Bekal Roqi
===========
Ustadz Musdar Bustamam Tambusai
Ada yg beranggapan
bhw seorang roqi (peruqyah) lebih sibuk dg Jin dibandingkan dakwah sesamanya, bgmn tanggapan ustadz mengenai hal ini ?
✅ Jawabannya :
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM
1. Ada jg manusia yg se-hari² sibuknya dg hewan (dokter hewan, pawang kuda) atau dg tumbuhan (peneliti, petani, perawat tanaman) bahkan dg benda² mati (fisikawan, kimiawan, penemu alat² teknik), dst....
Bahkan mrk semua itu tdk mendakwahi siapapun. Sudah pasti bermasalahkan mereka?
2. Seorang dokter yg setiap hari mengobati berbagai pasien. Apakah mereka pasti mendakwahi pasien²nya, keluarga pasiennya? Apalagi apakah pasti mendakwahi org lain (selain pasien dan keluarganya)..?
Jika mrk tdk mendakwahi, bagaimanakah kedudukan si dokter itu? Bersalahkah?
3. Bagaimana jika melalui Ruqyah Syar'iyyah bnyk sekali manuisa yg sadar dr kekeliruannya. Bertaubat, menyerahkan jimat² dan membakarnya sendiri, dukun² berhenti dan bertaubat, memutuskan amalan yg batil saat itu juga, ingin ikut pengajian rutin, menata kembali hobi² yg keliru, merasakan nikmat ibadah....dsb lalu mrk menyampaikan kpd bnyk org utk berubah dari kekeliruan selama ini... Sementara dlm prosesnya sekaligus dilakukan dakwah jg kpd para makhluk ALLaah swt dg harapan mrk terbuka hatinya menerima hidayah ALLaah swt..
Jika Ruqyah Dakwiyyah yg dilakukan spt itu, bnyk manusia yg sadar dan sekaligus - in syaaALLaah - bnyk jin yg bertaubat..
Bagaimana menurut si penanya?
4. Lewat dakwah spt apakah yg lebih efektif menyadarkan manusia berbondong-bondong bersedia menyerahkan dan menghancurkan jimat², ajian², penglarisan, pusaka² bertuah, pagar² diri/rumah, dsb... menyadarkan manusia bhw ilmu² batil masa lalunya ternyata masih ada di dalam dirinya dan itulah yg mengganggu kehidupannya selama ini..?
Yg kami tahu dari berbagai aktifitas dakwah, maka dg kemudahan dr ALLaah swt kmdian lewat Ruqyah Syar'iyyah (Terapi Quran) hal semua di atas itu bisa terjadi.
5. Sebaiknya kesalah pahaman cara pandang yg tdk tepat thd amal yg legal secara syariah seperti Ruqyah Syar'iyyah tdk terjadi lagi.
6. Ketika aktifitas mengajar, berdagang, mengobati pasien, meneliti di laboratorium, sbg pekerja profesional, dsb itu mengakibatkan terjadinya benturan dg dakwah atau kontra produktif dg dakwah maka bukan kegiatan² itu yg harus dihentikan atau ditinggalkan lalu diserahkan kpd pihak lain yg tdk paham ttg dakwah dg segala rambu dan tujuan² besarnya. Jika mmg itu yg dikehendaki, maka tanpa sadar sudah ikut hanyut dg kemauannya syaitan, yaitu menjadikan setiap amal² baik terjauh dari dakwah bahkan menjadi bertentangan dg nilai² serta tujuan dakwah.
7. Sebaiknya semua amal yg tdk bertentangan dg syariat apalagi jelas² ada sandaran contohnya dari Nabi Muhammad shallaLLaahu 'alaihi wa sallam, hendaknya menjadi aktifitas yg sinergi dan menguatkan dakwah. Karena jalan kehidupan Nabi hakikatnya adalah jalan dakwah. Dan kita semua adalah pengikut yg setia mentauladani beliau.
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah (mengajak) kepada ALLaah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci ALLaah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
(QS 12:108)
Bukankah Nabi sendiri yg bercerita detail dan panjang ttg perjuangan dakwah seorang pemuda yg berdakwah melalui sarana mengobati (meruqyah) manusia hgg puncaknya berbondong-bondong penduduk negeri masuk agama ALLaah swt walaupun itu ditebus dg nyawanya..?
Itulah kisah Ghulam "Ashaabul ukhduud" yg diisyaratkan di dalam Al-Quran surat Al-Buruj. Dan kisah Ghulam itu oleh Sayyid Quthb rahimahuLLaah dituliskan dlm kitab beliau Ma'aalim fith Thoriiq sebagai bab terakhir *"Haadzaa Huwath Thoriiq" - Inilah jalan itu..*
===========
Ustadz Musdar Bustamam Tambusai
Ada yg beranggapan
bhw seorang roqi (peruqyah) lebih sibuk dg Jin dibandingkan dakwah sesamanya, bgmn tanggapan ustadz mengenai hal ini ?
✅ Jawabannya :
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM
1. Ada jg manusia yg se-hari² sibuknya dg hewan (dokter hewan, pawang kuda) atau dg tumbuhan (peneliti, petani, perawat tanaman) bahkan dg benda² mati (fisikawan, kimiawan, penemu alat² teknik), dst....
Bahkan mrk semua itu tdk mendakwahi siapapun. Sudah pasti bermasalahkan mereka?
2. Seorang dokter yg setiap hari mengobati berbagai pasien. Apakah mereka pasti mendakwahi pasien²nya, keluarga pasiennya? Apalagi apakah pasti mendakwahi org lain (selain pasien dan keluarganya)..?
Jika mrk tdk mendakwahi, bagaimanakah kedudukan si dokter itu? Bersalahkah?
3. Bagaimana jika melalui Ruqyah Syar'iyyah bnyk sekali manuisa yg sadar dr kekeliruannya. Bertaubat, menyerahkan jimat² dan membakarnya sendiri, dukun² berhenti dan bertaubat, memutuskan amalan yg batil saat itu juga, ingin ikut pengajian rutin, menata kembali hobi² yg keliru, merasakan nikmat ibadah....dsb lalu mrk menyampaikan kpd bnyk org utk berubah dari kekeliruan selama ini... Sementara dlm prosesnya sekaligus dilakukan dakwah jg kpd para makhluk ALLaah swt dg harapan mrk terbuka hatinya menerima hidayah ALLaah swt..
Jika Ruqyah Dakwiyyah yg dilakukan spt itu, bnyk manusia yg sadar dan sekaligus - in syaaALLaah - bnyk jin yg bertaubat..
Bagaimana menurut si penanya?
4. Lewat dakwah spt apakah yg lebih efektif menyadarkan manusia berbondong-bondong bersedia menyerahkan dan menghancurkan jimat², ajian², penglarisan, pusaka² bertuah, pagar² diri/rumah, dsb... menyadarkan manusia bhw ilmu² batil masa lalunya ternyata masih ada di dalam dirinya dan itulah yg mengganggu kehidupannya selama ini..?
Yg kami tahu dari berbagai aktifitas dakwah, maka dg kemudahan dr ALLaah swt kmdian lewat Ruqyah Syar'iyyah (Terapi Quran) hal semua di atas itu bisa terjadi.
5. Sebaiknya kesalah pahaman cara pandang yg tdk tepat thd amal yg legal secara syariah seperti Ruqyah Syar'iyyah tdk terjadi lagi.
6. Ketika aktifitas mengajar, berdagang, mengobati pasien, meneliti di laboratorium, sbg pekerja profesional, dsb itu mengakibatkan terjadinya benturan dg dakwah atau kontra produktif dg dakwah maka bukan kegiatan² itu yg harus dihentikan atau ditinggalkan lalu diserahkan kpd pihak lain yg tdk paham ttg dakwah dg segala rambu dan tujuan² besarnya. Jika mmg itu yg dikehendaki, maka tanpa sadar sudah ikut hanyut dg kemauannya syaitan, yaitu menjadikan setiap amal² baik terjauh dari dakwah bahkan menjadi bertentangan dg nilai² serta tujuan dakwah.
7. Sebaiknya semua amal yg tdk bertentangan dg syariat apalagi jelas² ada sandaran contohnya dari Nabi Muhammad shallaLLaahu 'alaihi wa sallam, hendaknya menjadi aktifitas yg sinergi dan menguatkan dakwah. Karena jalan kehidupan Nabi hakikatnya adalah jalan dakwah. Dan kita semua adalah pengikut yg setia mentauladani beliau.
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah (mengajak) kepada ALLaah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci ALLaah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
(QS 12:108)
Bukankah Nabi sendiri yg bercerita detail dan panjang ttg perjuangan dakwah seorang pemuda yg berdakwah melalui sarana mengobati (meruqyah) manusia hgg puncaknya berbondong-bondong penduduk negeri masuk agama ALLaah swt walaupun itu ditebus dg nyawanya..?
Itulah kisah Ghulam "Ashaabul ukhduud" yg diisyaratkan di dalam Al-Quran surat Al-Buruj. Dan kisah Ghulam itu oleh Sayyid Quthb rahimahuLLaah dituliskan dlm kitab beliau Ma'aalim fith Thoriiq sebagai bab terakhir *"Haadzaa Huwath Thoriiq" - Inilah jalan itu..*
Tags
ARTIKEL RUQYAH