GUNA-GUNA WANITA SIMPANAN
(repost)
Bismillaah...
Sepasang suami isteri datang kepada kami, mereka menunggu cukup lama dikarenakan kami tidak berada di tempat. Saat kami datang, kamipun langsung mempersilahkan mereka untuk masuk.
"Assalaamu'alaikum ustadz, maaf ini kami yg tadi sms mau kesini" kata sang istri.
"Oh iya,,maaf kami baru ada keperluan di luar. Apa yang bisa kami bantu?" jawab kami.
Begini ustadz, akhir-akhir ini rumah tangga kami kurang harmonis. Semenjak suami saya pulang merantau dari Malaysia, kami sering mendapat teror telepon dari seorang wanita. Ia mengaku sebagai istri simpanan suami saya. Ia mengaku sudah menikah secara siri dengan suami saya. Ia seorang janda ustadz, ia berasal dari kota B di jawa timur. Tapi ustadz saat saya tanya suami sebelumnya ia ga mau ngaku ustadz, namun setelah didesak akhirnya iapun mengakuinya." kata sang istri menceritakan dengan panjang lebar disertai isakan tangis.
Kamipun menghela nafas, kemudian balik tanya kepada sang suami, " betul yang dikatakan istri?"
"Betul ustadz, saya mengakui semua itu, tapi saya tidak sampai melakukan nikah sirri. Saya khilaf, saya menyesal ustadz saya telah menghianati keluarga saya. Saya ingin kembali kepada keluarga ustadz. Saya ingin hidup tenang dengan keluarga, saya taubat ustadz" kata suami mengakui perbuatannya disertai isak tangis juga.
Setelah mereka berdua mengungkapkan permasalahan nya secara panjang lebar kamipun memberikan nasehat untuk terkait rumah tangga mereka.
"Baik ibu, bapak. Sebelum kita mulai ruqyahnya, kami minta kepada bapak dan ibu untuk saling meminta maaf" kata kami.
"Ustadz saya sedang halangan, apa saya boleh ikut ruqyah?" kata sang istri.
"Boleh, tapi lebih baiknya silahkan menunggu suci saja kalau mau ruqyah" jawab kami.
Akhirnya kami pun hanya meruqyah sang suami. Saat dibacakan ruqyah, kakinya terlihat tegang serta jari tangannya bergerak². Ruqyahpun usai, saat kami tanya apa yang dirasakan, ia mengatakan seperti ada yang keluar dari kaki dan tangannya.
"Ustadz kok saya yang mual, saya ingin muntah" kata sang istri yang dari tadi duduk mendampingi suaminya yang ruqyah.
"Oh..kalau begitu silahkan ibu kesini" pinta kami.
Kami pun langsung membacakan ayat kursi, dan ia langsung muntah-muntah. Sejurus kemudian ia kesurupan.
Jin: Dengan bahasa Jawa, logat Jawa timur ia berbicara (langsung kami translate); "saya tidak mau keluar"
Saya: "mengapa?"
Jin: "saya takut kalau saya keluar, saya disuruh oleh (menyebutkan namanya)
Biasanya jin takut untuk keluar, karena ia takut terhadap tukang sihir yang menyuruhnya karena ia telah gagal melaksanakan tugasnya (walloohu'alam).
Kami: " Biar bagaimanapun kamu harus keluar dari tubuh ini"
Jin: "Tidak mau.."
Kami: " Baik, sekali lagi kami perintahkan kamu keluar secara baik-baik, atau kami paksa"
Jin: "Baik saya keluar.."
Akhirnya sang istri kembali muntah-muntah, kemudian ia sadar kembali.
"Ustadz saya kenapa" tanya sang istri.
"Oh..tidak apa-apa" jawab kami, sambil memberikan isyarat pada suami agar ia yang menjawab nya.
"Baik..bapak ibu sementara cukup ruqyahnya, silahkan besok datang kesini lagi jika ibu sudah suci" pesan kami mengakhiri.
Laa haula walaa quwwata illaa billaah, semoga Allah menyatukan kembali keluarga mereka dalam naungan sakinah mawadah warahmah.
(repost)
Bismillaah...
Sepasang suami isteri datang kepada kami, mereka menunggu cukup lama dikarenakan kami tidak berada di tempat. Saat kami datang, kamipun langsung mempersilahkan mereka untuk masuk.
"Assalaamu'alaikum ustadz, maaf ini kami yg tadi sms mau kesini" kata sang istri.
"Oh iya,,maaf kami baru ada keperluan di luar. Apa yang bisa kami bantu?" jawab kami.
Begini ustadz, akhir-akhir ini rumah tangga kami kurang harmonis. Semenjak suami saya pulang merantau dari Malaysia, kami sering mendapat teror telepon dari seorang wanita. Ia mengaku sebagai istri simpanan suami saya. Ia mengaku sudah menikah secara siri dengan suami saya. Ia seorang janda ustadz, ia berasal dari kota B di jawa timur. Tapi ustadz saat saya tanya suami sebelumnya ia ga mau ngaku ustadz, namun setelah didesak akhirnya iapun mengakuinya." kata sang istri menceritakan dengan panjang lebar disertai isakan tangis.
Kamipun menghela nafas, kemudian balik tanya kepada sang suami, " betul yang dikatakan istri?"
"Betul ustadz, saya mengakui semua itu, tapi saya tidak sampai melakukan nikah sirri. Saya khilaf, saya menyesal ustadz saya telah menghianati keluarga saya. Saya ingin kembali kepada keluarga ustadz. Saya ingin hidup tenang dengan keluarga, saya taubat ustadz" kata suami mengakui perbuatannya disertai isak tangis juga.
Setelah mereka berdua mengungkapkan permasalahan nya secara panjang lebar kamipun memberikan nasehat untuk terkait rumah tangga mereka.
"Baik ibu, bapak. Sebelum kita mulai ruqyahnya, kami minta kepada bapak dan ibu untuk saling meminta maaf" kata kami.
"Ustadz saya sedang halangan, apa saya boleh ikut ruqyah?" kata sang istri.
"Boleh, tapi lebih baiknya silahkan menunggu suci saja kalau mau ruqyah" jawab kami.
Akhirnya kami pun hanya meruqyah sang suami. Saat dibacakan ruqyah, kakinya terlihat tegang serta jari tangannya bergerak². Ruqyahpun usai, saat kami tanya apa yang dirasakan, ia mengatakan seperti ada yang keluar dari kaki dan tangannya.
"Ustadz kok saya yang mual, saya ingin muntah" kata sang istri yang dari tadi duduk mendampingi suaminya yang ruqyah.
"Oh..kalau begitu silahkan ibu kesini" pinta kami.
Kami pun langsung membacakan ayat kursi, dan ia langsung muntah-muntah. Sejurus kemudian ia kesurupan.
Jin: Dengan bahasa Jawa, logat Jawa timur ia berbicara (langsung kami translate); "saya tidak mau keluar"
Saya: "mengapa?"
Jin: "saya takut kalau saya keluar, saya disuruh oleh (menyebutkan namanya)
Biasanya jin takut untuk keluar, karena ia takut terhadap tukang sihir yang menyuruhnya karena ia telah gagal melaksanakan tugasnya (walloohu'alam).
Kami: " Biar bagaimanapun kamu harus keluar dari tubuh ini"
Jin: "Tidak mau.."
Kami: " Baik, sekali lagi kami perintahkan kamu keluar secara baik-baik, atau kami paksa"
Jin: "Baik saya keluar.."
Akhirnya sang istri kembali muntah-muntah, kemudian ia sadar kembali.
"Ustadz saya kenapa" tanya sang istri.
"Oh..tidak apa-apa" jawab kami, sambil memberikan isyarat pada suami agar ia yang menjawab nya.
"Baik..bapak ibu sementara cukup ruqyahnya, silahkan besok datang kesini lagi jika ibu sudah suci" pesan kami mengakhiri.
Laa haula walaa quwwata illaa billaah, semoga Allah menyatukan kembali keluarga mereka dalam naungan sakinah mawadah warahmah.
Tags
KESAKSIAN