Yang dimaksud penampakan di sini adalah jin atau syetan yang berubah wujud dari bentuk aslinya menjadi wujud lain, yaitu menyerupai sesuatu lalu menampakkan diri pada manusia. Karena pada hakikatnya jin adalah makhluk ghaib yang wujudnya tidak bisa dilihat oleh manusia. Jin bisa menyerupai apa saja, kecuali menyerupai Rasulullah SAW. Sabdanya, “Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, berarti ia sungguh melihatku. Karena sesungguhnya syetan tidak bisa menyerupaiku.” (HR. Bukhari).
Jin atau syetan dalam rumah, biasanya menampakkan diri dalam bentuk sebagai berikut:
(1)Ular.
Hati-hati dengan adanya ular yang ada di rumah kita. Bisa jadi ia bukan ular sembarangan, tapi ular jelmaan syetan. Dalam riwayat Muslim diceritakan, bahwa Abu Saib pernah datang ke seorang sahabat yang bernama abu Sa’id al-Khudri. Setiba di rumahnya Abu Sa’id sedang sholat. Abu Sa’ib pun menunggunya. Saat itulah ia melihat ada seekor ular di tumpukan pelepah korma di pojok rumah. Abu Saib hendak membunuhnya, tapi Abu Sa’id melarangnya dengan isyarat. Lalu Abu Sa’id bercerita tentang sahabat Rasulullah SAW. yang mati akibat ia membunuh ular jelmaan jin tersebut. Dari riwayat tersebut, bisa disimpulkan bahwa jin terkadang berubah wujud menjadi ular. Terkadang wujud ular itu hadir di alam nyata. Tapi ia terkadang hanya hadir di alam mimpi si penghuni rumah.
(2)Bayangan.
Yang dimaksud dengan bayangan di sini adalah wujud penampakan jin yang kurang jelas rupa dan bentuknya. Bisa berupa asap, bayangan hitam seperti orang yang sedang lewat, karena ia melintas dengan begitu cepat atau cahaya di sekitar kurang terang, sehingga orang yang melihatnya tidak bisa melihat wujudnya dengan jelas.
(3)Mimpi Buruk.
Rasulullah menjelaskan bahwa mimpi buruk itu datangnya dari syetan. Mimpi buruk adalah bagian dari gangguan syetan dalam tidur seseorang. “Mimpi yang baik itu datangnya dari Allah, dan mimpi yang buruk itu datangnya dari syetan. Barangsiapa yang mimpi sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah ke kiri tiga kali. Lalu berlindung kepada Allah dari kejahatan syetan, maka mimpi buruk itu tidak akan mencelakakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
(4)Pergerakan Benda.
Islam tidak mengingkari adanya perpindahan atau pergerakan suatu benda karena ulah jin atau syetan. Dalam Al Qur’an diceritakan manakala Ifrit menawarkan diri kepada Nabi Sulaiman AS. untuk memindahkan istana Ratu Bilqis dalam waktu yang sangat singkat. “Berkatalah Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin, ‘Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri diri tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.” (QS. An-Naml: 39). Jangankan benda-benda kecil dan ringan. Singgasana yang begitu besar mampu diangkat dan dipindahkan dari tempat yang sangat jauh dalam waktu sekejap. Berarti kalau ada benda mati di rumah kita bergerak sendiri, padahal bukan mesin otomatis, tidak ada orang lain yang menggerakkannya, tidak ada angin yang menghembusnya, dan bukan halusinasi mata kita, maka bisa jadi jin lah pelakunya.
(5)Mencium Bau.
Biasanya tercium bau semerbak melati, padahal tidak ada tanaman melati di pekarangan rumah. Mencium bau durian, padahal tidak sedang musim durian. Atau mencium bau bangkai, setelah dicari-cari ke sana kemari ternyata tak satu pun hewan melata yang mati di rumah. Bau itu tiba- tiba datang menyengat, lalu tiba-tiba lenyap setelah beberapa saat. Bahkan terkadang hanya sebagian penghuni rumah saja yang mencium, sedangkan yang lainnya tidak mengendusnya.
(6)Pencurian.
Pencurian yang dilakukan oleh jin atau syetan tidak hanya terjadi pada zaman kita sekarang saja. Kasus itu telah terjadi juga pada zaman Rasulullah SAW. dimana syetan itu mencuri makanan hasil zakat yang telah dikumpulkan oleh para sahabat. Ada misi yang dibawa syetan dalam hal pencurian dalam rumah. Dengan melakukan pencurian sedikit uang yang tersimpan, agar yang kehilangan curiga dan menuduh orang yang ada di sekelilingnya. Akibat dari hal ini adalah timbulnya kebencian dan permusuhan antar anggota keluarga yang ada, sehingga akhirnya akan merusak keharmonisan rumah tangga yang selama ini telah terbina.
(7)Interaksi.
Yang dimaksud dengan berinteraksi disini adalah interaksinya jin atau syetan dengan manusia penghuni rumah, atau sebaliknya. Banyak orang yang merasa terganggu dengan keberadaan makhluk halus di rumahnya. Tapi ada juga orang yang merasa diuntungkan dengan kehadiran mereka. Karena menurutnya keberadaan jin itu tidak mengganggu, tapi justru sebaliknya. Ia suka memberikan bantuan dan ikut mengamankan rumah tinggal beserta aset yang dimilikinya. Bahkan ada juga yang sengaja membeli atau mendatangkan jin untuk tujuan tersebut. Namun biar bagaimanapun, kita harus waspada Karena pasti ia punya misi terselubung yang akan mereka wujudkan bila ada kesempatan, meskipun pada awalnya mereka baik atau sok bersahabat. Tapi sebenarnya ia tetap sebagai musuh yang punya misi untuk merusak dan menggelincirkan manusia. Kalau mereka benar-bebar shalih (baik), ia tidak akan hadir, menampakkan diri dan ikut campur dalam kehidupan manusia.
(8)Bisikan.
Bisikan adalah isi bisik-bisik yang diucapkan secara pelan sehingga sayup-sayup terdengar. Bisikan-bisikan syetan terkadang muncul dalam diri kita. Kalau kita tidak segera tanggap dan mengambil tindakan, maka syetan pembisik itu akan menguasai pikiran kita dan mendikte langkah-langkah kita sehari-hari. Dalam beberapa kasus kriminal, para pelaku mengaku bahwa perbuatannya itu ia lakukan berdasarkan bisikan-bisikan ghaib yang sering diterimanya. Terlepas dari benar tidaknya pengakuan tersebut, bisikan syetan pada manusia itu memang ada, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an surat an-Nas. Nabi Adam telah membuktikan betapa dahsyat dan gencarnya ibis dan syetan dalam melakukan bisikan. Dan bisikan-bisikan seperti itu atau yang serupa masih berlaku sampai sekarang. Memang sesekali bisikan itu terbukti kebenarannya, tapi lebih banyak tidak benarnya. Semua itu adalah semacam perangkap untuk menjerumuskan kita.
(9)Suara.
Teriakan tanpa rupa atau munculnya suara misterius pernah terjadi pada zaman Rasulullah SAW., yaitu saat Perang Uhud berkecamuk. Saat itu beberapa sahabat Rasulullah mendengar teriakan misterius, di antaranya adalah Utbah bin Abi Waqqas. Isi teriakan itu, “Muhammad telah terbunuh”. Beberapa sahabat Rasulullah sempat terpengaruh dengan teriakan tersebut. Tapi tak berapa lama, semangat juang mereka berkobar lagi setelah melihat Rasulullah SAW. masih hidup. Rasulullah menyebut pemilik suara atau teriakan itu adalah syetan, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Ahmad dan al-Baihaqi.
(10)Sinar.
Sinar atau cahaya sering dipakai oleh syetan sebagai media untuk menyesatkan manusia. Dengan melihat sosok sinar itu, manusia yang melihat atau yang dihampirinya berkeyakinan bahwa yang datang itu adalah malaikat, karena malaikat diciptakan oleh Allah dari cahaya sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam haditsnya. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Tidak semua cahaya yang datang itu adalah sosok malaikat. Bisa saja yang ada dibalik cahaya itu adalah jin atau syetan, yang datang untuk menyesatkan objeknya.
(11)Dilempar Benda.
Sensasi keghaiban semacam ini dialami oleh banyak orang. Kadang-kadang seperti ada yang melempar dari belakang. Ada juga yang merasa bahwa telah terjatuh suatu benda di genting rumahnya, suara jatuhan itu terdengar jelas karena bunyinya cukup keras. Tapi tidak ditemukan apa-apa setelah mengecek genting atap rumahnya. Bahkan gentingnya tidak ada yang pecah. Atau sensasi keghaiban berupa jatuhnya sesuatu dari atas pada saat seseorang sedang mengamalkan wirid tertentu, misalnya berupa keris, batu atau benda-benda semacamnya, yang kemudian dikeramatkan oleh yang mendapatkannya. Akibatnya dia merasa bangga dan merasa telah menjadi orang hebat dan percaya sekali dengan kekuatan yang terpancar dari barang yang dimilikinya. Tidak jarang mereka yang kepincut oleh barang-barang semacam ini akhirnya rela meninggalkan aktifitasnya, bahkan terkadang menelantarkan keluarga demi memburu barang-barang semacam ini. Yang jelas dari semua itu adalah bahwa syetan punya banyak trik untuk menggelincirkan dan menjerumuskan manusia dalam kesesatan. Karena itu kita harus waspada jangan sampai terjerat dalam perangkapnya.
(12)Sosok Manusia Yang Sudah Dikenal.
Jin berubah wujud dan menampakkan diri sebagai sosok orang terkenal, tokoh atau publik figur adalah benar adanya. Sebagaimana yang terjadi pada waktu Perang Badar. Iblis hadir di tengah kerumunan pasukan kafir sebagai sosok tersohor, Suroqoh bin Malik. Peristiwa keghaiban itu telah diabadikan dalam al-Qur’an dalam surat al-Anfal ayat 48. Banyak yang menganggap bahwa sosok penampakan jin itu adalah roh dari orang yang terkenal atau si tokoh tersohor. Akhirnya ia meyakini bahwa tokoh yang telah lama meninggal itu sejatinya masih hidup dan ia memang orang yang sakti. Apalagi bila yang melihat penampakan sosok tokoh itu jumlahnya banyak, entah itu mereka hanya mengaku-ngaku saja atau benar-benar melihat penampakan yang sejatinya adalah jin. Kemudian ia menyebarkan sensasi keghaiban yang dialaminya kepada orang lain. Akhirnya menyebarlah anggapan salah itu ditengah masyarakat. Tokoh itu semakin dikultuskan, makamnya dikunjungi untuk dimintai bantuan dalam rangka menyelesaikan masalah kehidupan. Ia mengaku bahwa hidupnya selalu dibimbing dan diawasi tokoh tersebut. Kalau menjumpai kesulitan, tokoh itu datang memberikan solusi. Kalau ia tak kunjung datang pada saat dibutuhkan, maka ia akan melakukan ritual khusus agar tokohnya itu datang membantunya. Misi syetan berhasil dan Allah pun disekutukan. Karena memang itulah perangkap syetan supaya objeknya menduakan Allah dalam hidupnya. Wallohu a'lam
Sumber: Majalah GHOIB, Edisi 61, Th. IV
Tags
ARTIKEL RUQYAH