Bismillah. Sebenarnya status ini sudah ditulis sebelumnya. Namun, karena penting dan ada pengalaman ruqyah terbaru yang serupa dengan materi yang dibahas maka rizal upload lagi sebagai pelajaran dan motivasi bagi kita semua bahwa Al-Qur'an adalah Pedoman Hidup, Mukjizat terbesar Rasulullah SAW, serta Obat Hati.
Idzinkan rizal untuk sharing pengalamanku tentang Hipnotis, yaitu suatu teknik yang banyak orang pro dan kontra dalam menyikapinya.
Adalah suatu hal yang menarik dan membuat penasaran bagi saya untuk mengetahui hakikat dari Hipnotis. Untuk itulah rizal memberanikan diri untuk mempelajarinya, bahkan sampai mendapatkan 2 sertifikat (CH dan CHt) sebagai praktisi Hipnoterapi. Tapi, wallahi.... selama rizal mempraktekkan hipnotis baik dalam kelas (Hipnoteaching) maupun menterapi anak2 yang fobia/trauma (Hipnoterapi) terasa hati ini tidak tenang.... Walaupun secara logika dan ilmiah teori2 hipnotis (ala barat) bisa dicerna namun tetap saja merasakan ketidaktenangan. Apalagi setelah membaca fatwa keharaman hipnotis dari ulama2 Saudi bahkan secara langsung mendapatkan nasihat dari KH. Didin Hafidudin saat usai pengajian di Masjid Al-hijri, Bogor. Selain itu, saat mempraktekkan hipnoteaching ternyata ada kasus2 anak yang tidak bisa membuka mata lagi atau menggigil kedinginan dan terasa sesak nafasnya dalam waktu yang lama.
Inilah hasilnya jikalau menterapi seseorang dengan membuatnya tak sadarkan diri, karena tatkala filter alam sadar dan bawah sadar terbuka dengan teknik2 tersebut maka dikhawatirkan ada "makhluk lain" yang ikut masuk n nimbrung ke dalam tubuh orang dihipnotis.
Adalah suatu hal yang menarik dan membuat penasaran bagi saya untuk mengetahui hakikat dari Hipnotis. Untuk itulah rizal memberanikan diri untuk mempelajarinya, bahkan sampai mendapatkan 2 sertifikat (CH dan CHt) sebagai praktisi Hipnoterapi. Tapi, wallahi.... selama rizal mempraktekkan hipnotis baik dalam kelas (Hipnoteaching) maupun menterapi anak2 yang fobia/trauma (Hipnoterapi) terasa hati ini tidak tenang.... Walaupun secara logika dan ilmiah teori2 hipnotis (ala barat) bisa dicerna namun tetap saja merasakan ketidaktenangan. Apalagi setelah membaca fatwa keharaman hipnotis dari ulama2 Saudi bahkan secara langsung mendapatkan nasihat dari KH. Didin Hafidudin saat usai pengajian di Masjid Al-hijri, Bogor. Selain itu, saat mempraktekkan hipnoteaching ternyata ada kasus2 anak yang tidak bisa membuka mata lagi atau menggigil kedinginan dan terasa sesak nafasnya dalam waktu yang lama.
Inilah hasilnya jikalau menterapi seseorang dengan membuatnya tak sadarkan diri, karena tatkala filter alam sadar dan bawah sadar terbuka dengan teknik2 tersebut maka dikhawatirkan ada "makhluk lain" yang ikut masuk n nimbrung ke dalam tubuh orang dihipnotis.
Sebenarnya Rasulullah SAW adalah pribadi utama yang patut kita contoh telah mengajarkan segalanya, termasuk bagaimana caranya mensugesti orang tanpa harus dengan teknik2 hipnotis (dibuat tak sadarkan diri). Beliau mampu memukau dan mensugesti orang2 dengan akhlaknya, tutur kata dan sikapnya yang lembut dan menyejukkan hati serta akhlaknya yang agung seperti Al-Qur'an.
Alhamdulillah, di tengah ketidaktenangan hatiku, Allah SWT memberikan solusi islami dan pengganti yang lebih baik untuk membantu umat secara syar'i, yaitu RUQYAH SYAR'IYAH. Karena ketika kita bacakan/mendengar ayat2 Al-Qur'an maka hati akan menjadi tenang dan amat mudah kita memberikan taushiyah/nasihat (motivasi/sugesti2 positif) kepada orang yang tengah kita bantu mental/psikisnya.
Alhamdulillah, di tengah ketidaktenangan hatiku, Allah SWT memberikan solusi islami dan pengganti yang lebih baik untuk membantu umat secara syar'i, yaitu RUQYAH SYAR'IYAH. Karena ketika kita bacakan/mendengar ayat2 Al-Qur'an maka hati akan menjadi tenang dan amat mudah kita memberikan taushiyah/nasihat (motivasi/sugesti2 positif) kepada orang yang tengah kita bantu mental/psikisnya.
Al-Qur'an Obat Hati
==============
1. Meruqyah Pemuda yang Diganggu Was-was Syaithan
Ba'da Isya, ada telepon masuk dari seorang bapak yang minta bantuan agar anaknya diruqyah. Karena sepulang dari tempat kerjanya di Sumatera, anaknya menjadi penakut, selalu cemas dan menangis, bahkan dia terus-terusan melakukan shalat dan berdzikir secara dizhaharkan (dibaca secara jelas). Bahkan saat melihat ayah dan ibunya pun dia merasa seperti melihat orang yang dia takuti itu. Semua hal itu membuatnya takut, merasa bersalah, dan tidak percaya kepada orang lain, sehingga dia tidak bisa tidur untuk beristirahat semalaman. Akhirnya karena sudah malam maka saya berjanji untuk membantunya besok siang.
==============
1. Meruqyah Pemuda yang Diganggu Was-was Syaithan
Ba'da Isya, ada telepon masuk dari seorang bapak yang minta bantuan agar anaknya diruqyah. Karena sepulang dari tempat kerjanya di Sumatera, anaknya menjadi penakut, selalu cemas dan menangis, bahkan dia terus-terusan melakukan shalat dan berdzikir secara dizhaharkan (dibaca secara jelas). Bahkan saat melihat ayah dan ibunya pun dia merasa seperti melihat orang yang dia takuti itu. Semua hal itu membuatnya takut, merasa bersalah, dan tidak percaya kepada orang lain, sehingga dia tidak bisa tidur untuk beristirahat semalaman. Akhirnya karena sudah malam maka saya berjanji untuk membantunya besok siang.
Saat awal bertemu, terlihat pemuda tersebut ketakutan dan matanya basah karena menangis. Oleh karena itu, rizal coba untuk mengadakan pendekatan terlebih dahulu dengan memperkenalkan diri, mendengarkan dia saat curhat dan menceritakan permaslahan yang dia hadapi, serta menjelaskan seputar ruqyah sebagai solusi islami bagi umat. Sekitar 30 menit pun berlalu, saya meluangkan waktu untuk mendengarkan curhatannya serta memberikan motivasi dan sugesti2 positif pada anak tersebut di depan orang tuanya.
Selanjutnya rizal pun bacakan ruqyah standar sambil memegang kepala dan punggung pemuda tersebut. Setelah beberapa menit berlalu, ternyata tidak ada reaksi apapun pada si pemuda tersebut saat dibacakan ruqyah. Kemudian rizal tanyakan apa ada yang terasa panas, kedutan, atau terlihat bayangan sesuatu. Ternyata anak tersebut tidak merasakan panas atau kedutan, namun saat dibacakan ruqyah dia teringat dan melihat bayangan beberapa orang yang menjadi atasannya. Berdasarkan ceritanya maka rizal sekali lagi bertanya dan memberikan kesempatan padanya untuk menceritakan apa yang masih mengganjal dalam hatinya, lalu memberikan motivasi serta sugesti2 positif. "Apa masih ada yang mengganjal dalam hati kamu?", tanya rizal.... "Ya, ka, saya masih ada yang mengganjal dalam hati", jawab pemuda tersebut.
Selanjutnya, rizal coba bacakan QS. Al-Fatihah dan QS. Al-Hasyr [59]: 21 beberapa kali sambil menempelkan telapak tangan kanan di atas dadanya, serta mohon kepada Allah SWT agar mengumpulkan dan menghancurkan was-was syetan dan emosi/pikiran negatif yang ada dalam hati anak tersebut.
Subahanallah walhamdulillah Allahu Akbar!.... Saat saya tanya lagi, apa masih ada ganjalan dalam hatinya? Anak tersebut berkata: "Kosong!", sambil terlihat dari wajahnya perasaan bingung campur senang.... Dia juga merasa tidak merasakan takut dan cemas lagi dengan atasannya ataupun masalah pekerjaannya. Bahkan pemuda tersebut minta diajari Ruqyah Syar'iyah. Senang rasanya melihat pemuda tersebut mengenggam tangan dengan erat dan senyumannya saat rizal pamit untuk pulang. Alhamdulillah....
Satu hari setelahnya, ayahnya mengirimkan SMS: "Alhamdulillah ada perubahan mau istirahat. Terima kasih."
Subahanallah walhamdulillah Allahu Akbar!.... Saat saya tanya lagi, apa masih ada ganjalan dalam hatinya? Anak tersebut berkata: "Kosong!", sambil terlihat dari wajahnya perasaan bingung campur senang.... Dia juga merasa tidak merasakan takut dan cemas lagi dengan atasannya ataupun masalah pekerjaannya. Bahkan pemuda tersebut minta diajari Ruqyah Syar'iyah. Senang rasanya melihat pemuda tersebut mengenggam tangan dengan erat dan senyumannya saat rizal pamit untuk pulang. Alhamdulillah....
Satu hari setelahnya, ayahnya mengirimkan SMS: "Alhamdulillah ada perubahan mau istirahat. Terima kasih."
2. Meruqyah Anak SD yang Fobia/Takut kepada Binatang
Sepulang membantu seorang wanita yang terkena sihir penyakit, yaitu mengalami pendarahan yang terus menerus dan perutnya terasa amat sakit. Rizal dan istri segera silaturrahim ke rumah tetangga untuk menepati janji, membantu meruqyah sebuah keluarga. Ba'da Isya, sesi ruqyah pun dimulai secara klasikal dan ternyata yang bereaksi cukup keras adalah seorang ibu yang ditangani oleh istri rizal. Sedangkan rizal fokus meruqyah seorang anak berusia 10 tahun yang mengalami fobia/rasa takut yang berlebih kepada semua binatang, seperti: ayam, kucing, cicak, dll. Bahkan tatkala bertemu dengan kami pun, si anak tersebut terlihat ketakutan (padahal kami kan bukan binatang loh .... ) Akhirnya, rizal coba PDKT (pendekatan) dengan gaya dan bahasa gaul anak-anak. Rizal juga jelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk mulia, bahkan para malaikat yang gagah pun disuruh untuk sujud kepada Nabi Adam as., demikian juga alam ditundukkan bagi manusia sebagai khalifah dimuka bumi. Langkah selanjutnya adalah, rizal coba membuat anak tersebut menjadi tenang hatinya dengan membacakan beberapa ayat ruqyah sambil memegang kepala anak tersebut. Lalu rizal ajarkan kepada anak tersebut untuk melakukan ruqyah mandiri, yaitu dengan meletakkan tangan kanannya di atas dada sambil membaca ayat kursyi dan 3qul. Kemudian dibimbing membaca do'a: "Ya Allah, Yang Maha Kuasa.... Hancurkan dan buang semua was-was syaithan dan rasa takut di dalam dadaku, Amiin...." Dilanjutkan dengan teknik buangan dan penanaman sugesti: "Mulai saat ini dan seterusnya, saya adalah orang yang pemberani, dan hanya takut kepada Allah SWT...." Subhanallah walhamdulillah, setelah sesi ruqyah tersebut maka rizal ajak anak SD tersebut untuk keluar rumah dan dia pun sudah berani menangkap cicak dengan menggunakan sapu. Beberapa hari kemudian, kami bertemu dengan anak tersebut dan ibunya. Kata ibunya, anaknya kini menjadi lebih berani kepada binatang. Alhamdulillah....
Sepulang membantu seorang wanita yang terkena sihir penyakit, yaitu mengalami pendarahan yang terus menerus dan perutnya terasa amat sakit. Rizal dan istri segera silaturrahim ke rumah tetangga untuk menepati janji, membantu meruqyah sebuah keluarga. Ba'da Isya, sesi ruqyah pun dimulai secara klasikal dan ternyata yang bereaksi cukup keras adalah seorang ibu yang ditangani oleh istri rizal. Sedangkan rizal fokus meruqyah seorang anak berusia 10 tahun yang mengalami fobia/rasa takut yang berlebih kepada semua binatang, seperti: ayam, kucing, cicak, dll. Bahkan tatkala bertemu dengan kami pun, si anak tersebut terlihat ketakutan (padahal kami kan bukan binatang loh .... ) Akhirnya, rizal coba PDKT (pendekatan) dengan gaya dan bahasa gaul anak-anak. Rizal juga jelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk mulia, bahkan para malaikat yang gagah pun disuruh untuk sujud kepada Nabi Adam as., demikian juga alam ditundukkan bagi manusia sebagai khalifah dimuka bumi. Langkah selanjutnya adalah, rizal coba membuat anak tersebut menjadi tenang hatinya dengan membacakan beberapa ayat ruqyah sambil memegang kepala anak tersebut. Lalu rizal ajarkan kepada anak tersebut untuk melakukan ruqyah mandiri, yaitu dengan meletakkan tangan kanannya di atas dada sambil membaca ayat kursyi dan 3qul. Kemudian dibimbing membaca do'a: "Ya Allah, Yang Maha Kuasa.... Hancurkan dan buang semua was-was syaithan dan rasa takut di dalam dadaku, Amiin...." Dilanjutkan dengan teknik buangan dan penanaman sugesti: "Mulai saat ini dan seterusnya, saya adalah orang yang pemberani, dan hanya takut kepada Allah SWT...." Subhanallah walhamdulillah, setelah sesi ruqyah tersebut maka rizal ajak anak SD tersebut untuk keluar rumah dan dia pun sudah berani menangkap cicak dengan menggunakan sapu. Beberapa hari kemudian, kami bertemu dengan anak tersebut dan ibunya. Kata ibunya, anaknya kini menjadi lebih berani kepada binatang. Alhamdulillah....
Wahai saudaraku, ini adalah bukti bahwa Al-Qur'an itu obat hati, penawar bagi penyakit medis maupun non medis, termasuk juga masalah psikis. Allah SWT berfirman: "Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-Israa [17]: 82)