Dikisahkan oleh : Ustadz Rizal Dalil, M.Pdi
Hari itu adalah hari yang cukup
sibuk di sekolah, para guru tengah sibuk mengolah data nilai siswa dan kegiatan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Demikian halnya, saya begitu asyik menyelesaikan input data nilai
para siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) serta input data
Guru PAI se-Kota Bogor yang harus segera diserahkan. Tak lama kemudian, ba’da
Dzuhur, datanglah sepasang suami istri yang ternyata mereka adalah orang tua
murid yang minta waktu untuk konsultasi tentang masalah penyakit yang diderita
sang suami.
Suaminya
menceritakan bahwa selepas mengadakan penelitian di Kawah Gunung Galunggung,
selama 3 bulan lamanya ia menderita sakit yang aneh, kepala terasa pusing,
badan selalu terasa lemas, jantung berdebar-debar, bahkan saat membaca
al-Qur’an dada menjadi terasa sesak. Sehingga setiap akan melaksanakan sholat
sang suami harus ditemani oleh istrinya karena khawatir jatuh dan tidak kuat.
Bagaimana bukan penyakit yang aneh, karena dia sempat dirawat seminggu lamanya
dan dokter tidak tahu penyebab penyakit tersebut. Saat dicek gula darah, tensi, jantung, dll ternyata
dalam keadaan normal. Selanjutnya, saya tawarkan serta jelaskan Ruqyah
Syar’iyah kepada mereka sebagai solusi islami bagi umat yang menghadapi
masalah/gangguan medis, psikis, maupun non medis. Sebagai deteksi awal, saya
berikan minyak Daun Bidara (Sidr) untuk diminum hanya beberapa tetes,
tapi tidak ada reaksi yang terjadi. Padahal biasanya tatkala orang yang
mengalami gangguan non medis (jin jahat/syetan/sihir) meminum Daun Bidara
(Sidr) maka tidak akan lama akan merasakan pusing, mual, bahkan
muntah-muntah.
Hal
ini, tidak membuat saya pesimis untuk berhenti sampai disitu sehingga saya
mengajak kedua orang tua murid tersebut ke musholla sekolah untuk diruqyah.
Setelah berwudhu dan dilanjutkan sholat sunnah mutlak kami memohon kemudahan,
kesembuhan, serta pertolongan kepada Allah, Dzat Yang Maha Penyembuh dan Maha
Kuasa.
Sebagai pembukaan, saya tuntun si
Bapak untuk istighfar dan bertaubat kepada Allah SWT dengan membaca Do’a
Tazkiyah dan Ikrar Pemutus Perjanjian (yang saya pelajari dari Ust.
Perdana Akhmad) secara khusyu. Baru saja membaca beberapa kalimat Ikrar
Pemutus Perjanjian, maka tiba-tiba tangan si Bapak bergerak-gerak tak
terkendali. Melihat reaksi tersebut maka saya kemudian memposisikan diri di
belakangnya, memegang kepalanya sambil menjampi (meruqyah) denganmembaca ayat-ayat
al-Qur’an. Reaksinya semakin kuat bahkan tubuhnya terkapar dan banyak
mengeluarkan dahak/ingus dari lubang hidungnya. Melihat kondisi tersebut, semakin
semangat saya meruqyahnya sampai dia meronta-ronta seraya berkata: “Ampun,
ampun, ampun….” Selanjutnya, terjadi dialog sebagai berikut:
Saya: “Siapa kamu dan apa agamamu? Ada berapa jin dalam tubuh orang ini?”
Rojim: “Saya Rojim, saya Islam. Ada 2 jin”
Saya: “Kenapa kamu masuk ke dalam tubuh orang ini?”
Rojim: “Orang ini sudah mengambil banyak ikan di Kawah Gunung Galunggung”…
Saya: “Maafkan dia karena dia tidak tahu!”
Rojim: “Ya, saya mau memaafkannya, tapi hati saya masih sakit….”
Saya: “Maafkan dia karena Allah…. Memangnya siapa yang punya ikan-ikan tersebut?”
Rojim: “Allah…. Tapi saya masih sakit hati….(Sambil terus menangis)” (Masya Allah, Ini jin pendedam n lebay juga, ya)
Setelah dinasihati, akhirnya dia mau keluar juga….
Setelah si Bapak sadar maka kami pun sujud syukur bersama. Namun, saya masih curiga lalu saya ajarkan kepada nya Teknik Ruqyah Praktis (dari Ust. Adam Amrullah), yaitu membaca Ayat Kursyi dan 3Qul lalu ditiupkan ke telapak tangan dan diusapkan ke seluruh tubuh sebanyak 3 kali dengan niat Pembentengan, Pembakaran, dan Pembakaran. Saat dia mengusap dengan niat Pembakaran (Burning) maka tiba-tiba badannya bergetar kembali dan meronta-ronta lagi. (Masya Allah, Ini jin ngeleyeud juga n tukang kibul juga, ya)
Saya: “Siapa kamu dan apa agamamu? Ada berapa jin dalam tubuh orang ini?”
Rojim: “Saya Rojim, saya Islam. Ada 2 jin”
Saya: “Kenapa kamu masuk ke dalam tubuh orang ini?”
Rojim: “Orang ini sudah mengambil banyak ikan di Kawah Gunung Galunggung”…
Saya: “Maafkan dia karena dia tidak tahu!”
Rojim: “Ya, saya mau memaafkannya, tapi hati saya masih sakit….”
Saya: “Maafkan dia karena Allah…. Memangnya siapa yang punya ikan-ikan tersebut?”
Rojim: “Allah…. Tapi saya masih sakit hati….(Sambil terus menangis)” (Masya Allah, Ini jin pendedam n lebay juga, ya)
Setelah dinasihati, akhirnya dia mau keluar juga….
Setelah si Bapak sadar maka kami pun sujud syukur bersama. Namun, saya masih curiga lalu saya ajarkan kepada nya Teknik Ruqyah Praktis (dari Ust. Adam Amrullah), yaitu membaca Ayat Kursyi dan 3Qul lalu ditiupkan ke telapak tangan dan diusapkan ke seluruh tubuh sebanyak 3 kali dengan niat Pembentengan, Pembakaran, dan Pembakaran. Saat dia mengusap dengan niat Pembakaran (Burning) maka tiba-tiba badannya bergetar kembali dan meronta-ronta lagi. (Masya Allah, Ini jin ngeleyeud juga n tukang kibul juga, ya)
Melihat kondisi tersebut, saya
lanjutkan terus meruqyahnya sambil beberapa kali melakukan teknik cengkraman
dan teknik tarikan (dari Ust. Perdana Akhmad). Si Rojim meronta dan menggelepar
kepanasan sambil terus mengeluarkan dahak-dahak/ingus yang cukup banyak dari
hidung. Akhirnya, dia bilang mau keluar tapi takut pulang, karena pulangnya jauh
ke Gunung Galunggung. Saya yakinkan dia dan do’akan semoga Allah SWT memberikan
kemudahan dan keselamatan sampai kembali ke tempat tinggalnya (Masya
Allah, Ini jin cemen bangeud, berani ganggu n masuk ke tubuh orang, eh
malah pulang aja takut. Takut pulang karena 1 jin temannya udah kabur duluan.
Padahal banyak kendaraan loh, bisa naik ojek atau becak ke Gunung Galunggung).
Selanjutnya, sebagai penguat saya tuntun dia membaca Sumpah/janji: “Demi
Allah, saya akan keluar dari tubuh orang ini dan tidak akan kembali masuk dan
mengganggu kepadanya atau orang lain. Kalau saya melanggar maka Allah dan para
Malaikat akan melaknat saya….”
Alhamdulillah, setelah dibacakan
Ayat Kursyi beberapa kali ditambah teknik tarikan keluar lewat mulut, akhirnya
Si Rojim pun pulang kampung…. (Ntah naik apa, yang jelas ‘ga naik Busway, wallahu
a’lam).
Setelah sekitar 1,5 jam berlalu, energi yang terkuras dan badan yang agak letih menjadi terasa lebih segar kembali tatkala melihat kebahagiaan dan senyuman yang terpancar dari raut wajah si Bapak. Bahkan kini dia bisa melangkah lebih gagah dengan genggaman tangan yang begitu kuat tatkala bersalaman sebelum pulang.
Setelah sekitar 1,5 jam berlalu, energi yang terkuras dan badan yang agak letih menjadi terasa lebih segar kembali tatkala melihat kebahagiaan dan senyuman yang terpancar dari raut wajah si Bapak. Bahkan kini dia bisa melangkah lebih gagah dengan genggaman tangan yang begitu kuat tatkala bersalaman sebelum pulang.
Innalhamdalillah,
Laa haulaa walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziim….
Pelajaran dari pengalaman di atas:
- Ruqyah Syar’iyah adalah solusi islami bagi umat dalam mengatasi masalah pisik, psikis, dan non medis. Karena Al-Qur’an adalah penawar/obat bagi orang-orang yang beriman.
- Jika mengalami penyakit yang aneh dengan gejala-gejala di atas, coba deteksi dengan ruqyah mandiri, misalnya membaca atau mendengarkan murottal ayat-ayat Ruqyah. Kalau tubuh terasa panas, sesak, dan terasa kedutan/merinding berarti itu mah gangguan non medis. Atau dekatkan telapak tangan ke mulut lalu bacakan QS. Al-Fatihah, Ayat Kursyi, dan 3Qul, dan tiupkan ke telapak tangan. Selanjutnya, tempelkan telapak tangan ke bagian tubuh yang sakit. Jika terasa panas yang tidak wajar, geser ke bagian tubuh yang lain. Jika rasa panasnya ikut bergeser maka itu indikasi penyakit non medis.
- Pelajaran kisah ini bukan agar kita menjadi penakut saat berada di suatu tempat, termasuk tempat yang belum terjamah atau angker. Karena kita sebagai manusia adalah kholifah di muka bumi dan berhak memanfaatkan bumi dan seagla isinya untuk beibadah kepada Allah SWT. Yang perlu kita ingat adalah tempatkan rasa takut kita kepada Allah SWT semata dan ikuti contoh Rasulullah SAW bahwa Beliau mengajarkan kita semua agar membaca do’a perlindungan ketika berada di suatu tempat:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung kepada Allah dengan kalimat kalimat-Nya yang sempurna,
dari setiapkejahatan makhluk-Nya.”
“Aku berlindung kepada Allah dengan kalimat kalimat-Nya yang sempurna,
dari setiapkejahatan makhluk-Nya.”
(H.R Muslim, An Nasa’i, At Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu
Majah)
- Syetan/Jin jahat itu amat lemah. Ketika kita bacakan ayat-ayat Al-Qur’an, mereka akan terbakar kepanasan dan bahkan mati dengan idzin Allah.
- Jangan terlalu percayai kata-kata jin, karena kebanyakan dari mereka pembohong.
- Saat diruqyah, ada proses Detoksifikasi (proses pengeluaran racun-racun dari tubuh), misalnya berupa muntah-muntah atau keluarnya ingus/dahak dari hidung seperti kejadian di atas.
- Awali proses ruqyah dengan pertaubatan dan terus berharap kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan dan perlindungan.
- Tidak selamanya ruqyah harus menggunakan cara-cara keras secara fisik, tapi perlu juga dilakukan dengan nasihat atau cara-cara yang baik kepada Jin sebagai makhluk Allah. Kalau Jin kafir ajak agar masuk Islam dan suruh keluar. Sedangkan kalau muslim, nasihati bahwa yang dilakukannya itu salah dan suruh untuk keluar karena takut kepada Allah. Kalau masih bandel, baru boleh gunakan pukulan, teknik sembelih, dll.
- Sebagai penguat, sebelum jinnya keluar maka minta agar dia bersumpah/janji.
- Jika Jin Muslim dan namanya tidak baik, maka tawarkan atau ganti namanya dengan yang lebih baik, contoh: ROJIIM (Terkutuk) menjadi: ABDUL ROHIIM (Hambanya Allah Yang Maha Penyayang)
A UDU BILLAH HI MINA SAITON NIR ROJIM.Saudaraku seiman & seagama hanya bacaan itu yang Alloh swt ajarkan dalam Al Qur^an ( Firma Alloh swt ) BUKAN KATA DIA TK MASIH AJARANNYA.wasalam.( Ikhwan TQN dari Tasikmalaya RAJA POLA H Dawa gung ).
BalasHapus