Salah
seorang ustadz bercerita kepada saya, dulu ketika kuliah di LIPIA,
beliau mencari kontrakan yang murah. Beliau ke Jakarta mengajak
istrinya. Ketika mencari-cari rumah kontrakan itulah beliau akhirnya
mendapatkan rumah yang murah. Hanya saja tidak seperti yang diharapkan.
Kenapa? Karena di dapurnya ternyata ada bekas makam. Bahkan nisannya pun
masih menempel di tembok. Lho koq bisa? Allahu a'lam.
Akhirnya karena tak tahu lagi harus ke mana. Ustadz dan istrinya ini pun tinggal di sini. Awalnya beliau menasehati istrinya untuk sering-sering membaca Al Qur'an di rumah ini, karena ketika masuk rumah suasananya bikin merinding. Bahkan ketika membersihkan rumah yang sudah lama tak dihuni itu pun sempat beliau menemukan ular.
Beliau pun setiap hari berjualan es lilin. Untuk bisa menambah penghasilan. Setiap hari ketika kuliah beliau selalu membawa es lilin yang sudah dibuat oleh istrinya. Sebulan belum ada gangguan di rumah tersebut. Dua bulan mulai ada penampakan-penampakan. Misal ada banyangan berkelebat dan seterusnya. Namun sang ustadz dan istrinya terus membacakan Al Qur'an setiap hari.
Hingga akhirnya gangguan-gangguan seperti barang jatuh dan lain-lainnya tidak lagi ada. Bahkan rumah yang ditempati beliau pun hawanya jadi lain. Lebih sejuk daripada pertama kali tinggal. Setelah kurang lebih 5 bulan berada di rumah tersebut, beliau berbelanja di salah satu pedagang sayur keliling.
Ditanya-tanya, "Mas-nya ini orang sakti ya?"
Merasa aneh sang ustadz ini pun bertanya, "Kenapa emangnya bu?"
Ibu-ibu yang membeli sayur sekaligus tetangganya itu pun menceritakan, "Rumah itu terkenal angker mas, yang ngontrak pasti setelah tiga bulan ndak mau nempati lagi. Bukan hanya itu beberapa saksi mata juga menceritakan ada penampakan genderuwo, kuntilanak, macem-macem".
Sang ustadz menjawab, "Ah, ndak ada penamapak seperti itu bu."
Setelah itu sang ustadz kembali lagi ke rumahnya. Dan sampai beliau lulus LIPIA dan pindah dari rumah kontrakan tersebut tetap dianggap orang sakti ama warga sekitar tempat itu.
Akhirnya karena tak tahu lagi harus ke mana. Ustadz dan istrinya ini pun tinggal di sini. Awalnya beliau menasehati istrinya untuk sering-sering membaca Al Qur'an di rumah ini, karena ketika masuk rumah suasananya bikin merinding. Bahkan ketika membersihkan rumah yang sudah lama tak dihuni itu pun sempat beliau menemukan ular.
Beliau pun setiap hari berjualan es lilin. Untuk bisa menambah penghasilan. Setiap hari ketika kuliah beliau selalu membawa es lilin yang sudah dibuat oleh istrinya. Sebulan belum ada gangguan di rumah tersebut. Dua bulan mulai ada penampakan-penampakan. Misal ada banyangan berkelebat dan seterusnya. Namun sang ustadz dan istrinya terus membacakan Al Qur'an setiap hari.
Hingga akhirnya gangguan-gangguan seperti barang jatuh dan lain-lainnya tidak lagi ada. Bahkan rumah yang ditempati beliau pun hawanya jadi lain. Lebih sejuk daripada pertama kali tinggal. Setelah kurang lebih 5 bulan berada di rumah tersebut, beliau berbelanja di salah satu pedagang sayur keliling.
Ditanya-tanya, "Mas-nya ini orang sakti ya?"
Merasa aneh sang ustadz ini pun bertanya, "Kenapa emangnya bu?"
Ibu-ibu yang membeli sayur sekaligus tetangganya itu pun menceritakan, "Rumah itu terkenal angker mas, yang ngontrak pasti setelah tiga bulan ndak mau nempati lagi. Bukan hanya itu beberapa saksi mata juga menceritakan ada penampakan genderuwo, kuntilanak, macem-macem".
Sang ustadz menjawab, "Ah, ndak ada penamapak seperti itu bu."
Setelah itu sang ustadz kembali lagi ke rumahnya. Dan sampai beliau lulus LIPIA dan pindah dari rumah kontrakan tersebut tetap dianggap orang sakti ama warga sekitar tempat itu.