JADI BENCONG KARENA GANGGUAN JIN
Bismillahirrahmanirrahim.
Saat kecil ia rajin ibadah. Tak hanya itu, iapun rutin mengikuti pengajian di mesjid dekat rumahnya. Rupanya, sang orang tua cukup ketat untuk mendidik sang anak. Dengan harapan, tentu saja untuk membikin sang anak menjadi anak yg shaleh.
Kini ia telah berumur 30 lebih. Umur yang cukup utk memasuki jenjang pernikahan. Orang tuanya pun selalu mendesak spy ia cepat untuk mepersunting seorang gadis. Namun ada problem. Sebuah problem berat, hinga ia tak punya nyali untuk jujur kepada orang tuanya tsb.
Setelah aku desak terkait dg problemnya, ahirnya ia mau terbuka. Dengan mimik yg terlihat gusar, ia mengatakan, bahwa ia punya kelainan yg terkait dg penyimpangan seksual. Suka dg sesama jenis.
Awal mulanya, ia merasa terganggu dg penjelasan seorang mubaligh. Dalam ceramahnya, sang ustad menjelaskan tentang beratnya hukuman dosa jina. Efeknya bagus. Ia sangat takut. Namun sayangnya, ia salah dalam mensikapinya.
Sejak mendengar kan ceramah itu, ia tak berani membayangkan sosok perempuan, apalagi mendekatinya. Ia takut melakukan jina. Namun rupanya syetan masuk ke pintu lain. Tanpa sadar, ia selalu dikipasin syetan utk menghayal tentang sosok lelaki. Lalu, terjadilah penyimpangan. Ia menjadi bencong (gay).
Ia jujur mengatakan, bahwa ia sudah beberapa kali berhubungan dengan sesama lelaki, dg cara oral seks. Namun, setiap melakukan hubungan tsb, batin nya merasa tersiksa. Ia bingung, harus kemana menyampaikan masalah yg terkait dg aib dirinya. Lalu, ia diperkenalkan dengan ku lewat embah google.
Saat bertemu, tak tampak penampilan kebencong bencongan. Namun sikapnya terlihat tak pede. Itu mungkin, karena sedang mempertimbangkan, apakah ia hrs cerita jujur atau tidak. Aku faham dengan sikapnya, karena tiap hari aku sdh biasa menghadapi pasien dg bermacam masalah. Dan setelah kupancing, ahirnya ia pun cerita apa adanya. Setelah itu, ada perubahan sikap. Ia terlihat tak canggung lagi.
Ia menjelaskan, bahwa ia cemas dengan umurnya. Persoalannya tiada lain, krn teman temannya yg seumuran dg dirinya sudah berumah tangga, bahkan sdh punya anak. Dilain pihak, orang tuanya selalu mendesak utk segera menikah. Ia pun stress.
Untuk mengatasi kecurigaanya orang tuanya, ia pernah berusaha mendekati beberapa orang gadis. Setelah itu, ia perkenalkan kpd orang tuanya. Tapi hubungan tsb tak pernah bertahan lama, karena memang, ia telah kehilangan selera ketertarikan thd lawan jenis.
Ada hal yg menggelikan. Selama ia ngobrol dengan ku, matanya tak henti melihat dada dan.. ( aku tak berani mengatakannya). Dan setelah kutanyakan, mengapa ia selalu. memandang kearah dua titik tsb? Dengan terkejut ia mengatakan, bahwa ia melihat dadaku menonjol lazimnya seorang perempuan. Selain itu, iapun melihat sesuatu yg membikin sahwatnya meledak ledak. Sungguh aneh!
Setelah itu aku katakan, bahwa penyakit dia itu karena ulah jin. Spontan, ia menggigil. Kemudian aku nasihati dia spy bertobat. Iapun menangis.
Saat proses ruqyah, ia baru muntah setelah hitungan jam. Tak ada ocehan yg muncul dari mulutnya. Namun itu tak penting. Yang penting, ada sensasi ruqyah yg positip, berupa keluarnya sesuatu yg tak dibutuhkan tubuhnya.
Baru tiga kali aku meruqyah nya. Perkembangan nya lumayan. Kini ia sudah tak menghayalkan lagi sosok lelaki. Sekalipun begitu, ia tetap belum bisa tertarik dg lawan jenisnya. Kupikir, ia harus diruqyah tiap hari dg hitungan bulan, atau bahkan tahun. Tapi entah karena apa, ia tak pernah membalas sms dan telponku. Aku tak tahu, apakah ia sudah sembuh, atau penyakitnya tambah parah?
Abah Roqi
Wallahu'alam
Bismillahirrahmanirrahim.
Saat kecil ia rajin ibadah. Tak hanya itu, iapun rutin mengikuti pengajian di mesjid dekat rumahnya. Rupanya, sang orang tua cukup ketat untuk mendidik sang anak. Dengan harapan, tentu saja untuk membikin sang anak menjadi anak yg shaleh.
Kini ia telah berumur 30 lebih. Umur yang cukup utk memasuki jenjang pernikahan. Orang tuanya pun selalu mendesak spy ia cepat untuk mepersunting seorang gadis. Namun ada problem. Sebuah problem berat, hinga ia tak punya nyali untuk jujur kepada orang tuanya tsb.
Setelah aku desak terkait dg problemnya, ahirnya ia mau terbuka. Dengan mimik yg terlihat gusar, ia mengatakan, bahwa ia punya kelainan yg terkait dg penyimpangan seksual. Suka dg sesama jenis.
Awal mulanya, ia merasa terganggu dg penjelasan seorang mubaligh. Dalam ceramahnya, sang ustad menjelaskan tentang beratnya hukuman dosa jina. Efeknya bagus. Ia sangat takut. Namun sayangnya, ia salah dalam mensikapinya.
Sejak mendengar kan ceramah itu, ia tak berani membayangkan sosok perempuan, apalagi mendekatinya. Ia takut melakukan jina. Namun rupanya syetan masuk ke pintu lain. Tanpa sadar, ia selalu dikipasin syetan utk menghayal tentang sosok lelaki. Lalu, terjadilah penyimpangan. Ia menjadi bencong (gay).
Ia jujur mengatakan, bahwa ia sudah beberapa kali berhubungan dengan sesama lelaki, dg cara oral seks. Namun, setiap melakukan hubungan tsb, batin nya merasa tersiksa. Ia bingung, harus kemana menyampaikan masalah yg terkait dg aib dirinya. Lalu, ia diperkenalkan dengan ku lewat embah google.
Saat bertemu, tak tampak penampilan kebencong bencongan. Namun sikapnya terlihat tak pede. Itu mungkin, karena sedang mempertimbangkan, apakah ia hrs cerita jujur atau tidak. Aku faham dengan sikapnya, karena tiap hari aku sdh biasa menghadapi pasien dg bermacam masalah. Dan setelah kupancing, ahirnya ia pun cerita apa adanya. Setelah itu, ada perubahan sikap. Ia terlihat tak canggung lagi.
Ia menjelaskan, bahwa ia cemas dengan umurnya. Persoalannya tiada lain, krn teman temannya yg seumuran dg dirinya sudah berumah tangga, bahkan sdh punya anak. Dilain pihak, orang tuanya selalu mendesak utk segera menikah. Ia pun stress.
Untuk mengatasi kecurigaanya orang tuanya, ia pernah berusaha mendekati beberapa orang gadis. Setelah itu, ia perkenalkan kpd orang tuanya. Tapi hubungan tsb tak pernah bertahan lama, karena memang, ia telah kehilangan selera ketertarikan thd lawan jenis.
Ada hal yg menggelikan. Selama ia ngobrol dengan ku, matanya tak henti melihat dada dan.. ( aku tak berani mengatakannya). Dan setelah kutanyakan, mengapa ia selalu. memandang kearah dua titik tsb? Dengan terkejut ia mengatakan, bahwa ia melihat dadaku menonjol lazimnya seorang perempuan. Selain itu, iapun melihat sesuatu yg membikin sahwatnya meledak ledak. Sungguh aneh!
Setelah itu aku katakan, bahwa penyakit dia itu karena ulah jin. Spontan, ia menggigil. Kemudian aku nasihati dia spy bertobat. Iapun menangis.
Saat proses ruqyah, ia baru muntah setelah hitungan jam. Tak ada ocehan yg muncul dari mulutnya. Namun itu tak penting. Yang penting, ada sensasi ruqyah yg positip, berupa keluarnya sesuatu yg tak dibutuhkan tubuhnya.
Baru tiga kali aku meruqyah nya. Perkembangan nya lumayan. Kini ia sudah tak menghayalkan lagi sosok lelaki. Sekalipun begitu, ia tetap belum bisa tertarik dg lawan jenisnya. Kupikir, ia harus diruqyah tiap hari dg hitungan bulan, atau bahkan tahun. Tapi entah karena apa, ia tak pernah membalas sms dan telponku. Aku tak tahu, apakah ia sudah sembuh, atau penyakitnya tambah parah?
Abah Roqi
Wallahu'alam