana Akhmad, S.Psi)
Boleh ditanyakan deh sama orang orang tarekat APA HUKUMNYA BEKERJASAMA DENGAN KHODAM JIN. Pasti jawabnnya boleh saja dan mereka punya amalan khusus untuk mengundang jin. Saya pernah membaca jika ingin ketemu khodam penjaga surat Jin maka ada ritual khusus puasa sekian kali ditempat gelap disertai membakar madad maka khodam surat Jin akan hadir jadi khodamnya.
Orang-orang tarekat banyak dibantu jin sebab mereka mengamalkan wirid-wirid dengan niat bukan murni karena Allah tapi untuk mendapatkan kesaktian atau kekuatan ghoib. Dzikirpun menyalahi syariat harus membayangkan wajah mursyidnya. Dzikir dengan konsentrasi pada titik lathifa tubuh yang sama sekali tidak ada tuntunannya dari Nabi. Atau saat sya’ir maulid ada syaikh tarekat mengaku melihat Rasul secara yaqazah heheh kalo memang Ruh Rasulullah hadir maka ga perlu Imam Bukhori jauh jauh mencari hadits cukup pake ritual tarekat bisa hadir arwah Nabi dan bisa ditanyai.
Wajar peruqyah wahabi mengatakaan orang tarekat menggunakan khodam. Tapi sekali lagi peruqyah wahabi tidak menyamaratan semua tarekat itu sesat dan syirik. Asalkan amalannya sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah maka tidaklah masalah bertarekat. Dan sayapun bertarekat, tarekat saya Salafiyyah. kami juga ga mau bekerjasama dengan Jin, menjadikan jin khodam membantu urusan dunia kami sebab dilarang Allah (QS.JIN ayat 6)
Wallahua'lam.
Perdana Akhmad, S.Psi
(Founder QHI, Dewan Syuro ARSI, Mudir Ma'had Al Abror)
www.qhi.or.id
www.quranic-healing.com
Tags
ARTIKEL RUQYAH