Oleh: Ustadz Abu Irbah Ariffuddin, S.Ag.
(Artikel Pernah Dimuat Pada Majalah al-Umm Edisi VI Tahun I, April 2013)
Para
pembaca yang budiman, pada edisi kali ini materi ruqyah merupakan
kelanjutan dari edisi sebelumnya, yaitu tentang keterkaitan jenis-jenis
jin dengan kepribadian manusia (ketika jin tersebut ada di dalam tubuh
manusia). Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan edisi sebelumnya
bahwa berdasarkan hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengenai pembagian jenis-jenis jin, maka jenis yang ketiga yaitu jenis ular dan anjing, kalau kita merujuk pada kitab wiqoyatul insan
karya Syekh Wahid Abdus Salam Bali itu adalah bentuk aslinya. Yakni
bentuk nyata dari penjelmaan (bisa dilihat dan disentuh) bukan bentuk
pecitraan, yaitu jenis jin ular yang berwarna hitam dan anjing yang
berwarna hitam. Hal ini dapat dijelaskan di dalam manaqibusy Sayafi’i
dengan sanadnya dari ar Rabi’ yang diriwayatkan oleh Baihaqi, Al Hafizh
menyatakan, Aku mendengar Syafi’i berkata: “Barangsiapa yang mengaku
melihat jin maka kami batalkan syahadatnya kecuali Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam”. Ibnu Hajar Asqolani1
menyatakan hal ini berlaku bagi mereka yang mengaku melihat jin dalam
bentuk aslinya. Sedangkan orang yang mengaku melihat jin setelah
menyerupai beberapa bentuk binatang maka tidak dapat dibantah karena
berita-berita tentang penyerupaan mereka sudah mutawatir (banyak).
Sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam:
«الْحَيَّاتُ مَسْخُ الْجِنِّ كَمَا مُسِخَتِ الْقِرَدَةُ، وَالْخَنَازِيرُ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ»
Ada juga hadist yang diriwayatkan dari Abu Qilabah dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam ia berkata:
«لَوْلَا أَنَّ الْكِلَابَ أُمَّةٌ مِنَ الْأُمَمِ لَأَمَرْتُ بِقَتْلِهَا، فَاقْتُلُوا مِنْهَا الْأَسْوَدَ الْبَهِيمَ»
لَوْلاَ
أَنَّ الْكِلاَبَ أُمِّةٌ لَأَمَرْتُ بِقَتْلِهَا وَلَكِنْ خِفْتُ اَنْ
اَبِيْدَ اُمَّةً فَاقْتُلُوا مِنْهَا كُلَّ اَسْوَدَ بَهِيْمٍ فَاِنّهُ
جِنُّهَا اَوْ مِنْ جِنِّهَا
“Sekiranya
anjing itu bukan satu ummat niscaya aku memerintahkan pembunuhannya
tetapi aku takut memusnahkan satu ummat, karena itu bunuhlah setiap
binatang hitam diantaranya sebab dia adalah jinnya atau dari jinnya.”3
Terdapat juga di dalam shohih Muslim hadits dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian berdiri shalat maka
(hendaklah) dia membatasinya dengan sutrah (pembatas) jika dihadapannya
ada seperti ekor binatang, jika tidak ada dihadapannya seperti ekor
binatang maka sesungguhnya shalatnya bisa batal karena keledai, wanita
dan anjing hitam”, saya bertanya “Wahai Abu Dzar, mengapalah anjing
hitam dibedakan dari anjing merah atau anjing kuning segala? Ia
menjawab:”Wahai anak saudaraku, saya bertanya kepada Rasulullah
sebagaimana kamu bertanya kepadaku lalu beliau bersabda: “Anjing hitam
adalah Syetan”.
Ibnu Taimiyyah menyatakan bahwa anjing hitam dalam hadits
di atas syetan anjing dan jin, dia menyerupai warna beberapa bentuk,
demikian juga dengan bentuk kucing hitam karena warna hitam lebih bisa
menghimpun kekuatan-kekuatan syetan daripada warna lainnya, disamping
karena warna hitam menyimpan daya panas”.4
Selanjutnya Ibnu Taimiyyah juga menyatakan jika jin bisa menyerupai
bentuk manusia dan binatang, seperti ular, kalajengking, onta, sapi,
kambing, kuda, bighal, keledai, burung dan anak keturunan Adam ‘alaihissalam.
Dari
ketiga jenis jin tersebut, dua jenis yang pertama memiliki kemampuan
untuk berubah-ubah bentuk/menjelma menyerupai manusia dan binatang dalam
pencitraan (kita tidak dapat melihat wujud nyatanya), yaitu ketika jin
itu berada dalam tubuh manusia akan mencitrakan dirinya dengan berbagai
bentuk, baik itu bentuk manusia maupun berbagai bentuk binatang. Hal ini
akan memberikan konskwensi terhadap berbagai macam bentuk kepribadian
manusia apabila jin tersebut masuk dalam tubuh manusia sesuai dengan
jenis pencitraan manusia atau binatang yang ada didalamnya. Lebih
jelasnya adalah sebagai berikut:
Pertama,
pencitraan jin dalam bentuk binatang. Misalkan saja jin dalam bentuk
harimau atau singa, keduanya memiliki karakter yang hampir sama, jika
seseorang kemasukan jin dan jinnya mengaku berbentuk jin harimau atau
singa maka orang yang kemasukan tersebut akan memiliki sifat lebih
percaya diri, ada perasaan merasa hebat, kuat, berani, cenderung buas,
kejam, mudah marah, sadis, reaktif yang kuat dan mudah emosi. Jika jin
yang masuk ke tubuh manusia mencitrakan dirinya dalam bentuk ular, maka
akan menunjukkan ciri khasnya yaitu diam, menutup diri, cenderung
mempersulit diri, berbelit-belit, tarik ulur pada kebenaran, memberikan
efek gatal di tubuh, jika diruqyah kekuatannya bertahan di tulang ekor,
memberikan kontribusi syahwat besar, mempertajam libido. Jika jin
mencitrakan dirinya dalam bentu kera, biasanya karakternya suka
menyerobot, mencuri, seenaknya sendiri, cenderung tega, egois, reaktif
tetapi tidak kuat, suka clometan. Jika Pencitraan bentuk anjing,
biasanya dari kalangan jin ifrit, cenderung mewakili dunia sihir. Ciri
khasnya suka menggigit kalau diruqyah, suka yang kotor-kotor, najis,
biasanya suka jalan (ngluyur) dan kecenderungan hanya cari duit aja.
Jika yang masuk pencitraan jinnya dalam bentuk burung garuda atau
rajawali biasanya cenderung berwibawa, penuh selidik, sekali marah
daasyat. Jika dalam pencitraan kura-kura cenderung malas, kerjanya
lamban, dan lain sebagainya.
Kedua,
pencitraan jin dalam bentuk manusia, misalkan manusia bersorban,
biasanya suka berdebat, cenderung sok religi, merasa benar dengan
pendapatnya, senang dengan kebid’ahan, jika diruqyah akan melawan dengan
menbaca ayat al Qur’an pula, terkadang membantu ketaatan; misal
memebangunkan sholat malam dll, dalam beribadah cenderung mengandalkan
semangat tanpa ilmu, mudah mengelabui peruqyah karena antara jin dan
manusianya hampir sama. Kalau manusia bentuk tinggi, besar, hitam, mata
merah biasanya mengaku dari kalangan ifrit. Sifatnya ganas, jahat,
reaktif, suka mengancam, memukul, tidak cerdas, nafsu besar, mudah
tersinggung dan lain sebagainya. Cirinya dia gampang menyerah, tunduk,
dan masuk Islam jika kalah. Jika manusia bentuk pocong, ciri menonjol
adalah pendusta, spesialisasi mengingatkan masa lalu yang buruk. Jika
jin yang masuk mencitrakan dirinya manusia setengah hewan, seperti
bentuk uniqon, manusia setengah kuda menggambarkan karakter setengah
manusia dan binatang kadang tampak bijak tapi kadang tiba-tiba langsung
garang. Jika jin yang masuk mencitrakan dirinya yang tua, maka jenis jin
ini biasanya mewakili jin turunan atau sihir yang sudah lama; mempunyai
sifat temuwo, suka benda-benda antik, senang dengan mitos, jahat.
Terkadang orang kemasukan jin karena sebab hobinya mancing yang ekstrem
biasanya kalau diruqyah hampir semua binatang air ada dalam tubuhnya.
Tujuannya adalah agar mengokohkan orang tersebut untuk suka mancing
“mancing mania” menjadi penguasa air. Ada juga yang mengaku kuntilanak,
nyi roro kidul dan begitulah seterusnya…
Semua
yang sudah dijelaskan diatas berdasarkan sumber data dari lapangan yang
dicermati selama bertahun-tahun dan juga literatur kitab-kitab
(diantaranya lihat kitab ad da’ wad dawaa’ hal 138-139), bisa salah tapi
insyaAlloh lebih banyak benarnya. Jadi bisa disimpulkan bahwa jin yang
masuk ke dalam tubuh manusia akan membaca pikiran manusia dengan segenap
keyakinan dan kebiasaan prilaku hidupnya yang kemudian menyesuaikan
dirinya dengan apa yang diyakini oleh manusia tersebut. Di situlah jin
akan mencitrakan dirinya sesuai dengan kebiasaan orang tersebut dan juga
mitos-mitos yang ada –berkembang dimasyarakat. Sampai tulisan ini
ditulis eksplorasi tentang pemaknaan jin masuk ke tubuh manusia masih
dilakukan. Dan memungkinkan untuk mengalami penambahan selanjutnya. Wallahu ‘alam bi showab.
———————————————–
Tags
ARTIKEL RUQYAH
Ustadz, apa boleh tahu no. HP Ustadz Akhmad Perdana? Apa berbayar jika saya meminta tolong untuk ruqyah jarak jauh via telp misalnya?
BalasHapus" Sampai tulisan ini ditulis eksplorasi tentang pemaknaan jin masuk ke tubuh manusia masih dilakukan. Dan memungkinkan untuk mengalami penambahan selanjutnya.Wallahu ‘alam bi showab." saya nantikan kelanjutannya, karena saya juga ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang hal ini. jangan jangan orang orang yang selama ini bergaul dengan kita adalah jin yang telah merasuki jiwa orang tersebut atau kebanyakan orang dijalan jalan yang kita temui. tapi mungkin salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan di ruqyah atau didekati dengan peruqyah profesional yang pastinya mereka akan gelisah bila berada didekat para peruqyah tersebut, meskipun mereka tidak diruqyah...wallahu 'alam.
BalasHapus