ANAK LIAR DAN BANDEL SEMBUH SETELAH DIRUQYAH
Bismillahirrahmanirrahim
Memiliki anak yg shaleh itu dambaan setiap orang. Ini berlaku, tak hanya bagi orangtua yg tha'at, tp juga bagi orang tua yg jauh dari tuntunan agama. Itu tak lain, karena kedamaian dalam rumah tangga kerap terusik oleh bandel nya sang anak.
Seorang wanita datang membawa seorang anak. Umur anak tsb kira kira sekitar 11 tahunan.
Sekilas sudah kuduga bahwa anak tsb anak bandel. Itu nampak dari wajahnya yg terkesan tak bersahabat, liar dan beringas.
Dugaanku benar. Wanita yg menjadi bibinya menuturkan, bahwa anak yg ia bawa tsb benar benar telah merepotkan orang tuanya. Ia memohon padaku supaya ia menjadi anak yg shaleh dan penurut.
Aku katakan, bahwa aku juga sama ingin punya anak yg penurut dan shaleh. Dan kukatakan juga, bahwa proses utk mendidik anak menjadi shaleh itu tak cukup hanya dg do'a dan ruqyah saja.
Setelah itu, ia menjelaskan sifat buruk anak yg dibawanya. Bukan hanya sekedar gampang marah, namun juga bandel dan susah diatur. Ia pun sering sekali bolos sekolah. Jika di sekolah, ia tak mau belajar, tak mau menulis dan membaca. Duduknya pun berbeda dg murid lainnya. Ia suka duduk di jendela, dan tak bisa ditegur oleh gurunya. Gurunya menjadi maklum, tapi mungkin sambil ngurut dada! Hehe.
Selain itu semua, ada lagi yg tak lazim. Jika ibunya telat saat ia minta uang, nilainya akan jadi bertambah. Asalnya minta 5000, bisa berubah jadi minta 10.000 klw ibunya telat ngasih. Telat lagi, nambah lagi. Telat lagi nambah lagi, begitu seterusnya, persis spt rentenir. Dan jika tak dikasih sesuai permintaan nya, anak tersebut tak segan utk memukul nya. Dan gara gara telat ngasih, ibunya pernah mau dipukul pakai batu, namun untung dihalangin bibinya.
Saat bibinya menceritakan semuanya itu, si anak tsb terlihat gelisah. Namun ia tetap nunduk tak berani tengadah dihadapanku. Tak pikir panjang, akupun meruqyah nya, sambil menekan ubun ubun dan urat leher kirinya.
Entah hitungan menit ke berapa, ia menangis. Selain itu, keringat dingin membanjiri kepala dan mukanya. Ingusnya pun tak bisa ditahan berbarengan dg isak tangis nya.
Setelah kutanya, mengapa ia menangis? Sambil sesenggukan, ia bilang bahwa teringat ibunya. Setelah itu, aku nasehatin dia. Lalu, aku tanyakan, kenapa ia sering bolos sekolah?
Menurut pengakuan nya, bahwa ia sering diancam oleh sosok makhluq ghaib. Jika ia menolak, si makhluq tsb suka menjewernya. Dan si makhluq tsb, sering ngajak jalan jalan ke tempat yg jauh.
Selang tiga hari anak tsb datang kembali bersama ibunya. Sang ibu mengucapkan banyak terima kasih atas perubahan anaknya. Dilain pihak, kulihat wajah si anak tsb sedikit bercahaya dan bersahabat.
Dalam pertemuan kedua, aku mencoba meruqyah nya kembali. Tapi tak kurang sejam ia kuruqyah, reaksinya hanya sekedar keringatan. Tak terdengar suara isak tangis spt yg terjadi pd ruqyah yg pertama. Sekalipun begitu, aku sarankan pd ibunya, spy anak tsb diruqyah lg satu kali. Ibunya pun setuju.
Entah selang berapa hari, ibunya nelpon, bahwa anaknya tsb kini sdh berubah total. Ia menjadi penurut, rajin sekolah, dan sudah mau utk membaca dan menulis pelajaran. Dan juga, kini ia sudah tak duduk lagi di jendela saat mengikuti pelajaran, namun sudah mau duduk di kursi lazimnya murid yg lain. Walhamdulillahi, atas idzin Nya, iapun sembuh lewat ruqyah syar'iyah. Dan kusampaikan pd ibunya, bahwa ia tak usah datang untuk diruqyah, karena insya Allah ia sudah sembuh.
( Bagi anda yg mau ikut ruqyah byphone, sms ke 085223187430, sebutkan nama dan keluhan. Adapun masalah waktu, aku yg menentukan)
Bismillahirrahmanirrahim
Memiliki anak yg shaleh itu dambaan setiap orang. Ini berlaku, tak hanya bagi orangtua yg tha'at, tp juga bagi orang tua yg jauh dari tuntunan agama. Itu tak lain, karena kedamaian dalam rumah tangga kerap terusik oleh bandel nya sang anak.
Seorang wanita datang membawa seorang anak. Umur anak tsb kira kira sekitar 11 tahunan.
Sekilas sudah kuduga bahwa anak tsb anak bandel. Itu nampak dari wajahnya yg terkesan tak bersahabat, liar dan beringas.
Dugaanku benar. Wanita yg menjadi bibinya menuturkan, bahwa anak yg ia bawa tsb benar benar telah merepotkan orang tuanya. Ia memohon padaku supaya ia menjadi anak yg shaleh dan penurut.
Aku katakan, bahwa aku juga sama ingin punya anak yg penurut dan shaleh. Dan kukatakan juga, bahwa proses utk mendidik anak menjadi shaleh itu tak cukup hanya dg do'a dan ruqyah saja.
Setelah itu, ia menjelaskan sifat buruk anak yg dibawanya. Bukan hanya sekedar gampang marah, namun juga bandel dan susah diatur. Ia pun sering sekali bolos sekolah. Jika di sekolah, ia tak mau belajar, tak mau menulis dan membaca. Duduknya pun berbeda dg murid lainnya. Ia suka duduk di jendela, dan tak bisa ditegur oleh gurunya. Gurunya menjadi maklum, tapi mungkin sambil ngurut dada! Hehe.
Selain itu semua, ada lagi yg tak lazim. Jika ibunya telat saat ia minta uang, nilainya akan jadi bertambah. Asalnya minta 5000, bisa berubah jadi minta 10.000 klw ibunya telat ngasih. Telat lagi, nambah lagi. Telat lagi nambah lagi, begitu seterusnya, persis spt rentenir. Dan jika tak dikasih sesuai permintaan nya, anak tersebut tak segan utk memukul nya. Dan gara gara telat ngasih, ibunya pernah mau dipukul pakai batu, namun untung dihalangin bibinya.
Saat bibinya menceritakan semuanya itu, si anak tsb terlihat gelisah. Namun ia tetap nunduk tak berani tengadah dihadapanku. Tak pikir panjang, akupun meruqyah nya, sambil menekan ubun ubun dan urat leher kirinya.
Entah hitungan menit ke berapa, ia menangis. Selain itu, keringat dingin membanjiri kepala dan mukanya. Ingusnya pun tak bisa ditahan berbarengan dg isak tangis nya.
Setelah kutanya, mengapa ia menangis? Sambil sesenggukan, ia bilang bahwa teringat ibunya. Setelah itu, aku nasehatin dia. Lalu, aku tanyakan, kenapa ia sering bolos sekolah?
Menurut pengakuan nya, bahwa ia sering diancam oleh sosok makhluq ghaib. Jika ia menolak, si makhluq tsb suka menjewernya. Dan si makhluq tsb, sering ngajak jalan jalan ke tempat yg jauh.
Selang tiga hari anak tsb datang kembali bersama ibunya. Sang ibu mengucapkan banyak terima kasih atas perubahan anaknya. Dilain pihak, kulihat wajah si anak tsb sedikit bercahaya dan bersahabat.
Dalam pertemuan kedua, aku mencoba meruqyah nya kembali. Tapi tak kurang sejam ia kuruqyah, reaksinya hanya sekedar keringatan. Tak terdengar suara isak tangis spt yg terjadi pd ruqyah yg pertama. Sekalipun begitu, aku sarankan pd ibunya, spy anak tsb diruqyah lg satu kali. Ibunya pun setuju.
Entah selang berapa hari, ibunya nelpon, bahwa anaknya tsb kini sdh berubah total. Ia menjadi penurut, rajin sekolah, dan sudah mau utk membaca dan menulis pelajaran. Dan juga, kini ia sudah tak duduk lagi di jendela saat mengikuti pelajaran, namun sudah mau duduk di kursi lazimnya murid yg lain. Walhamdulillahi, atas idzin Nya, iapun sembuh lewat ruqyah syar'iyah. Dan kusampaikan pd ibunya, bahwa ia tak usah datang untuk diruqyah, karena insya Allah ia sudah sembuh.
( Bagi anda yg mau ikut ruqyah byphone, sms ke 085223187430, sebutkan nama dan keluhan. Adapun masalah waktu, aku yg menentukan)