MENGENALI MACAM-MACAM ILMU PELET DAN RUQYAH MANDIRI NYA
Oleh Muhammad Hafidz
Ilmu Jaran Goyang
Ilmu jaran goyang ini dipercaya sangat ampuh untuk memikat hati lawan jenis terutama wanita. Wanita yang terkena jaran goyang ini akan jatuh cinta dengan cinta yang mengebu-gebu; bahkan si wanita ingin sekali melakukan hubungan badan dengan si pengirim.
Ilmu ini memiliki beberapa level ilmu jaran goyang. Dipercaya bahwa ilmu ini mempergunakan makhluk gaib yang berkepala kuda untuk memperlancar hubungan pengirim dengan korbannya.
Untuk melakukan ilmu jaran goyang ini tidaklah mudah, perlu persyaratan yang cukup sulit untuk memenuhinya. Dari puasa 40 hari 40 malam, beli sesajen, beli ayam jenis tertentu, dan ritual doa lainnya.
Apabila anda terkena sihir pelet ini maka akan merasakan :
Ciri-ciri seseorang yang terkena pelet, baik laki-laki maupun perempuan:
1. Rasa cinta yang menggebu-gebu di luar kewajaran terhadap seseorang
2. Keinginan yang sangat kuat untuk memperbanyak jima'/hubungan seks
3. Rasa rindu yang amat sangat untuk selalu bertemu orang yang memeletnya
4. Sering sakit, pusing yang berkepanjangan, sakit kepala, juga sakit terutama di daerah pundak, sakit lambung tanpa ada sebab secara medis, dll
5. Sering mengeluarkan air mata tanpa sebab, terutama ketika membayangkan wajah orang yang memeletnya
6. Terobsesi dan bersedia melakukan apapun yang diperintahkan orang yang memeletnya
7. Merasa sakit atau tidak nyaman, namun rasa tersebut hilang ketika bertemu dengan yang memeletnya
8. Mulai kehilangan selera makan
9 bermimpi orang yang memelet nya terus menerus
10. tunduk kepada pemelet dan tidak dapat menolak permintaannya
Apabila anda merasakan hal di atas maka lakukan lah Ruqyah mandiri di bawah ini untuk mengobati sakit anda :
CARA RUQYAH MANDIRI
1. Siapkan air untuk diminum atau di mandikan
2. Bacakan Alfatiha, ayat kursi, 3 qul, al arof 117-122, toha 69, yunus 81-82 setiap 1 surat doa ya Allah jadikanlah air ini sebagai pembatal sihir yg ada di fulan , ya Allah batalkanlah sihir yg ada pada otaknya, ya Allah jika bayangan wajah yang selalu terbayang adalah karena sihir maka batalkanlah ya Allah, ya Allah jika perasaan sukanya di karenakan sihir maka batalkanlah ya Allah, ya Allah batalkanlah sihir yang ada pada lambungnya, ya Allah engkaulah yang maha kuasa atad segala sesuatu laa haula wala quwwata illa billah
3. Keluarga pasien berdoa kebaikan untuk yang di pelet lalu, berdoa agar Allah menghancurkan sihir yang ada pada tubuh si fulan/fulanah, lalu bacakan 3 qul 7x tiupkan ke air ( OPSIONAL )
4. Berikan kepada orang tersebut , insyaa Allah akan langsung bereaksi jika ada sihirnya , reaksinya bisa macam2 yaitu lemas, mual2 , tidak enak badan, muntah2 dll, jika muntahnya ada warna hitam atau kuning maka insyaa Allah sihirnya Allah ta'ala hilangkan
5 Usap kepala anda sampai semua banyangan tentang pemelet itu hilang sambil terus membacakan Alfatiha, ayat kursi, 3 qul, al arof 117-122, toha 69, yunus 81-82
6. Usap Dada dan perut sampai rasa cinta dan perasaan sayang kepada orang itu hilang atau menjadi biasa sambil
Bacakan Alfatiha, ayat kursi, 3 qul, al arof 117-122, toha 69, yunus 81-82
Lakukanlah ruqyah mandiri di atas secara rutin sampai hilang semua gangguan anda
PENCEGAHAN AGAR TIDAK KENA SIHIR MAHABAH ATAU PELET
Pertama: Membentengi diri dengan dzikir-dzikir yang sesuai syar’i, doa-doa dan bacaan-bacaan untuk memohon perlindungan kepada Allah yang ada dalilnya, diantaranya:
1) Membaca ayat kursi setiap selesai sholat wajib, setelah membaca dzikir-dzikir yang disyari’atkan, setelah salam (lihat Ash-Shahihah: 972)
2) Membaca ayat kursi setiap sebelum tidur (lihat Shahih Al-Bukhari bersama Al-Fath, 2/487). Ayat kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur’an, Allah ta’ala berfirman,
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al-Baqoroh: 255]
3) Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai sholat wajib (lihat Shahih At-Tirmidzi, 2/8)
4) Membaca 3 surat ini masing-masing tiga kali di awal hari setelah sholat Shubuh dan awal malam setelah sholat Maghrib (lihat Shahih At-Tirmidzi, 3/182)
5) Membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas tiga kali, setiap selesai surat ketiga meniup ke kedua tangan dan mengusapnya ke seluruh tubuh semampunya (lihat Shahih Al-Bukhari bersama Al-Fath, 9/62 dan Shahih Muslim, 4/1723)
6) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh di awal malam, yaitu:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ 286
“Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.” [Al-Baqoroh: 285-286]
7) Membaca ta’awudz berikut ini di pagi dan petang hari, dan ketika mendatangi tempat mana saja, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
إِذَا نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلاً فَلْيَقُلْ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. فَإِنَّهُ لاَ يَضُرُّهُ شَىْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْه
“Apabila seorang diantara kalian mendatangi suatu tempat hendaklah membaca:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“A’uudzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq.”
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.” Maka sesungguhnya (jika dia membaca doa tersebut) tidak ada apa pun yang dapat membahayakannya sampai dia meninggalkan tempat itu.” [HR. Muslim dari Khaulah binti Hakim As-Sulamiyyah radhiyallahu’anha]
8) Membaca di pagi hari tiga kali dan sore hari tiga kali, dzikir berikut ini,
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ، فِي الْأَرْضِ، وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di langit dan di bumi, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhu, Shahih Ibni Majah, 2/332]
Kedua: Menempuh sebab-sebab yang disyari’atkan untuk mencegah sihir, diantaranya adalah makan kurma ‘ajwa, lebih afdhal ‘ajwa Madinah tujuh butir setiap pagi. Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnu Baz rahimahullah berkata,
وقد صح عنه صلى الله عليه وسلم : « من تصبح بسبع تمرات من عجوة المدينة لم يضره سحر ولا سم » ، وفي رواية : « مما بين لابتيها » ، يعني : من جميع تمر المدينة , العجوة وغير العجوة , كما رواه مسلم في الصحيح , ويرجى أن ينفع الله بذلك التمر كله , لكن نص على المدينة ; لفضل تمرها والخصوصية فيه , ويرجى : أن الله ينفع ببقية التمر إذا تصبح بسبع تمرات , وقد يكون صلى الله عليه وسلم ذكر ذلك ؛ لفضل خاص , ومعلم خاص لتمر المدينة لا يمنع من وجود تلك الفائدة من أنواع التمر الأخرى التي أشار إليها عليه الصلاة والسلام , وأظنه جاء في بعض الروايات : “من تمر” من غير قيد
“Dan telah shahih dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ، وَلَا سِحْرٌ
“Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma ‘ajwa Madinah di waktu pagi maka tidak ada sihir atau racun yang membahayakannya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Dan dalam riwayat yang lain,
مِمَّا بَيْنَ لَابَتَيْهَا
“(Kurma) yang berasal dari antara dua bukitnya (Madinah) yang berbatu hitam.” (HR. Muslim)
Maknanya, dari seluruh jenis kurma Madinah, apakah ‘ajwa atau selain ‘ajwa, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Ash-Shahih tersebut.
Dan DIHARAPKAN semoga Allah ta’ala memberikan manfaat dengan seluruh jenis kurma, akan tetapi teks hadits adalah kurma Madinah, karena keutamaan kurmanya dan kekhususannya. Dan DIHARAPKAN semoga Allah memberikan manfaat dengan semua jenis kurma jika seseorang memakan tujuh butir kurma di waktu pagi. Dan bisa jadi pula, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menyebutkan kurma Madinah karena keutamaan dan keistimewaan khusus yang dimilikinya, sehingga tidak menghalangi adanya faidah dari jenis-jenis kurma lainnya yang telah diisyaratkan oleh Nabi ‘alahis sholaatu was sallam, dan aku mengira telah datang pada sebagian riwayat, “Dari kurma mana saja” tanpa adanya pengkhususan (terhadap kurma ‘ajwa atau Madinah saja).”
Oleh Muhammad Hafidz
Ilmu Jaran Goyang
Ilmu jaran goyang ini dipercaya sangat ampuh untuk memikat hati lawan jenis terutama wanita. Wanita yang terkena jaran goyang ini akan jatuh cinta dengan cinta yang mengebu-gebu; bahkan si wanita ingin sekali melakukan hubungan badan dengan si pengirim.
Ilmu ini memiliki beberapa level ilmu jaran goyang. Dipercaya bahwa ilmu ini mempergunakan makhluk gaib yang berkepala kuda untuk memperlancar hubungan pengirim dengan korbannya.
Untuk melakukan ilmu jaran goyang ini tidaklah mudah, perlu persyaratan yang cukup sulit untuk memenuhinya. Dari puasa 40 hari 40 malam, beli sesajen, beli ayam jenis tertentu, dan ritual doa lainnya.
Apabila anda terkena sihir pelet ini maka akan merasakan :
Ciri-ciri seseorang yang terkena pelet, baik laki-laki maupun perempuan:
1. Rasa cinta yang menggebu-gebu di luar kewajaran terhadap seseorang
2. Keinginan yang sangat kuat untuk memperbanyak jima'/hubungan seks
3. Rasa rindu yang amat sangat untuk selalu bertemu orang yang memeletnya
4. Sering sakit, pusing yang berkepanjangan, sakit kepala, juga sakit terutama di daerah pundak, sakit lambung tanpa ada sebab secara medis, dll
5. Sering mengeluarkan air mata tanpa sebab, terutama ketika membayangkan wajah orang yang memeletnya
6. Terobsesi dan bersedia melakukan apapun yang diperintahkan orang yang memeletnya
7. Merasa sakit atau tidak nyaman, namun rasa tersebut hilang ketika bertemu dengan yang memeletnya
8. Mulai kehilangan selera makan
9 bermimpi orang yang memelet nya terus menerus
10. tunduk kepada pemelet dan tidak dapat menolak permintaannya
Apabila anda merasakan hal di atas maka lakukan lah Ruqyah mandiri di bawah ini untuk mengobati sakit anda :
CARA RUQYAH MANDIRI
1. Siapkan air untuk diminum atau di mandikan
2. Bacakan Alfatiha, ayat kursi, 3 qul, al arof 117-122, toha 69, yunus 81-82 setiap 1 surat doa ya Allah jadikanlah air ini sebagai pembatal sihir yg ada di fulan , ya Allah batalkanlah sihir yg ada pada otaknya, ya Allah jika bayangan wajah yang selalu terbayang adalah karena sihir maka batalkanlah ya Allah, ya Allah jika perasaan sukanya di karenakan sihir maka batalkanlah ya Allah, ya Allah batalkanlah sihir yang ada pada lambungnya, ya Allah engkaulah yang maha kuasa atad segala sesuatu laa haula wala quwwata illa billah
3. Keluarga pasien berdoa kebaikan untuk yang di pelet lalu, berdoa agar Allah menghancurkan sihir yang ada pada tubuh si fulan/fulanah, lalu bacakan 3 qul 7x tiupkan ke air ( OPSIONAL )
4. Berikan kepada orang tersebut , insyaa Allah akan langsung bereaksi jika ada sihirnya , reaksinya bisa macam2 yaitu lemas, mual2 , tidak enak badan, muntah2 dll, jika muntahnya ada warna hitam atau kuning maka insyaa Allah sihirnya Allah ta'ala hilangkan
5 Usap kepala anda sampai semua banyangan tentang pemelet itu hilang sambil terus membacakan Alfatiha, ayat kursi, 3 qul, al arof 117-122, toha 69, yunus 81-82
6. Usap Dada dan perut sampai rasa cinta dan perasaan sayang kepada orang itu hilang atau menjadi biasa sambil
Bacakan Alfatiha, ayat kursi, 3 qul, al arof 117-122, toha 69, yunus 81-82
Lakukanlah ruqyah mandiri di atas secara rutin sampai hilang semua gangguan anda
PENCEGAHAN AGAR TIDAK KENA SIHIR MAHABAH ATAU PELET
Pertama: Membentengi diri dengan dzikir-dzikir yang sesuai syar’i, doa-doa dan bacaan-bacaan untuk memohon perlindungan kepada Allah yang ada dalilnya, diantaranya:
1) Membaca ayat kursi setiap selesai sholat wajib, setelah membaca dzikir-dzikir yang disyari’atkan, setelah salam (lihat Ash-Shahihah: 972)
2) Membaca ayat kursi setiap sebelum tidur (lihat Shahih Al-Bukhari bersama Al-Fath, 2/487). Ayat kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur’an, Allah ta’ala berfirman,
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al-Baqoroh: 255]
3) Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai sholat wajib (lihat Shahih At-Tirmidzi, 2/8)
4) Membaca 3 surat ini masing-masing tiga kali di awal hari setelah sholat Shubuh dan awal malam setelah sholat Maghrib (lihat Shahih At-Tirmidzi, 3/182)
5) Membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas tiga kali, setiap selesai surat ketiga meniup ke kedua tangan dan mengusapnya ke seluruh tubuh semampunya (lihat Shahih Al-Bukhari bersama Al-Fath, 9/62 dan Shahih Muslim, 4/1723)
6) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh di awal malam, yaitu:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ 286
“Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.” [Al-Baqoroh: 285-286]
7) Membaca ta’awudz berikut ini di pagi dan petang hari, dan ketika mendatangi tempat mana saja, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
إِذَا نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلاً فَلْيَقُلْ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. فَإِنَّهُ لاَ يَضُرُّهُ شَىْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْه
“Apabila seorang diantara kalian mendatangi suatu tempat hendaklah membaca:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“A’uudzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq.”
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.” Maka sesungguhnya (jika dia membaca doa tersebut) tidak ada apa pun yang dapat membahayakannya sampai dia meninggalkan tempat itu.” [HR. Muslim dari Khaulah binti Hakim As-Sulamiyyah radhiyallahu’anha]
8) Membaca di pagi hari tiga kali dan sore hari tiga kali, dzikir berikut ini,
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ، فِي الْأَرْضِ، وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di langit dan di bumi, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhu, Shahih Ibni Majah, 2/332]
Kedua: Menempuh sebab-sebab yang disyari’atkan untuk mencegah sihir, diantaranya adalah makan kurma ‘ajwa, lebih afdhal ‘ajwa Madinah tujuh butir setiap pagi. Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnu Baz rahimahullah berkata,
وقد صح عنه صلى الله عليه وسلم : « من تصبح بسبع تمرات من عجوة المدينة لم يضره سحر ولا سم » ، وفي رواية : « مما بين لابتيها » ، يعني : من جميع تمر المدينة , العجوة وغير العجوة , كما رواه مسلم في الصحيح , ويرجى أن ينفع الله بذلك التمر كله , لكن نص على المدينة ; لفضل تمرها والخصوصية فيه , ويرجى : أن الله ينفع ببقية التمر إذا تصبح بسبع تمرات , وقد يكون صلى الله عليه وسلم ذكر ذلك ؛ لفضل خاص , ومعلم خاص لتمر المدينة لا يمنع من وجود تلك الفائدة من أنواع التمر الأخرى التي أشار إليها عليه الصلاة والسلام , وأظنه جاء في بعض الروايات : “من تمر” من غير قيد
“Dan telah shahih dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ، وَلَا سِحْرٌ
“Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma ‘ajwa Madinah di waktu pagi maka tidak ada sihir atau racun yang membahayakannya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Dan dalam riwayat yang lain,
مِمَّا بَيْنَ لَابَتَيْهَا
“(Kurma) yang berasal dari antara dua bukitnya (Madinah) yang berbatu hitam.” (HR. Muslim)
Maknanya, dari seluruh jenis kurma Madinah, apakah ‘ajwa atau selain ‘ajwa, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Ash-Shahih tersebut.
Dan DIHARAPKAN semoga Allah ta’ala memberikan manfaat dengan seluruh jenis kurma, akan tetapi teks hadits adalah kurma Madinah, karena keutamaan kurmanya dan kekhususannya. Dan DIHARAPKAN semoga Allah memberikan manfaat dengan semua jenis kurma jika seseorang memakan tujuh butir kurma di waktu pagi. Dan bisa jadi pula, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menyebutkan kurma Madinah karena keutamaan dan keistimewaan khusus yang dimilikinya, sehingga tidak menghalangi adanya faidah dari jenis-jenis kurma lainnya yang telah diisyaratkan oleh Nabi ‘alahis sholaatu was sallam, dan aku mengira telah datang pada sebagian riwayat, “Dari kurma mana saja” tanpa adanya pengkhususan (terhadap kurma ‘ajwa atau Madinah saja).”