*LANGKAH LANGKAH RUQYAH TANPA KESURUPAN*
_by M Nadhif Khalyani_
_diposting di RLC_
Seiring waktu, ruqyah Syar'iyyah banyak mengalami perkembangan, baik dari cara, konsep dan pernik perniknya. Selama perkembangan tersebut telah didiskusikan dengan para 'alim ulama, memiliki pijakan/sandaran, dan dalam batas batas yang dibenarkan maka hal ini patut disyukuri. Semoga hal ini adalah bentuk Rahmat Alloh atas ummat ini. Persoalannyatak pada kemampuan untuk berlapang hati atas perkembangan tersebut.
Salah satu metode ruqyah yang berkembang adalah meruqyah tanpa kesurupan. Sebenarnya ini adalah istilah untuk memudahkan memahami bukan sesuatu yang kaku dan mutlak seperti istilah yang dipakai itu sendiri. Yang dituju dalam metode ini adalah memaksimalkan kesadaran diri dalam proses terapinya. Tanpa menafikan terjadinya situasi kesurupan secara mutlak.
Sebagai metode maka ruqyah tanpa kesurupan tidak lebih hanya pilihan dalam proses terapi. Sebagaimana memilih ruqyah dengan kesurupan juga merupakan pilihan. Keduanya adalah kemudahan, ilmu dan rahmat yang Alloh anugrahkan kepada ummat. Keduanya bisa diaplikasikan sesuai kondisinya masing-masing.
_Terkadang meruqyah tanpa kesurupan adalah pilihan bijak._
_Tetapi tidak jarang, kesurupan adalah pilihan terbaik, yang tidak bisa dihindari dan harus terjadi dalam proses terapi._
Semua ada tempatnya.
Bagi yang ingin mencoba _pilihan_ ruqyah tanpa kesurupan, cermati lah kisah berikut :
Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, *"Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!"*
Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu! Diam!”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, *"Mendekatlah."*
Pemuda itu pun mendekat lalu duduk.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, *"Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?"*
*"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"* sahut pemuda itu.
*"Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka dizinai."*
Lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, *"Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?"*
*"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"* pemuda itu kembali menjawab.
*"Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka dizinai."*
*"Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?"*
*"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"*
*"Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai."*
*"Relakah engkau jika bibi – dari jalur bapakmu – dizinai?"*
*"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"*
*"Begitulah pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai."*
*"Relakah engkau jika bibi – dari jalur ibumu – dizinai?"*
*"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"*
*"Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai."*
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, *_"Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya."_*
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina.
*) Lihat hadits riwayat Ahmad, no. 22211; sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani.
Apa pelajaran berharga dalam proses yang dilakukan Nabi pada pemuda tersebut?
Ini adalah step step penting dalam proses terapi.
a. Penyadaran.
Terapi diposisikan sebagai konseling.
Jika dibawa dalam ranah ruqyah, maka ruqyah yang dipakai dalam kasus ini adalah ruqyah dengan pendekatan konseling, bukan ruqyah dengan pendekatan pertempuran.
Karena pendekatan yang dipilih adalah konseling maka hal mendasar yang perlu dilakukan sebelum terapi adalah membangun kesadaran atas kesalahan, meluruskan persepsi, membongkar keyakinan yang salah, menumpukan empati, melunakan hati.
mengajak bersyukur Krn sebelumnya hati dipenuhi keluh kesah
mengajak memaafkan untuk meluruskan masa lalu yang penuh dendam dan permusuhan.
Mengajak berbakti setelah hidup banyak mengecewakan orang tua, dan seterusnya.
Point utama dalam step ini adalah mengubah pasien untuk siap menjadi 'orang baru', dengan kondisi pemahaman dan jiwa yang lebih baik dari sebelumnya.
Memunculkan sisi manusiawi dan nuraninya secara maksimal.
b. Memohonkan ampun.
Pada step ini, pasien didoakan semoga Alloh mengampuni kekhilafannya.
Dengan kata lain, setelah pasien menyadari sisi yang tidak baik dalam dirinya dan siap berubah, maka langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk bertaubat.
Dengan sebenarnya taubat, hingga dia meletakkan taubat dan memburu ampunan Alloh sebagai tujuan terbesar dalam hidupnya. Bukan lagi kesembuhan sebagai obsesi terbesarnya.
c. Mendoakan kebersihan hati dan jiwanya.
Ajaklah diri kita untuk memahami besar nya pahala dalam setiap musibah.
Ajaklah diri kita untuk menyadari limpahan kebaikan dan nikmat Alloh atas diri kita
Ajaklah untuk membersihkan diri dari sifat buruk yang pernah melekat dalam diri kita.
Mohonlah kepada Alloh agar Alloh anugrahkan pada diri kita hati yang lapang, jiwa yang penuh rasa syukur dan sabar, hati dan lisan yang mudah memaafkan.
Mintalah pada Alloh agar dicabut semua dendam dan kemarahan yang masih tersembunyi.
Mintalah pada Alloh agar Alloh ganti kesedihan dengan kebahagiaan, hati yang sempit menjadi lapang, kecewa diganti menjadi ridho, ragu menjadi yakin, lemah menjadi kuat, kufur menjadi syukur, takabur menjadi tawadhu, cinta dunia menjadi cinta akhirat.
Dan seterusnya.
Mintalah pada Alloh agar DIA membersihkan diri kita dari hal hal yang tidak diridhoiNYA.
d. Doakan dhohirnya.
Disinilah keluhan sakit terjadi. Dan disitu pula, kemungkinan jin berulah.
Maka pada step ini, doakanlah tubuhnya agar Alloh jaga di keburukan keburukan, dari dosa, penyakit dan gangguan jin.
Doakan dengan doa perlindungan untuk badannya
Doakan dengan doa kesembuhan untuk tubuhnya sakit
Doakan dengan membaca ayat ayat dan doa ma'tsurat untuk kesembuhan dan perlindungan.
Doakan agar Alloh sembuhkan semua keluhannya, baik keluhan karena sakit fisik, gangguan jin atau 'ain yang memompa tubuhnya.
Doakan secara spesifik bagian tubuh yang biasa digunakan dalam keburukan atau bermasalah (spt dalam kisah diatas)
Ini salah satu cara dalam ruqyah dengan pendekatan konseling untuk menuju target tanpa kesurupan.
Masih ada beberapa cara yang dibisa dipakai dalam ruqyah dengan pendekatan konseling dan tanpa Kesurupan ini. Semoga pembahasan diatas bisa membuka wawasan kita bersama. Aamiin.
Apakah ini efektif untuk mencapai sasaran utama terapi yakni kesembuhan?????
Selamat mencoba.
Baarakallohu fiikum
Sampit, 4 November 2017
_by M Nadhif Khalyani_
_diposting di RLC_
Seiring waktu, ruqyah Syar'iyyah banyak mengalami perkembangan, baik dari cara, konsep dan pernik perniknya. Selama perkembangan tersebut telah didiskusikan dengan para 'alim ulama, memiliki pijakan/sandaran, dan dalam batas batas yang dibenarkan maka hal ini patut disyukuri. Semoga hal ini adalah bentuk Rahmat Alloh atas ummat ini. Persoalannyatak pada kemampuan untuk berlapang hati atas perkembangan tersebut.
Salah satu metode ruqyah yang berkembang adalah meruqyah tanpa kesurupan. Sebenarnya ini adalah istilah untuk memudahkan memahami bukan sesuatu yang kaku dan mutlak seperti istilah yang dipakai itu sendiri. Yang dituju dalam metode ini adalah memaksimalkan kesadaran diri dalam proses terapinya. Tanpa menafikan terjadinya situasi kesurupan secara mutlak.
Sebagai metode maka ruqyah tanpa kesurupan tidak lebih hanya pilihan dalam proses terapi. Sebagaimana memilih ruqyah dengan kesurupan juga merupakan pilihan. Keduanya adalah kemudahan, ilmu dan rahmat yang Alloh anugrahkan kepada ummat. Keduanya bisa diaplikasikan sesuai kondisinya masing-masing.
_Terkadang meruqyah tanpa kesurupan adalah pilihan bijak._
_Tetapi tidak jarang, kesurupan adalah pilihan terbaik, yang tidak bisa dihindari dan harus terjadi dalam proses terapi._
Semua ada tempatnya.
Bagi yang ingin mencoba _pilihan_ ruqyah tanpa kesurupan, cermati lah kisah berikut :
Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, *"Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!"*
Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu! Diam!”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, *"Mendekatlah."*
Pemuda itu pun mendekat lalu duduk.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, *"Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?"*
*"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"* sahut pemuda itu.
*"Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka dizinai."*
Lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, *"Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?"*
*"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"* pemuda itu kembali menjawab.
*"Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka dizinai."*
*"Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?"*
*"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"*
*"Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai."*
*"Relakah engkau jika bibi – dari jalur bapakmu – dizinai?"*
*"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"*
*"Begitulah pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai."*
*"Relakah engkau jika bibi – dari jalur ibumu – dizinai?"*
*"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"*
*"Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai."*
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, *_"Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya."_*
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina.
*) Lihat hadits riwayat Ahmad, no. 22211; sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani.
Apa pelajaran berharga dalam proses yang dilakukan Nabi pada pemuda tersebut?
Ini adalah step step penting dalam proses terapi.
a. Penyadaran.
Terapi diposisikan sebagai konseling.
Jika dibawa dalam ranah ruqyah, maka ruqyah yang dipakai dalam kasus ini adalah ruqyah dengan pendekatan konseling, bukan ruqyah dengan pendekatan pertempuran.
Karena pendekatan yang dipilih adalah konseling maka hal mendasar yang perlu dilakukan sebelum terapi adalah membangun kesadaran atas kesalahan, meluruskan persepsi, membongkar keyakinan yang salah, menumpukan empati, melunakan hati.
mengajak bersyukur Krn sebelumnya hati dipenuhi keluh kesah
mengajak memaafkan untuk meluruskan masa lalu yang penuh dendam dan permusuhan.
Mengajak berbakti setelah hidup banyak mengecewakan orang tua, dan seterusnya.
Point utama dalam step ini adalah mengubah pasien untuk siap menjadi 'orang baru', dengan kondisi pemahaman dan jiwa yang lebih baik dari sebelumnya.
Memunculkan sisi manusiawi dan nuraninya secara maksimal.
b. Memohonkan ampun.
Pada step ini, pasien didoakan semoga Alloh mengampuni kekhilafannya.
Dengan kata lain, setelah pasien menyadari sisi yang tidak baik dalam dirinya dan siap berubah, maka langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk bertaubat.
Dengan sebenarnya taubat, hingga dia meletakkan taubat dan memburu ampunan Alloh sebagai tujuan terbesar dalam hidupnya. Bukan lagi kesembuhan sebagai obsesi terbesarnya.
c. Mendoakan kebersihan hati dan jiwanya.
Ajaklah diri kita untuk memahami besar nya pahala dalam setiap musibah.
Ajaklah diri kita untuk menyadari limpahan kebaikan dan nikmat Alloh atas diri kita
Ajaklah untuk membersihkan diri dari sifat buruk yang pernah melekat dalam diri kita.
Mohonlah kepada Alloh agar Alloh anugrahkan pada diri kita hati yang lapang, jiwa yang penuh rasa syukur dan sabar, hati dan lisan yang mudah memaafkan.
Mintalah pada Alloh agar dicabut semua dendam dan kemarahan yang masih tersembunyi.
Mintalah pada Alloh agar Alloh ganti kesedihan dengan kebahagiaan, hati yang sempit menjadi lapang, kecewa diganti menjadi ridho, ragu menjadi yakin, lemah menjadi kuat, kufur menjadi syukur, takabur menjadi tawadhu, cinta dunia menjadi cinta akhirat.
Dan seterusnya.
Mintalah pada Alloh agar DIA membersihkan diri kita dari hal hal yang tidak diridhoiNYA.
d. Doakan dhohirnya.
Disinilah keluhan sakit terjadi. Dan disitu pula, kemungkinan jin berulah.
Maka pada step ini, doakanlah tubuhnya agar Alloh jaga di keburukan keburukan, dari dosa, penyakit dan gangguan jin.
Doakan dengan doa perlindungan untuk badannya
Doakan dengan doa kesembuhan untuk tubuhnya sakit
Doakan dengan membaca ayat ayat dan doa ma'tsurat untuk kesembuhan dan perlindungan.
Doakan agar Alloh sembuhkan semua keluhannya, baik keluhan karena sakit fisik, gangguan jin atau 'ain yang memompa tubuhnya.
Doakan secara spesifik bagian tubuh yang biasa digunakan dalam keburukan atau bermasalah (spt dalam kisah diatas)
Ini salah satu cara dalam ruqyah dengan pendekatan konseling untuk menuju target tanpa kesurupan.
Masih ada beberapa cara yang dibisa dipakai dalam ruqyah dengan pendekatan konseling dan tanpa Kesurupan ini. Semoga pembahasan diatas bisa membuka wawasan kita bersama. Aamiin.
Apakah ini efektif untuk mencapai sasaran utama terapi yakni kesembuhan?????
Selamat mencoba.
Baarakallohu fiikum
Sampit, 4 November 2017
Tags
PSIKOTERAPI RUQYAH