Ternyata
Allah swt tdk mempertemukan kita dlm mimpi malam itu, dan menurutku
itulah memang yg terbaik, kr keputusan Allah swt lah yg benar. Dan
akupun bertawakal pada-Nya.
Saat pertemuan berikutnya kembali kita saling ingin mencapai kemenangan itu secepatnya, lantunan merdu (menurut pribadi) ayat-ayat Al-Quran terus mengalun dgn tartil, yg hanya Allah swt sajalah yg tahu kenapa engkau malah tersiksa mendengarnya, kau berguling, menangis pilu meratap, kepanasan, tapi kenapa kau tdk juga mau menyerah, malah semakin kau genggam erat sesuatu yg tdk aku tahu apa itu..
Kau seolah begitu hawatir kalau aku sampai berhasil membuka genggaman tanganmu, terlihat dari rautmu yg tampak amat ketakutan.
Tapi aku tidak perduli, apapun alasan kamu masuk dalam tubuh manusia itu harus segera dihentikan, karena itu adalah kedzoliman, dan aku harus segera membebaskan wanita ini dari pengaruh burukmu..
"Segera keluar baik2, dan bertaubatlah kepada Allah swt, keluarlah dan takutlah akan azab Allah swt..
Jika tidak, maka aku mintakan kepada Allah swt agar Ayat2 Al-quran yg aku bacakan akan menjadi siksaan yg pedih dan membakar tubuhmu hingga hancur...
Kamu terlihat makin ketakutan tp kamu tdk juga mau keluar bahkan bicarapun tidak..
Kembali ku bacakan kalimat2 Allah swt yg sempurna, yg mengabarkan tentang azab yg amat pedih bagi orang2 yg ingkar terhadap ayat2-Nya..
Kembali kamu berguling kesakitan, dan aku rasa peringatanku telah cukup, tapi kau memang mahluk yg bandel, meski melihat mimik mukamu yg begitu amat ketakutan aku sangat tak tega, tapi aku harus menyelamatkan manusia yg kau aniaya ini, maka maafkan aku jika harus membunuhmu..
Berkaca mata ini melihat kamu menggelepar sambil memegangi tenggorokanmu yg bekas ku goreskan telunjuk tauhidku disana.. Tapi kamu masih saja mempertahankan apa yg ada digenggamanmu saat kucoba membukanya, malah kedua tanganmu makin erat melindunginya, maka kembali telunjuk ini ku goreskan pada lengan kirimu dan Allahu Akbar tanganmu yg kiri seperti terluka dan tak bisa kau gunakan utk memegang, kamu kesakitan.. Tp kenapa kamu belum menyerah?.
"Sungguh aku tak ingin menyakitimu, apalagi sampai membunuhmu, tp kenapa kamu tak juga mau mengerti, bukankah kamu sudah menderita? Tp kenapa kamu diam, apa kamu bisu.?..
Kembali ada air dimataku, ketika kamu menganggukan kepalamu utk menjawab pertanyaan yg tdk kusengaja itu.. Rupanya kamu memang bisu..
"Kamu tidak mau keluar?,
[geleng kepala]
"apa tdk bisa keluar?
[mengangguk]
"Apa ada yag mengancam?
[mengangguk]
"Siapa yg mengancam apa manusia? [menggeleng]
"apa dia rajamu? [mengangguk]
"kamu terluka? [mengangguk]
"Kamu ingin sembuh? [mengangguk]
"kamu mau bertaubat? [menggeleng]
Kamu ingin sembuh kan? [mengangguk].
Kalau kamu tdk bertaubat, aku tdk bisa membantumu.. [menangis]
Kamu takut sama rajamu? [mengangguk]
Jika aku bisa mengalahkan rajamu, apa kamu mau masuk Islam.? [mengangguk].
Sekarang bagian mana yg terluka ditubuhmu? [nunjuk leher/tenggorokan, tangan kiri dan pundak,]
Dan Alhamdulillah Allah swt menyembuhkan lukamu setelah kubacakan Al-Fatihah dan mengusap lukamu..
Dan hidayahpun ahirnya menghampirimu, dan Allah swt menunjukan kebesaran-Nya dgn keluarnya suara meski tdk jelas, tp aku tahu itulah kalimat Tauhid yg kau ucapkan dgn sungguh2..
Dan berkat pertolongan Allah swt dan kerjasama kita, ahirnya kita juga berhasil mengalahkan rajamu yg kejam itu,
sungguh saat kau berani melepaskan mustikamu yg kau genggam itu, demi hanya mencukupkan bahwa Allah swt saja sebagai pelindung dan tujuan kita, maka itulah kemenangan kita..
Ahirnya semoga kau betah tinggal dimesjid sana, dan belajar agama Islam disana.. Insya Allah ustadznya bermanhaj salaf..
Cuma ada yg tak kumengerti, pas zikir ba'da magrib kemarin sebagian tubuhku merinding, dan tiba2 aku teringat kamu sehingga akupun tersenyum merasakan kebahagiaanmu dlm balutan Iman..
Saat pertemuan berikutnya kembali kita saling ingin mencapai kemenangan itu secepatnya, lantunan merdu (menurut pribadi) ayat-ayat Al-Quran terus mengalun dgn tartil, yg hanya Allah swt sajalah yg tahu kenapa engkau malah tersiksa mendengarnya, kau berguling, menangis pilu meratap, kepanasan, tapi kenapa kau tdk juga mau menyerah, malah semakin kau genggam erat sesuatu yg tdk aku tahu apa itu..
Kau seolah begitu hawatir kalau aku sampai berhasil membuka genggaman tanganmu, terlihat dari rautmu yg tampak amat ketakutan.
Tapi aku tidak perduli, apapun alasan kamu masuk dalam tubuh manusia itu harus segera dihentikan, karena itu adalah kedzoliman, dan aku harus segera membebaskan wanita ini dari pengaruh burukmu..
"Segera keluar baik2, dan bertaubatlah kepada Allah swt, keluarlah dan takutlah akan azab Allah swt..
Jika tidak, maka aku mintakan kepada Allah swt agar Ayat2 Al-quran yg aku bacakan akan menjadi siksaan yg pedih dan membakar tubuhmu hingga hancur...
Kamu terlihat makin ketakutan tp kamu tdk juga mau keluar bahkan bicarapun tidak..
Kembali ku bacakan kalimat2 Allah swt yg sempurna, yg mengabarkan tentang azab yg amat pedih bagi orang2 yg ingkar terhadap ayat2-Nya..
Kembali kamu berguling kesakitan, dan aku rasa peringatanku telah cukup, tapi kau memang mahluk yg bandel, meski melihat mimik mukamu yg begitu amat ketakutan aku sangat tak tega, tapi aku harus menyelamatkan manusia yg kau aniaya ini, maka maafkan aku jika harus membunuhmu..
Berkaca mata ini melihat kamu menggelepar sambil memegangi tenggorokanmu yg bekas ku goreskan telunjuk tauhidku disana.. Tapi kamu masih saja mempertahankan apa yg ada digenggamanmu saat kucoba membukanya, malah kedua tanganmu makin erat melindunginya, maka kembali telunjuk ini ku goreskan pada lengan kirimu dan Allahu Akbar tanganmu yg kiri seperti terluka dan tak bisa kau gunakan utk memegang, kamu kesakitan.. Tp kenapa kamu belum menyerah?.
"Sungguh aku tak ingin menyakitimu, apalagi sampai membunuhmu, tp kenapa kamu tak juga mau mengerti, bukankah kamu sudah menderita? Tp kenapa kamu diam, apa kamu bisu.?..
Kembali ada air dimataku, ketika kamu menganggukan kepalamu utk menjawab pertanyaan yg tdk kusengaja itu.. Rupanya kamu memang bisu..
"Kamu tidak mau keluar?,
[geleng kepala]
"apa tdk bisa keluar?
[mengangguk]
"Apa ada yag mengancam?
[mengangguk]
"Siapa yg mengancam apa manusia? [menggeleng]
"apa dia rajamu? [mengangguk]
"kamu terluka? [mengangguk]
"Kamu ingin sembuh? [mengangguk]
"kamu mau bertaubat? [menggeleng]
Kamu ingin sembuh kan? [mengangguk].
Kalau kamu tdk bertaubat, aku tdk bisa membantumu.. [menangis]
Kamu takut sama rajamu? [mengangguk]
Jika aku bisa mengalahkan rajamu, apa kamu mau masuk Islam.? [mengangguk].
Sekarang bagian mana yg terluka ditubuhmu? [nunjuk leher/tenggorokan, tangan kiri dan pundak,]
Dan Alhamdulillah Allah swt menyembuhkan lukamu setelah kubacakan Al-Fatihah dan mengusap lukamu..
Dan hidayahpun ahirnya menghampirimu, dan Allah swt menunjukan kebesaran-Nya dgn keluarnya suara meski tdk jelas, tp aku tahu itulah kalimat Tauhid yg kau ucapkan dgn sungguh2..
Dan berkat pertolongan Allah swt dan kerjasama kita, ahirnya kita juga berhasil mengalahkan rajamu yg kejam itu,
sungguh saat kau berani melepaskan mustikamu yg kau genggam itu, demi hanya mencukupkan bahwa Allah swt saja sebagai pelindung dan tujuan kita, maka itulah kemenangan kita..
Ahirnya semoga kau betah tinggal dimesjid sana, dan belajar agama Islam disana.. Insya Allah ustadznya bermanhaj salaf..
Cuma ada yg tak kumengerti, pas zikir ba'da magrib kemarin sebagian tubuhku merinding, dan tiba2 aku teringat kamu sehingga akupun tersenyum merasakan kebahagiaanmu dlm balutan Iman..