1. Mengharamkan membaca ayat Al Qur'an untuk mengusir jin
RJ :"Jangan sekali kali membacakan Al-Qur'an hanya untuk mengusir setan karena kedudukan Al-Qur'an sangat mulia disisi Allah dan Rasul-Nya dan setan merupakan makhluk yang sangat hina lagi sesat.
P:Akan tetapi, ada salah seorang teman saya membacakan ayat kursi untuk mengusir setan yang datang ketubuh manusia, ternyata setan keluar setelah dibacakan ayat ayat tersebut.
RJ: Itulah maunya setan kepada manusia.Ia ingin menjebak manusia dengan cara yang halus supaya manusia mengikuti perintah setan dan melanggar larangan Allah merupakan bukti bahwa kita telah melecehkan ayat ayat Allah dan menjadi musyrik karena mengangkat setan sebagai pemimpin kita.
2. Menganggap IMAM muslim dan Bukhori pembohong
RJ. Sampai saat ini saya masih percaya bahwa kisah NABI saw terkena sihir merupakan kebohongan. Sekalipun diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam bukhari.
BAHASAN :
KESAKSIAN RAJA JIN
Kesaksian raja jin. itulah buku yang di tulis oleh Abu aqila dan di terbitkan oleh senayan abadi publishing. membaca judul buku itu pastilah yang terlintas di benak kita isinya tentang pengakuan raja jin. mungkin akan tergambar juga bagaimana raja jin itu membuat kesaksian, apa di wawancarai abu aqila atau raja jin itu sendiri yang bercerita atas inisiatifnya sendiri namun bagaimanapun akan terbersit kekaguman di hati kita pada Abu aqila yang bisa berdialog dengan jin, bahkan bukan sembarang jin tapi rajanya jin!
semua gambaran itu jelas membuat kita bernafsu membeli buku tersebut apalagi bagi mereka yang menyukai hal-hal ghoib atau supranatural seperti saya.
namun setelah membeli dan membaca buku itu ternyata bayangan kita salah. yang di maksud raja jin adalah manusia biasa yang menurut Abu aqila bernama KH Kasman suja'i bukan mahluk dari golongan jin (buku kesaksian raja jin halaman Vi)
Setiap penulis buku tentu ingin bukunya laris manis dan penulisan judul yang menarik memang mempengaruhi konsumen untuk membeli sebuah buku namun kita harapkan judul buku memang sesuai dengan isinya. coba bandingkan dengan buku yang berjudul 'DIALOG DENGAN JIN MUSLIM' karangan Muhammad isa daud. di buku itu memang Muhammad isa daud berdialog dengan jin yang mengaku muslim walau jin itu menggunakan jasad orang lain.
kalaupun buku itu akan tetap memakai judul kesaksian raja jin mestinya ada tanda petik pada kalimat raja jin. tanda petik akan memberitahu pembaca bahwa yang di maksud raja jin bukan raja jin dalam arti yang sebenarnya.
kedepannya kita berharap para penulis buku tidak menghalalkan segala cara agar bukunya laris termasuk dengan membuat judul yang bombastis yang sebenarnya tidak merujuk pada arti yang sebenarnya.
isi buku itu sendiri menurut saya banyak yang perlu di kritisi.
di halaman 13 raja jin berpendapat tidak ada manusia yang mampu kawin dengan golongan jin dan kalaupun ada orang yang pernah mengalami atau merasa mampu mengawini jin berarti ia telah menjadi musrik.
pendapat raja jin ternyata bertentangan dengan pendapat syeikhul islam Ibnu taimiyah. dalam kitabnya al majmu Ibnu taimiyah mengatakan 'bisa saja terjadi di mana manusia menikah dengan jin kemudian beranak pinak. hal ini sudah sering terjadi dan di kenal luas di kalangan masarakat' (majmu al fatwa 19/39)
begitu juga Imam Suyuthi pernah menyampaikan beberapa cerita dari orang-orang dulu dan beberapa atsar dari para ulama yang menunjukan terjadinya kasus pernikahan antara manusia dengan bangsa jin.
jika Abu aqila dan gurunya mau berbeda pendapat dengan ulama di atas tidak masalah, tapi sebaiknya jangan mengatakan yang beda pendapat itu musrik.
Abu aqila sangat menekankan bahwa perkara yang ghoib (jin ) harus berdasar pada nash Al qur'an atau hadits nabi namun saat gurunya memberi jawaban nama-nama suku jin tidak di lampirkan dalil baik dari Alqur'an atau hadits nabi. lalu dari mana gurunya tahu dalam kehidupan jin ada 300 suku bangsa di antaranya suksuk, alhinu, alghilam. qarin, kinzab, ifrit, kuntiltana, thaluh, tsa'bar, zalnabur, al a'war, maswath , dasim dan lain-lain ? (halaman 22-23)
di halaman 24 raja jin mengatakan kalau jin islam yang ada di buku dialog dengan jin muslim adalah setan. alasannya hanya setanlah yang mau bekerjasama dengan manusia kalau jin muslim tidak mungkin mau bekerjasama dengan manusia. raja jin menggunakan surat al jin ayat 6 sebagai dalilnya.begitupun di halaman 29 raja jin mengatakan haram hukumnya berhubungan dengan jin.
menurut saya harus di lihat dulu kerjasama seperti apa antara jin dan manusia sehingga kita bisa berpendapat jin tersebut setan.
Majdi muhammad asy-shahawi, penulis buku tharid al jin masakin al ins yang telah di terjemahkan oleh Imtihan syafi'i dengan judul mengusir jin dari rumah membahas bagaimana jaman dulu banyak jin yang meminta fatwa pada ulama dari kalangan manusia. (buku mengusir jin dari rumah halaman 34-37). apakah jin yang meminta fatwa dan menghadiri majlisnya hasan al basri itu juga akan di sebut setan karena berhubungan dengan manusia?
di halaman 138 raja jin melarang kita membacakan ayat-ayat al qur'an untuk kasus kesurupan dan gangguan non medis lain. menurut raja jin cara pengobatannya cukup dengan mengatakan dua kalimat. 'aku mengutukmu dengan kutukan Allah' dan 'keluarlah hai musuh Allah'
menurut saya mengeluarkan jin dengan membaca ayat al qur'an tidak bertentangan dengan ajaran islam. dalilnya 'dan Kami turunkan dari al qur'an sesuatu yang menjadi penawar (penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman' (QS Al isro 82).
Para sahabat nabi sendiri pernah mengobati orang dengan membacakan surat al fateha dan nabi tidak melarang. bahkan nabi juga bersabda 'janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan, bacakanlah surat al baqoroh karena setan akan lari dari rumah yang di bacakan surat al baqoroh' (HR BUKHORI).
Hati-hati dengan buku KESAKSIAN RAJA JIN karangan ABU AQILA tersebut. Bab mengenai tersihirnya nabi saw terkontaminasi dengan ILMU KALAM karena menolak hadits sahih yang tidak sesuai dengan akalnya. Kita doakan semoga ABU AQILA cepat bertaubat dan kembali kepada pemahaman berlandaskan Al-Quran dan Assunnah, sebagimana dipahami oleh nabi dan para sahabatnya.
Untuk perbaindingan silakan cek di:
https://muslim.or.id/17272-fatwa-ulama-rasullullah-shallallahualaihi-wasallam-pernah-disihir-dan-apakah-beliau-diracuni.html
sumber selengkapnya Fb
https://www.facebook.com/perdana.akhmad/posts/10207313754944137
Tags
ARTIKEL RUQYAH