PERINGATAN BUAT PERUQYAH
Faisal Al Asyi
Alhamdulillah tentu kita sangat senang ruqyah syar’iyyah sudah menjamur
Para trainer ruqyah syar’iyyah sudah semakin banyak
Praktisi Ruqyah Syar’iyyah sudah semakin banyak
Antusias masyarat kaum muslimin terhadap ruqyah sudah semakin tinggi (semoga kaum muslimin di Indonesia meninggalkan para dukun)
Mungkin sebagian kita mengenal ruqyah dengan membaca buku – buku ulama islam dan ustadz bermanhaj sunnah secara otodidak
Mungkin juga sebagian dari kita mengenal dari mengikuti training ruqyah
Mungkin juga sebagian dari kita belajar ruqyah melalui media internet
Sejalan dengan waktu kemudian mencoba ruqyah diri sendiri apalagi ia juga turut mengalami gangguan
Mungkin juga ada yang langsung mulai mencoba ruqyah keluarga dan sanak family
Kemudian mencoba ruqyah tetangga dan orang sekampung ketika ada yang memintanya
Kemudian memulai membuka praktek ruqyah syar’iyyah di rumah / toko
Tentu hal ini perkara baik, sehingga masyarakat tidak pergi ke dukun
Mengenal ruqyah sya’iyyah sangat diutamakan bagi setiap individu dan keluarga
Selain untuk pengobatan non medis dapat pula untuk pengobatan medis
Namun ketika sudah terjun didalam mengobati orang lain dengan ruqyah syar’iyyah
Hendaknya orang tersebut memiliki ilmu agama yang cukup
Terlalu berbahaya jika memiliki ilmu agama yang sangat minim kemudian melakukan praktek ruqyah
jika ia tidak memiliki ilmu tauhid yang cukup, justru bisa terjerumus kepada jebakan dan tipu daya syaitan yang menggiring pada kesyirikan dan kemaksiatan. Sementara tauhid dan syirik itu perbedaannya sangat tipis, ibarat semut hitam diatas batu hitam didalam gelapnya malam. Belum lagi jin itu mengoceh, yang menyuruh aku dukun bernama fulan, yang menyuruh dukun tersebut si fulan akhirnya dibuatlah fitnah dan hingga terjadi pembakaran rumah dan pembunuhan karena percaya ucapan jin tersebut. Dan banyak lagi kerusakan – kerusakan yang lain dari ucapan – ucapan jin tersebut. Bisa saja jin tersebut langsung disuruh iblis atau raja jin agar terjadi fitnah tersebut dan akhirnya sesama manusia dan sesama kaum muslimin saling bermusuhan, saling mencurigai, berprasangka buruk, membunuh, dibuat bercerai suami istri, dan tetangga / karib kerabat saling bermusuhan. Wallahu musta’an.
Seseorang yang mengobati gangguan jin tentunya di front terdepan berinteraksi dengan jin atau syaitan secara langsung. Sementara iblis dan syaitan memiliki jam terbang tinggi dalam menyesatkan manusia.
Mulai dari jebakan langsung maupun tidak langsung dilancarkan oleh iblis dan bala tentaranya.
Dalam bentuk pujian jin kepada peruqyah (“engkau orang shalih aku takut kepadamu, engkau hebat, aku keluar demimu”) sehingga dapat menimbulkan ujub bagi peruqyah, atau dalam bentuk ajakan secara halus sehingga terjatuh dalam syirik keta’atan dan sembelihan. Contohnya jin tersebut mau keluar tapi minta disembelihkan hewan. Sementara sembelihan yang ditujukan selain Allah adalah syirik. Atau juga dengan makar lain ; jin dan bala tentaranya mengancam akan menyakiti / membunuh kita, istri atau anak – anak kita, pasien yang diobati, pasien kita yang lain atau siapapun yang berhubungan dengan kita. Kalau si peruqyah takut, maka akan terjerumus dengan syirik khauf (takut kepada selain Allah). Wal’iya dzubillah.
Belum lagi ketika ada proses dakwah terhadap jin tersebut, tentunya si peruqyah harus memiliki ilmu agama sehingga dapat mendakwahkan jin –jin tersebut untuk memeluk islam. Karena banyak jin yang tidak mengenal islam. Atau mengenal islam tapi belum merasakan efek langsung dari ayat – ayat Allah yang dibacakan, karena dengan izin Allah bisa membuat damai bagi jin tersebut, jin terpenjara, jin terbakar, jin yang sakit menjadi sehat kembali dan lain – lain. Sebagai peruqyah, tentunya tidak hanya mempelajari ilmu ruqyah saja. Tetapi harus mempelajari ilmu tauhid terlebih dahulu dan penguasaan terhadap ilmu agama islam ini.
Berikut pandangan saya pribadi kriteria menjadi peruqyah syar’iyyah :
1. Belajar ilmu tauhid, yaitu dengan Menghapal matan tsalatsatul ushul karya syeikh muhamad abdul wahab dan memahami isinya dengan membaca buku syarahnya seperti tulisan syeikh Muhammad shalih al utsaimin.
Di buku ini diperinci tentang mengenal Allah, macam – macam ibadah bentuk ketauhidan kita kepada Allah (14 macam), mengenal Agama islam, pemahaman tentang islam dan iman dan mengenal rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam. Bisa juga menghapal dan mempelajari buku tentang tauhid yang lain yang ditulis oleh ulama islam lainnya seperti syeikh salih al afauzan dan selainnya.
2. Mempelajari buku syarah kasfu syubhat dan syarah ushulus sittah yang ditulis oleh syeikh m. abdul wahhab dan disyarah oleh syeikh m. shalih al utsaimin untuk menambah wawasan tentang tauhid sebagai pelengkap dari buku diatas.
3. Menghapal Alquran minimal 3 juz ( juz 30, 29, 28), lebih banyak lebih baik.
4. Menghapal hadits arbai’n karya imam nawawi.
5. Menghapal ayat – ayat yang biasa dipergunakan untuk ruqyah dan memahami maknanya. Lebih baik lagi membaca tafsirnya sehingga ketika membaca ayat – ayat ruqyah dapat menghayatinya dengan penuh keimanan terkadang si peruqyah secara tidak sengaja menangis ketika membaca ayat – ayat Allah, dan itu efeknya luar biasa in sya Allah bagi si pasien.
6. Membaca segala buku – buku ruqyah karya ulama islam dan ustadz peruqyah seperti tulisan syeikh bin baz & ali bin muhammad, abdussalam bali, syeikh Muhammad ash shayim, syeikh ali murthada, syeikh thal’at bin fu’ad al hulwani, syeikh Muhammad al imam, tulisan syeikh abdur rauf, tulisan ust. fadhlan, ust. nuruddin dan ust. perdana akhmad, dan banyak lainnya. apabila ada yang tidak dipahami ditanyakan kepada yang ahlinya.
7. Membaca buku talbis iblis karya ibnul jauzi tentang jebakan syaitan dari berbagai keadaan.
8. Membaca buku tentang pembentengan diri dari syaitan seperti karya syeikh abdul hadi hasan wahbi.
9. Menghapal dan mengamalkan zikir pagi dan sore setiap hari
10. Belajar langsung dengan peruqyah yang sudah berpengalaman dan ikut mendampingi bagaimana cara mengobatinya, bagaimana ketika berinteraksi / berkomunikasi dengan jin, bagaimana ketika menghadapi makar jebakan / tipu daya jin, bagaimana ketika menghadapi kasus per kasus karena setiap pasien berbeda – beda tingkatan ringan atau beratnya, bagaimana menangani kasus jin tempelan, jin yang dendam, jin kiriman, jin yang cinta kepada pasien,jin iseng, jin keturunan, jin berkerajaan di dalam tubuh pasien, menangani sihir yang terhubung dengan buhul sihir dan dukun si pengirimnya, menangani adanya benda – benda sihir di dalam tubuh pasien, menangani sihir melalui makanan/minuman, menangani nafs pasien yang diculik / terpenjara. Tentunya ini butuh waktu dan kesabaran dalam belajar praktek ruqyah. Kuliah saja butuh 4 tahun, tentu belajar ruqyah tidak cukup dengan 1 hari.
11. Memperbanyak membaca alqur’an dan berzikir kepada Allah sesuai petunjuk rasulullah tanpa berbuat kebid’ahan didalamnya.
12. Tidak mengabaikan menuntut ilmu di mejelis ilmu. Karena tidak sedikit si peruqyah sibuk mengobati tapi akhirnya jarang ta’lim di majelis ilmu dan tidak bersama teman- teman yg shalih. Ibarat seekor domba yang sendirian lebih mudah diterkam oleh kawanan serigala, demikian juga dengan si peruqyah yang menyendiri dan jauh dari orang – orang shalih, lebih mudah digoda oleh syaitan. Karena kalau ia keliru tidak ada yang mengingatkannya.
13. Menjaga shalat wajib berjama’ah, shalat rawatib, shalat dhuha, shalat tahajud. Bagaimana si peruqyah melawan jin kafir dan para dukun, tapi si peruqyah lemah ibadahnya dan lemah ilmu agamanya. Sihir adalah jahat luar biasa harus dilawan dengan ilmu tauhid dan amalan shalih luar biasa dengan mengharapkan pertolongan dari Allah. Didalam banyak buku ruqyah, para ulama menasehatkan agar si peruqyah harus beraqidah lurus dan orang shalih yang taat kepada Allah.
14. Bersemangat didalam mengamalkan islam / sunnah karena Allah secara kaffah bagi diri sendiri dan keluarga.
15. Senantiasa memohon kepada Allah terlebih lagi sebelum meruqyah agar Allah memberikan perlindungan dan keselamatan yang sempurna kepada diri kita, keluarga kita dan pasien kita dan mendo’akan semoga Allah memberikan kemenangan bagi kita dan kesembuhan kepada setiap pasien yang ditangani. Jangan langsung meruqyah sebelum membentengi diri dan keluarga kita. Terkadang peruqyah juga lupa apalagi jika pasiennya banyak, sehingga tau – tau jin – jin itu sudah pindah ke istri atau anak – anak kita tanpa kita sadari. Keluarga kita jadi korban akibat kelalaian kita. Wal’iya dzubillah.
Biasanya ketika ruqyah dilakukan, terjadilah peperangan, peperangan antara haq vs kebahtilan. Peperangan ghaib antara si peruqyah dan pasien vs dukun & si penyuruhnya. jika kasus sihir, dukun tersebut akan terasa juga. Oleh karena itu, sebelum meruqyah kita berdo’a perlindungan kepada Allah sebagai preventif dari serangan- serangan dukun dan jin – jin tersebut. Ketika meruqyah, dengan izin dan kuasa Allah, dukun dan jin – jin tersebut bisa sakit bahkan mati akibat kejahatan yang mereka perbuat. Lain halnya dengan jin keturunan, jika kasus jin keturunan sudah berkerajaan di tubuh pasien, jin-jin ini biasanya juga akan menyerang ke peruqyah, keluarga si peruqyah dan sipasien. Mereka marah, rumah dan kerajaan jin tersebut hancur berantakan. Kemudian mereka membalas dendam.
Mereka jin –jin tersebut akan mengintai kita kapan kita lengah dan lalai, mereka akan masuk. Mereka akan mendatangi kita dari depan, belakang, kanan dan kiri kita. Didalam alqur'an : Iblis menjawab: ‘Kerana Engkau telah menghukum saya sesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).(Surah Al A’raf : 16-17)
Makanya kita harus membaca doa perlindungan kepada Allah, demikian juga keluarga kita dan juga pasien harus diajarkan doa / zikir pagi sore.
Sesungguhnya syaithan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada RabbNya." (QS 16 An-Nahl Ayat 99).
16. Sering muhasabah (intropeksi diri sendiri) atas kekurangan dan kesalahan diri – diri kita dan banyak memohon ampun kepada Allah serta berlindung kepada Allah dari perbuatan syirik. Karena tidak ada yang menyelamatkan kita dari terjerumus kepada kesyirikan dan dari kejahatan iblis dan bala tentaranya kecuali Allah semata. Wallahu’alam bishawwab.
Faisal Al Asyi
Alhamdulillah tentu kita sangat senang ruqyah syar’iyyah sudah menjamur
Para trainer ruqyah syar’iyyah sudah semakin banyak
Praktisi Ruqyah Syar’iyyah sudah semakin banyak
Antusias masyarat kaum muslimin terhadap ruqyah sudah semakin tinggi (semoga kaum muslimin di Indonesia meninggalkan para dukun)
Mungkin sebagian kita mengenal ruqyah dengan membaca buku – buku ulama islam dan ustadz bermanhaj sunnah secara otodidak
Mungkin juga sebagian dari kita mengenal dari mengikuti training ruqyah
Mungkin juga sebagian dari kita belajar ruqyah melalui media internet
Sejalan dengan waktu kemudian mencoba ruqyah diri sendiri apalagi ia juga turut mengalami gangguan
Mungkin juga ada yang langsung mulai mencoba ruqyah keluarga dan sanak family
Kemudian mencoba ruqyah tetangga dan orang sekampung ketika ada yang memintanya
Kemudian memulai membuka praktek ruqyah syar’iyyah di rumah / toko
Tentu hal ini perkara baik, sehingga masyarakat tidak pergi ke dukun
Mengenal ruqyah sya’iyyah sangat diutamakan bagi setiap individu dan keluarga
Selain untuk pengobatan non medis dapat pula untuk pengobatan medis
Namun ketika sudah terjun didalam mengobati orang lain dengan ruqyah syar’iyyah
Hendaknya orang tersebut memiliki ilmu agama yang cukup
Terlalu berbahaya jika memiliki ilmu agama yang sangat minim kemudian melakukan praktek ruqyah
jika ia tidak memiliki ilmu tauhid yang cukup, justru bisa terjerumus kepada jebakan dan tipu daya syaitan yang menggiring pada kesyirikan dan kemaksiatan. Sementara tauhid dan syirik itu perbedaannya sangat tipis, ibarat semut hitam diatas batu hitam didalam gelapnya malam. Belum lagi jin itu mengoceh, yang menyuruh aku dukun bernama fulan, yang menyuruh dukun tersebut si fulan akhirnya dibuatlah fitnah dan hingga terjadi pembakaran rumah dan pembunuhan karena percaya ucapan jin tersebut. Dan banyak lagi kerusakan – kerusakan yang lain dari ucapan – ucapan jin tersebut. Bisa saja jin tersebut langsung disuruh iblis atau raja jin agar terjadi fitnah tersebut dan akhirnya sesama manusia dan sesama kaum muslimin saling bermusuhan, saling mencurigai, berprasangka buruk, membunuh, dibuat bercerai suami istri, dan tetangga / karib kerabat saling bermusuhan. Wallahu musta’an.
Seseorang yang mengobati gangguan jin tentunya di front terdepan berinteraksi dengan jin atau syaitan secara langsung. Sementara iblis dan syaitan memiliki jam terbang tinggi dalam menyesatkan manusia.
Mulai dari jebakan langsung maupun tidak langsung dilancarkan oleh iblis dan bala tentaranya.
Dalam bentuk pujian jin kepada peruqyah (“engkau orang shalih aku takut kepadamu, engkau hebat, aku keluar demimu”) sehingga dapat menimbulkan ujub bagi peruqyah, atau dalam bentuk ajakan secara halus sehingga terjatuh dalam syirik keta’atan dan sembelihan. Contohnya jin tersebut mau keluar tapi minta disembelihkan hewan. Sementara sembelihan yang ditujukan selain Allah adalah syirik. Atau juga dengan makar lain ; jin dan bala tentaranya mengancam akan menyakiti / membunuh kita, istri atau anak – anak kita, pasien yang diobati, pasien kita yang lain atau siapapun yang berhubungan dengan kita. Kalau si peruqyah takut, maka akan terjerumus dengan syirik khauf (takut kepada selain Allah). Wal’iya dzubillah.
Belum lagi ketika ada proses dakwah terhadap jin tersebut, tentunya si peruqyah harus memiliki ilmu agama sehingga dapat mendakwahkan jin –jin tersebut untuk memeluk islam. Karena banyak jin yang tidak mengenal islam. Atau mengenal islam tapi belum merasakan efek langsung dari ayat – ayat Allah yang dibacakan, karena dengan izin Allah bisa membuat damai bagi jin tersebut, jin terpenjara, jin terbakar, jin yang sakit menjadi sehat kembali dan lain – lain. Sebagai peruqyah, tentunya tidak hanya mempelajari ilmu ruqyah saja. Tetapi harus mempelajari ilmu tauhid terlebih dahulu dan penguasaan terhadap ilmu agama islam ini.
Berikut pandangan saya pribadi kriteria menjadi peruqyah syar’iyyah :
1. Belajar ilmu tauhid, yaitu dengan Menghapal matan tsalatsatul ushul karya syeikh muhamad abdul wahab dan memahami isinya dengan membaca buku syarahnya seperti tulisan syeikh Muhammad shalih al utsaimin.
Di buku ini diperinci tentang mengenal Allah, macam – macam ibadah bentuk ketauhidan kita kepada Allah (14 macam), mengenal Agama islam, pemahaman tentang islam dan iman dan mengenal rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam. Bisa juga menghapal dan mempelajari buku tentang tauhid yang lain yang ditulis oleh ulama islam lainnya seperti syeikh salih al afauzan dan selainnya.
2. Mempelajari buku syarah kasfu syubhat dan syarah ushulus sittah yang ditulis oleh syeikh m. abdul wahhab dan disyarah oleh syeikh m. shalih al utsaimin untuk menambah wawasan tentang tauhid sebagai pelengkap dari buku diatas.
3. Menghapal Alquran minimal 3 juz ( juz 30, 29, 28), lebih banyak lebih baik.
4. Menghapal hadits arbai’n karya imam nawawi.
5. Menghapal ayat – ayat yang biasa dipergunakan untuk ruqyah dan memahami maknanya. Lebih baik lagi membaca tafsirnya sehingga ketika membaca ayat – ayat ruqyah dapat menghayatinya dengan penuh keimanan terkadang si peruqyah secara tidak sengaja menangis ketika membaca ayat – ayat Allah, dan itu efeknya luar biasa in sya Allah bagi si pasien.
6. Membaca segala buku – buku ruqyah karya ulama islam dan ustadz peruqyah seperti tulisan syeikh bin baz & ali bin muhammad, abdussalam bali, syeikh Muhammad ash shayim, syeikh ali murthada, syeikh thal’at bin fu’ad al hulwani, syeikh Muhammad al imam, tulisan syeikh abdur rauf, tulisan ust. fadhlan, ust. nuruddin dan ust. perdana akhmad, dan banyak lainnya. apabila ada yang tidak dipahami ditanyakan kepada yang ahlinya.
7. Membaca buku talbis iblis karya ibnul jauzi tentang jebakan syaitan dari berbagai keadaan.
8. Membaca buku tentang pembentengan diri dari syaitan seperti karya syeikh abdul hadi hasan wahbi.
9. Menghapal dan mengamalkan zikir pagi dan sore setiap hari
10. Belajar langsung dengan peruqyah yang sudah berpengalaman dan ikut mendampingi bagaimana cara mengobatinya, bagaimana ketika berinteraksi / berkomunikasi dengan jin, bagaimana ketika menghadapi makar jebakan / tipu daya jin, bagaimana ketika menghadapi kasus per kasus karena setiap pasien berbeda – beda tingkatan ringan atau beratnya, bagaimana menangani kasus jin tempelan, jin yang dendam, jin kiriman, jin yang cinta kepada pasien,jin iseng, jin keturunan, jin berkerajaan di dalam tubuh pasien, menangani sihir yang terhubung dengan buhul sihir dan dukun si pengirimnya, menangani adanya benda – benda sihir di dalam tubuh pasien, menangani sihir melalui makanan/minuman, menangani nafs pasien yang diculik / terpenjara. Tentunya ini butuh waktu dan kesabaran dalam belajar praktek ruqyah. Kuliah saja butuh 4 tahun, tentu belajar ruqyah tidak cukup dengan 1 hari.
11. Memperbanyak membaca alqur’an dan berzikir kepada Allah sesuai petunjuk rasulullah tanpa berbuat kebid’ahan didalamnya.
12. Tidak mengabaikan menuntut ilmu di mejelis ilmu. Karena tidak sedikit si peruqyah sibuk mengobati tapi akhirnya jarang ta’lim di majelis ilmu dan tidak bersama teman- teman yg shalih. Ibarat seekor domba yang sendirian lebih mudah diterkam oleh kawanan serigala, demikian juga dengan si peruqyah yang menyendiri dan jauh dari orang – orang shalih, lebih mudah digoda oleh syaitan. Karena kalau ia keliru tidak ada yang mengingatkannya.
13. Menjaga shalat wajib berjama’ah, shalat rawatib, shalat dhuha, shalat tahajud. Bagaimana si peruqyah melawan jin kafir dan para dukun, tapi si peruqyah lemah ibadahnya dan lemah ilmu agamanya. Sihir adalah jahat luar biasa harus dilawan dengan ilmu tauhid dan amalan shalih luar biasa dengan mengharapkan pertolongan dari Allah. Didalam banyak buku ruqyah, para ulama menasehatkan agar si peruqyah harus beraqidah lurus dan orang shalih yang taat kepada Allah.
14. Bersemangat didalam mengamalkan islam / sunnah karena Allah secara kaffah bagi diri sendiri dan keluarga.
15. Senantiasa memohon kepada Allah terlebih lagi sebelum meruqyah agar Allah memberikan perlindungan dan keselamatan yang sempurna kepada diri kita, keluarga kita dan pasien kita dan mendo’akan semoga Allah memberikan kemenangan bagi kita dan kesembuhan kepada setiap pasien yang ditangani. Jangan langsung meruqyah sebelum membentengi diri dan keluarga kita. Terkadang peruqyah juga lupa apalagi jika pasiennya banyak, sehingga tau – tau jin – jin itu sudah pindah ke istri atau anak – anak kita tanpa kita sadari. Keluarga kita jadi korban akibat kelalaian kita. Wal’iya dzubillah.
Biasanya ketika ruqyah dilakukan, terjadilah peperangan, peperangan antara haq vs kebahtilan. Peperangan ghaib antara si peruqyah dan pasien vs dukun & si penyuruhnya. jika kasus sihir, dukun tersebut akan terasa juga. Oleh karena itu, sebelum meruqyah kita berdo’a perlindungan kepada Allah sebagai preventif dari serangan- serangan dukun dan jin – jin tersebut. Ketika meruqyah, dengan izin dan kuasa Allah, dukun dan jin – jin tersebut bisa sakit bahkan mati akibat kejahatan yang mereka perbuat. Lain halnya dengan jin keturunan, jika kasus jin keturunan sudah berkerajaan di tubuh pasien, jin-jin ini biasanya juga akan menyerang ke peruqyah, keluarga si peruqyah dan sipasien. Mereka marah, rumah dan kerajaan jin tersebut hancur berantakan. Kemudian mereka membalas dendam.
Mereka jin –jin tersebut akan mengintai kita kapan kita lengah dan lalai, mereka akan masuk. Mereka akan mendatangi kita dari depan, belakang, kanan dan kiri kita. Didalam alqur'an : Iblis menjawab: ‘Kerana Engkau telah menghukum saya sesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).(Surah Al A’raf : 16-17)
Makanya kita harus membaca doa perlindungan kepada Allah, demikian juga keluarga kita dan juga pasien harus diajarkan doa / zikir pagi sore.
Sesungguhnya syaithan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada RabbNya." (QS 16 An-Nahl Ayat 99).
16. Sering muhasabah (intropeksi diri sendiri) atas kekurangan dan kesalahan diri – diri kita dan banyak memohon ampun kepada Allah serta berlindung kepada Allah dari perbuatan syirik. Karena tidak ada yang menyelamatkan kita dari terjerumus kepada kesyirikan dan dari kejahatan iblis dan bala tentaranya kecuali Allah semata. Wallahu’alam bishawwab.
Tags
ARTIKEL RUQYAH