Piranti Mistik dan Sang Ibu
Seorang perempuan muda bercerita kepada saya. Suatu hari dia
mengendarai motor di kampungnya di Jawa Timur. Sebelum berangkat, dia
menyelipkan sebuah piranti mistik alias jimat yang dibelinya dari
seorang paranormal. Benda itu dimasukkan ke dalam tasnya.
Dalam perjalanan, motornya serempetan dengan motor lain hingga
membuatnya terjatuh. Ketika perempuan itu bangun dari posisi jatuhnya,
dirinya terkejut sebab tidak ada luka sedikitpun di tubuhnya. Padahal
pengendara motor lain yang juga terjatuh bersamanya terluka tubuhnya.
Beberapa warga yang menolongnya pun terheran-heran melihat kondisinya
yang tidak terluka. Bahkan motornya pun tidak rusak sedikitpun. Tentu
saja perempuan itu mengucap syukur kepada Tuhan
Ketika
perempuan itu pulang ke rumahnya, tiba-tiba saja dia teringat piranti
mistik yang ada di dalam tasnya. Lalu dia berkata dalam hati bahwa
mungkin jimat di tasnya ikut pula menyelamatkannya dari musibah itu.
Dia pun membayangkan, seandainya piranti mistik itu tidak dibawanya,
besar kemungkinan dirinya terluka tubuhnya dalam kecelakaan itu.
Lalu perempuan itu bercerita kepada ibunya seputar kecelakaan dan
piranti mistik yang dimilikinya. Dia berpikir sang ibu pasti ingin
melihat piranti mistiknya.
Tetapi belum selesai dia bercerita, sang ibu malah menangis tersedu-sedu sambil berkata,” buang itu..syirik.syirik..”
Perempuan muda itu merasa heran melihat sikap ibunya.
Sebenarnya hal wajar jika sang ibu menangis. Sebagai seorang ibu, tentu
saja, dirinya setiap saat berdoa kepada Tuhan agar putrinya itu
senantiasa diberi keselamatan dan dilindungi Tuhan.
Tetapi
ketika putrinya benar-benar selamat dari kecelakaan, sang putri malah
menunjuk piranti mistiknya menjadi bagian dari keselamatannya dan bukan
atas berkat doa ibunya sendiri.
Seorang perempuan muda bercerita kepada saya. Suatu hari dia mengendarai motor di kampungnya di Jawa Timur. Sebelum berangkat, dia menyelipkan sebuah piranti mistik alias jimat yang dibelinya dari seorang paranormal. Benda itu dimasukkan ke dalam tasnya.
Dalam perjalanan, motornya serempetan dengan motor lain hingga membuatnya terjatuh. Ketika perempuan itu bangun dari posisi jatuhnya, dirinya terkejut sebab tidak ada luka sedikitpun di tubuhnya. Padahal pengendara motor lain yang juga terjatuh bersamanya terluka tubuhnya.
Beberapa warga yang menolongnya pun terheran-heran melihat kondisinya yang tidak terluka. Bahkan motornya pun tidak rusak sedikitpun. Tentu saja perempuan itu mengucap syukur kepada Tuhan
Ketika perempuan itu pulang ke rumahnya, tiba-tiba saja dia teringat piranti mistik yang ada di dalam tasnya. Lalu dia berkata dalam hati bahwa mungkin jimat di tasnya ikut pula menyelamatkannya dari musibah itu.
Dia pun membayangkan, seandainya piranti mistik itu tidak dibawanya, besar kemungkinan dirinya terluka tubuhnya dalam kecelakaan itu.
Lalu perempuan itu bercerita kepada ibunya seputar kecelakaan dan piranti mistik yang dimilikinya. Dia berpikir sang ibu pasti ingin melihat piranti mistiknya.
Tetapi belum selesai dia bercerita, sang ibu malah menangis tersedu-sedu sambil berkata,” buang itu..syirik.syirik..”
Perempuan muda itu merasa heran melihat sikap ibunya.
Sebenarnya hal wajar jika sang ibu menangis. Sebagai seorang ibu, tentu saja, dirinya setiap saat berdoa kepada Tuhan agar putrinya itu senantiasa diberi keselamatan dan dilindungi Tuhan.
Tetapi ketika putrinya benar-benar selamat dari kecelakaan, sang putri malah menunjuk piranti mistiknya menjadi bagian dari keselamatannya dan bukan atas berkat doa ibunya sendiri.
Tags
ARTIKEL RUQYAH