Kisah Nyata:
Anakku Menderita Down Syndrome
============================
Hp berdering di pagi itu dr seseorang yg meminta bantuanku utk meruqyah seorang anak penderita Down Syndrome (DS). Usianya 4 bln, anak ke-5 dr 4 bersaudara. Ia satu2nya anak perempuan.
Sekilas wajahnya memang tampak nyata DS. Bahkan kulitnya pun terlihat mengelupas hampir di sekujur tubuhnya yg berbobot hanya 4 kg. Kusapa lembut ia...namun tak nampak ekspresi apapun dr wajahnya...rona kesedihan mendominasi wajah mungilnya. Ah, sayangku...😔 sedih hatiku memandangmu.
Demikian jg sang ibunda. Dgn suara yg sdkt tertahan dan lirih, ia bercerita bhw anak ini adlh anak yg tdk ia harapkan, mengingat hubungannya dgn suami sdh tdk romantis lagi. Ia bercerita bhw pd awalnya hubungannya dgn suaminya biasa sj, sampai akhirnya ia merasa sensitif, tdk diperhatikan dan tidak disayang suaminya ketika ia mengalami keguguran anak ketiganya di usia 3 bln, krn suaminya memaksa ia utk ta'ziyah kakaknya yg wafat tak jauh dr rmhnya. Pdhl saat itu ia merasa sgt letih dan butuh istirahat.
Sepulangnya dr situ, ia merasa ada yg tdk beres dgn kehamilannya. Ia meminta suaminya utk pulang dan mengantar ia ke dokter kandungan, namun suaminya tdk mengacuhkannya. Hati sang istri semakin sakit ketika suaminya memilih utk tetap di rmh almarhum dan menyambut tamu2 yg berdatangan. Alasannya krn suami merasa tdk enak jk hrs meninggalkan tempat. Apa kata orang..., demikian kilahnya. Akhirnya dgn bantuan tmnnya, ia pergi ke dokter kandungan dan memang ternyata ada mslh dgn janinnya. Ia disarankan bedrest dan observasi selama seminggu sambil mnm obat. Tp krn ia sdh sakit hati dgn suaminya, akhirnya ia telp ayahnya yg di luar kota utk menjemput ia beserta anak2nya, sedang suaminya tetap memilih disitu krn msh ada prosesi acara wafatnya almarhum.
Blm sampai seminggu, sang janin tak dapat dipertahankan. Wafat didlm kandungan. Sang ibu seolah tdk menerima kenyataan. Berbagai dokter kandungan ia datangi utk memastikan apakah janinnya bs diselamatkan. Dan suaminya... sama sekali tdk menunjukkan kepeduliannya. Sampai akhirnya dokter menyatakan hrs dilakukan kuret dan membutuhkan tandatangan suaminya, barulah ia dtg.
Tak mudah menghilangkan rasa sakit hati itu. Sang isteri pun lbh sensitif thd suami. Rasa sayang dan cinta thd pasangan mulai memudar. Dan sang isteri suka merasa benci kpd suaminya tanpa alasan yg jelas. Namun takdir Alloh berkata lain. Kembali Alloh memberikan anugerahNya kpd mereka berupa benih janin yg ada dlm kandungannya. Kehamilan 9 bln dilaluinya dgn lancar sampai lahirnya anak keempat tsb.
Sejak itu hubungan pasutri ini semakin tdk romantis. Hubungan intim sdh jarang mrk lakukan. Bahkan sang istri sdh menyatakan tdk ingin punya anak lagi dan meminta ijin suami utk melepas KBnya.
Qadarullah, Alloh memberikan kembali anugerahNya berupa anak kelima. Dan ternyata ia seorang perempuan. Betapa senang hati pasutri tsb. Sejenak mrk melepaskan carut marut rmh tangga mrk.
Namun hal itu tdk berlangsung lama. Ketika usia kehamilan 3 bulan peristiwa menyakitkan kembali terjadi. Kakak ipar (isteri dr almarhum) sakit, dan suami lbh memperhatikan dan merawat sang kakak sampai tdk pulang ke rmh. Sang isteri sakit hati. Akhirnya ia kabur meninggalkan rmh, bermalam di rmh temannya. Esoknya dia plg ke rmh hanya utk berkemas dan membawa ketiga anaknya pulang ke rmh orang tuanya. Selama bbrp hari ia tinggal disana sampai akhirnya ia memutuskan utk kembali ke rmh.
Hari yg dinanti pun tiba. Sang isteri melahirkan anak kelimanya. Sekilas ia tampak normal. Namun anak itu tampak tdk bersemangat. Kurang gerak dan tdk mau menyusu ASI pd ibunya. Kmdn sang ibu membawa anak tsb ke dukun bayi. Dan akhirnya selama satu minggu, dukun bayi dtg ke rmh utk mengasap hidung sang bayi dgn kemenyan yg telah dijampi2. Sekilas keluhan itu tampak hilang. Dan sang ibu pun menghentikan pengobatan tsb (krn tdk tega melihat anaknya yg ckp tersiksa dgn pengasapan itu) walau sang dukun msh ingin melakukannya.
Setelah itu timbul keluhan berikutnya. Mata sang bayi mengeluarkan byk kotoran. Akhirnya sang ibu membawa kembali anaknya ke dukun bayi tsb. Diberikannyalah obat ramuan yg sdh dijampi2 dan air utk dimandikan berikut rajah yg hrs ditaruh dibawah bantal. Tapi keluhan tak kunjung hilang. Akhirnya dibawalah anak tsb ke dokter spesialis anak. Dari situlah ia mengetahui bhw anaknya terkena DS. Bbrp org dokter mrk datangi hanya utk memastikan diagnosa awal. Hasilnya sama. Dan mereka pun pasrah.
Walau tdk ditemukan kelainan organ dlm yg biasa ditemui pd penderita penyakit ini, namun hal itu tdk cukup menggembirakan hati kedua pasutri ini.
Rasa sedih dan kecewa terus menghantui mrk hingga saat sy dtg ke rmhnya.
Diagnosa pun ditegakkan :
1. Jin nasab
2. Jin mencintai
3. Konflik khodam
4. 'Ainul jin
5. 'Ainul insi
Sy meminta mereka utk mengumpulkan jimat2 yg ada di rmh tsb, yaitu rajah, bulu ijuk, koin logam, batu, serta air jampi2. Sang ibu pun bercerita bhw ada bebali yg ditanam di bwh rmh mrk, dan sulit utk ditemukan. Sementara sy tunda dulu hal itu, fokus pd jimat yg ada di depan mata.
Bismillah..
Sy mulai ruqyah sbb :
1. Sesi BERSYUKUR.
Mencoba menggali data yg td diperoleh dan dihubungkan dgn kondisi real skrg.
- Bhw walaupun hub.pasutri sdh tdk romantis, namun msh utuh dlm satu kesatuan.
- Bhw anak walaupun menderita DS, tp Alloh berikan kesempurnaan organ dan kesehatan utk sang anak, dan lain sebagainya.
2. Sesi TAUBAT
Ajak kedua pasutri ini utk mencari celah2 keburukan dan lgsg mentaubatinya.
- Menyesali segala lintasan batin dan pikiran ttg hal2 buruk antara suami isteri, dan mentaubatinya.
- Mengingatkan ttg fitrah manusia utk menjalankan syariat Islam secara utuh, membuang segala kemusyrikan dan perbuatan menyimpang lainnya, dan lakukan taubatan nasuha.
- Mengingatkan kembali ttg kewajiban orang tua thd anak, khususnya mslh pemenuhan hak2 anak.
Bertaubat dgn sungguh2 jk mmg ada perbuatan dari orang tua yg berakibat thd kekurangsempurnaan anak.
3. Sesi RIDHO dan IKHLAS
Menumbuhkan sikap sabar dan menerima dgn segala takdir Alloh.
- Bhw dibalik musibah pasti terkandung hikmah yg dalam. Berdo'a smg Alloh mengkaruniakan hikmah tsb kpd kita.
- Meyakini bhw dibalik kekurangan anak pasti terdapat kelebihan yg mgk saat ini belum diketahui.
- Bhw apa yg kita anggap baik, blm tentu baik utk Alloh. Begitupun sebaliknya.
Jd tanamkan selalu ridho pd takdir Alloh.
4. Sesi MEMAAFKAN
Saling memaafkan antara suami isteri.
Awalnya, sesi ini agak sulit dilakukan. Mengingat kedua pasutri ini sama2 memiliki ego yg tinggi, sama2 keras dan merasa paling benar.
Alhamdulillah...
Teringat pesan gurunda ust. Nadhif yg pernah disampaikan kpd sy bbrp wkt yg lalu :
laki2 kadang tdk punya cukup kata dan tulisan utk mengekspresikan perasaannya, tp jk dibelah dadanya, yg ada hanyalah keluarganya, isteri dan anak2nya.
Qadarullah,
Kalimat itulah yg melunakkan hati keduanya.
Kalimat itulah yg mjd pelembut dan pembuka pintu maaf keduanya.
Mereka menangis...
Mereka berpelukan...
Mereka meminta maaf satu sama lain.
Pemandangan yg sungguh mengharukan 😥
Setelah itu sy melakukan ruqyah berkait dgn membacakan bbrp ayat Alqur'an. Tak nampak reaksi antar keduanya. Hanya sesekali terlihat helaan nafas panjang disertai tangis tertahan. Mereka tampak khusyuk mendengarkan bacaan ayat suci ini.
Selepas itu, sy ajarkan ruqyah mandiri kpd keduanya, dan mengajak mrk utk kembali menghidupkan sunnah yg sdh lama mrk tinggalkan. Tak lupa sy ajarkan membuat air ruqyah utk mandi dan minum kpd mrk.
Selanjutnya sy menganjurkan sang ibu utk menampung air wudhu utk mandi anaknya. Namun krn bayi tsb sdg tidur, wudhunya disesuaikan dgn wkt mandinya bayi sj. Lalu sy bacakan air dgn ayat2 pembatal 'ain utk diminumkan dan dimandikan kpd anaknya. Disinilah keajaiban Alloh terjadi..
Ketika sy usap lembut wajah bayi tsb dgn sedikit air ruqyah pembatal 'ain tsb, ia membuka matanya, menatap sy utk bbrp saat, membuka mulutnya dan tertawa lebar ke arah sy, sambil sesekali mengeluarkan celotehan seperti mengobrol dgn sy.
Allohu Akbar.
Sy menangis.
Inilah pertama kali bayi tsb melakukan kontak dgn sy. Selama sy berada di rmh tsb, ia tampak tdk berekspresi sama sekali.
Sungguh keagunganMu Yaa Alloh..
Pembakaran Jimat
Setelah semua ruqyah selesai dilakukan, tahap terakhir adalah pembakaran jimat. Sy kumpulkan seluruh jimat di halaman sebelah rumah. Rajah yg terbungkus sy buka satu2. Demikian jg bungkusan2 yg berisi koin uang logam, ijuk sapu, daun2, kertas, batu, air, dsb. Saya bacakan ayat2 ruqyah, dan sy hinakan sblm semuanya dibakar.
Tuntaslah sudah ruqyah yg sy lakukan hari ini.
Jazaakumullaahu khayron kpd gurunda ust. Nadhif dan ust. Muhammad Firdaus yg telah memberikan ilmu ruqyah kpd sy hingga sy dpt mengaplikasikan ilmu ini utk masyarakat.
Barokallahu fiikum.
Oleh: dr. Irna Yunaeni
---RLC Lampung---
Anakku Menderita Down Syndrome
============================
Hp berdering di pagi itu dr seseorang yg meminta bantuanku utk meruqyah seorang anak penderita Down Syndrome (DS). Usianya 4 bln, anak ke-5 dr 4 bersaudara. Ia satu2nya anak perempuan.
Sekilas wajahnya memang tampak nyata DS. Bahkan kulitnya pun terlihat mengelupas hampir di sekujur tubuhnya yg berbobot hanya 4 kg. Kusapa lembut ia...namun tak nampak ekspresi apapun dr wajahnya...rona kesedihan mendominasi wajah mungilnya. Ah, sayangku...😔 sedih hatiku memandangmu.
Demikian jg sang ibunda. Dgn suara yg sdkt tertahan dan lirih, ia bercerita bhw anak ini adlh anak yg tdk ia harapkan, mengingat hubungannya dgn suami sdh tdk romantis lagi. Ia bercerita bhw pd awalnya hubungannya dgn suaminya biasa sj, sampai akhirnya ia merasa sensitif, tdk diperhatikan dan tidak disayang suaminya ketika ia mengalami keguguran anak ketiganya di usia 3 bln, krn suaminya memaksa ia utk ta'ziyah kakaknya yg wafat tak jauh dr rmhnya. Pdhl saat itu ia merasa sgt letih dan butuh istirahat.
Sepulangnya dr situ, ia merasa ada yg tdk beres dgn kehamilannya. Ia meminta suaminya utk pulang dan mengantar ia ke dokter kandungan, namun suaminya tdk mengacuhkannya. Hati sang istri semakin sakit ketika suaminya memilih utk tetap di rmh almarhum dan menyambut tamu2 yg berdatangan. Alasannya krn suami merasa tdk enak jk hrs meninggalkan tempat. Apa kata orang..., demikian kilahnya. Akhirnya dgn bantuan tmnnya, ia pergi ke dokter kandungan dan memang ternyata ada mslh dgn janinnya. Ia disarankan bedrest dan observasi selama seminggu sambil mnm obat. Tp krn ia sdh sakit hati dgn suaminya, akhirnya ia telp ayahnya yg di luar kota utk menjemput ia beserta anak2nya, sedang suaminya tetap memilih disitu krn msh ada prosesi acara wafatnya almarhum.
Blm sampai seminggu, sang janin tak dapat dipertahankan. Wafat didlm kandungan. Sang ibu seolah tdk menerima kenyataan. Berbagai dokter kandungan ia datangi utk memastikan apakah janinnya bs diselamatkan. Dan suaminya... sama sekali tdk menunjukkan kepeduliannya. Sampai akhirnya dokter menyatakan hrs dilakukan kuret dan membutuhkan tandatangan suaminya, barulah ia dtg.
Tak mudah menghilangkan rasa sakit hati itu. Sang isteri pun lbh sensitif thd suami. Rasa sayang dan cinta thd pasangan mulai memudar. Dan sang isteri suka merasa benci kpd suaminya tanpa alasan yg jelas. Namun takdir Alloh berkata lain. Kembali Alloh memberikan anugerahNya kpd mereka berupa benih janin yg ada dlm kandungannya. Kehamilan 9 bln dilaluinya dgn lancar sampai lahirnya anak keempat tsb.
Sejak itu hubungan pasutri ini semakin tdk romantis. Hubungan intim sdh jarang mrk lakukan. Bahkan sang istri sdh menyatakan tdk ingin punya anak lagi dan meminta ijin suami utk melepas KBnya.
Qadarullah, Alloh memberikan kembali anugerahNya berupa anak kelima. Dan ternyata ia seorang perempuan. Betapa senang hati pasutri tsb. Sejenak mrk melepaskan carut marut rmh tangga mrk.
Namun hal itu tdk berlangsung lama. Ketika usia kehamilan 3 bulan peristiwa menyakitkan kembali terjadi. Kakak ipar (isteri dr almarhum) sakit, dan suami lbh memperhatikan dan merawat sang kakak sampai tdk pulang ke rmh. Sang isteri sakit hati. Akhirnya ia kabur meninggalkan rmh, bermalam di rmh temannya. Esoknya dia plg ke rmh hanya utk berkemas dan membawa ketiga anaknya pulang ke rmh orang tuanya. Selama bbrp hari ia tinggal disana sampai akhirnya ia memutuskan utk kembali ke rmh.
Hari yg dinanti pun tiba. Sang isteri melahirkan anak kelimanya. Sekilas ia tampak normal. Namun anak itu tampak tdk bersemangat. Kurang gerak dan tdk mau menyusu ASI pd ibunya. Kmdn sang ibu membawa anak tsb ke dukun bayi. Dan akhirnya selama satu minggu, dukun bayi dtg ke rmh utk mengasap hidung sang bayi dgn kemenyan yg telah dijampi2. Sekilas keluhan itu tampak hilang. Dan sang ibu pun menghentikan pengobatan tsb (krn tdk tega melihat anaknya yg ckp tersiksa dgn pengasapan itu) walau sang dukun msh ingin melakukannya.
Setelah itu timbul keluhan berikutnya. Mata sang bayi mengeluarkan byk kotoran. Akhirnya sang ibu membawa kembali anaknya ke dukun bayi tsb. Diberikannyalah obat ramuan yg sdh dijampi2 dan air utk dimandikan berikut rajah yg hrs ditaruh dibawah bantal. Tapi keluhan tak kunjung hilang. Akhirnya dibawalah anak tsb ke dokter spesialis anak. Dari situlah ia mengetahui bhw anaknya terkena DS. Bbrp org dokter mrk datangi hanya utk memastikan diagnosa awal. Hasilnya sama. Dan mereka pun pasrah.
Walau tdk ditemukan kelainan organ dlm yg biasa ditemui pd penderita penyakit ini, namun hal itu tdk cukup menggembirakan hati kedua pasutri ini.
Rasa sedih dan kecewa terus menghantui mrk hingga saat sy dtg ke rmhnya.
Diagnosa pun ditegakkan :
1. Jin nasab
2. Jin mencintai
3. Konflik khodam
4. 'Ainul jin
5. 'Ainul insi
Sy meminta mereka utk mengumpulkan jimat2 yg ada di rmh tsb, yaitu rajah, bulu ijuk, koin logam, batu, serta air jampi2. Sang ibu pun bercerita bhw ada bebali yg ditanam di bwh rmh mrk, dan sulit utk ditemukan. Sementara sy tunda dulu hal itu, fokus pd jimat yg ada di depan mata.
Bismillah..
Sy mulai ruqyah sbb :
1. Sesi BERSYUKUR.
Mencoba menggali data yg td diperoleh dan dihubungkan dgn kondisi real skrg.
- Bhw walaupun hub.pasutri sdh tdk romantis, namun msh utuh dlm satu kesatuan.
- Bhw anak walaupun menderita DS, tp Alloh berikan kesempurnaan organ dan kesehatan utk sang anak, dan lain sebagainya.
2. Sesi TAUBAT
Ajak kedua pasutri ini utk mencari celah2 keburukan dan lgsg mentaubatinya.
- Menyesali segala lintasan batin dan pikiran ttg hal2 buruk antara suami isteri, dan mentaubatinya.
- Mengingatkan ttg fitrah manusia utk menjalankan syariat Islam secara utuh, membuang segala kemusyrikan dan perbuatan menyimpang lainnya, dan lakukan taubatan nasuha.
- Mengingatkan kembali ttg kewajiban orang tua thd anak, khususnya mslh pemenuhan hak2 anak.
Bertaubat dgn sungguh2 jk mmg ada perbuatan dari orang tua yg berakibat thd kekurangsempurnaan anak.
3. Sesi RIDHO dan IKHLAS
Menumbuhkan sikap sabar dan menerima dgn segala takdir Alloh.
- Bhw dibalik musibah pasti terkandung hikmah yg dalam. Berdo'a smg Alloh mengkaruniakan hikmah tsb kpd kita.
- Meyakini bhw dibalik kekurangan anak pasti terdapat kelebihan yg mgk saat ini belum diketahui.
- Bhw apa yg kita anggap baik, blm tentu baik utk Alloh. Begitupun sebaliknya.
Jd tanamkan selalu ridho pd takdir Alloh.
4. Sesi MEMAAFKAN
Saling memaafkan antara suami isteri.
Awalnya, sesi ini agak sulit dilakukan. Mengingat kedua pasutri ini sama2 memiliki ego yg tinggi, sama2 keras dan merasa paling benar.
Alhamdulillah...
Teringat pesan gurunda ust. Nadhif yg pernah disampaikan kpd sy bbrp wkt yg lalu :
laki2 kadang tdk punya cukup kata dan tulisan utk mengekspresikan perasaannya, tp jk dibelah dadanya, yg ada hanyalah keluarganya, isteri dan anak2nya.
Qadarullah,
Kalimat itulah yg melunakkan hati keduanya.
Kalimat itulah yg mjd pelembut dan pembuka pintu maaf keduanya.
Mereka menangis...
Mereka berpelukan...
Mereka meminta maaf satu sama lain.
Pemandangan yg sungguh mengharukan 😥
Setelah itu sy melakukan ruqyah berkait dgn membacakan bbrp ayat Alqur'an. Tak nampak reaksi antar keduanya. Hanya sesekali terlihat helaan nafas panjang disertai tangis tertahan. Mereka tampak khusyuk mendengarkan bacaan ayat suci ini.
Selepas itu, sy ajarkan ruqyah mandiri kpd keduanya, dan mengajak mrk utk kembali menghidupkan sunnah yg sdh lama mrk tinggalkan. Tak lupa sy ajarkan membuat air ruqyah utk mandi dan minum kpd mrk.
Selanjutnya sy menganjurkan sang ibu utk menampung air wudhu utk mandi anaknya. Namun krn bayi tsb sdg tidur, wudhunya disesuaikan dgn wkt mandinya bayi sj. Lalu sy bacakan air dgn ayat2 pembatal 'ain utk diminumkan dan dimandikan kpd anaknya. Disinilah keajaiban Alloh terjadi..
Ketika sy usap lembut wajah bayi tsb dgn sedikit air ruqyah pembatal 'ain tsb, ia membuka matanya, menatap sy utk bbrp saat, membuka mulutnya dan tertawa lebar ke arah sy, sambil sesekali mengeluarkan celotehan seperti mengobrol dgn sy.
Allohu Akbar.
Sy menangis.
Inilah pertama kali bayi tsb melakukan kontak dgn sy. Selama sy berada di rmh tsb, ia tampak tdk berekspresi sama sekali.
Sungguh keagunganMu Yaa Alloh..
Pembakaran Jimat
Setelah semua ruqyah selesai dilakukan, tahap terakhir adalah pembakaran jimat. Sy kumpulkan seluruh jimat di halaman sebelah rumah. Rajah yg terbungkus sy buka satu2. Demikian jg bungkusan2 yg berisi koin uang logam, ijuk sapu, daun2, kertas, batu, air, dsb. Saya bacakan ayat2 ruqyah, dan sy hinakan sblm semuanya dibakar.
Tuntaslah sudah ruqyah yg sy lakukan hari ini.
Jazaakumullaahu khayron kpd gurunda ust. Nadhif dan ust. Muhammad Firdaus yg telah memberikan ilmu ruqyah kpd sy hingga sy dpt mengaplikasikan ilmu ini utk masyarakat.
Barokallahu fiikum.
Oleh: dr. Irna Yunaeni
---RLC Lampung---
Tags
KESAKSIAN