Ini kedua kalinya ana me-ruqyah pasien non muslim, pasien kali ini
bernama Lasni (kelas VI SD), berasal dari suku Dayak yang beragama non
muslim. Berawal dari sahabat ana Zarkis, yang sering menemani ana ruqyah
dan juga selalu mendakwahkan tentang Ruqyah Syar’iyyah kepada keluarga
dan sahabat di lingkungan tempat tinggal maupun kantor-nya, pasien kali
ini tetangga kampung dari paman zarkis, dari keluarga suku dayak yang
beragama non muslim, si anak (lasni) setiap hari selalu mengalami
kerasukan semenjak nenek nya meninggal, ia sering berteriak-teriak,
bertingkah aneh, jarang bicara, apabila bicara selalu marah, apabila
tidur malam ke-esokan harinya kasur selalu basah oleh cairan (bukan
keringat juga bukan air kencing) dan sebagainya. Orang tuanya telah
berusaha mengobatinya ke dokter, dokter menyatakan lasni mengalami
gangguan syaraf, tetapi obat dokterpun tak membuahkan hasil. Tak putus
asa orang tuanya meminta bantuan dukun-dukun yang sesuai dengan
keyakinan mereka, telah banyak dukun yang mengobatinya tetapi hasil
nihil, sudah banyak dana yang mereka habiskan bahkan simpanan-simpanan
berupa gelang dan kalung emas pun ludes untuk biaya berobat tersebut,
bahkan pernah di gereja lasni kerasukan dan ditolong oleh pendeta,
terakhir kali mereka memakai jasa dukun cina (disebut : loya) dan inipun
sama, loya menyarankan bahwa lasni akan sembuh apabila berobat kepada
ustadz atau kiyai secara islam.
Orang tua lasni akhirnya mendatangi
dan meminta saran dari paman nya zarkis yang juga pernah ana ruqyah,
sang paman menganjurkan ruqyah kepada ana. Kedua orang tua lasni
berharap sekali anaknya dapat sembuh dan bisa ber-sekolah lagi
(dikarenakan gangguan jin, lasni berhenti sekolah menjelang ujian
kelulusan) serta mereka ber-Azam apabila sembuh secara islam, mereka
rela dan Ridho anaknya Lasni menjadi muallaf.
Malam yang ditentukan
untuk ruqyah pun tiba, ana dan zarkis berangkat kerumah pamannya,
dengan niat semoga Allah meridhoi dan menjadikan ruqyah ini Asbab
Hidayah dan Asbab kesembuhan pada lasni dan kedua orang tuanya. sampai
dirumah pamannya, kami telah ditunggu oleh Lasni dan kedua orang tuanya,
setelah berkenalan kamipun ngobrol dan menanyakan kronologis gangguan
pada lasni, orang tuanya menjelaskan seperti diatas dan mengatakan siang
hari sebelum ruqyah lasni merasa kedinginan sampai saat ini , tetapi
sangat bersemangat untuk di ruqyah. Paman zarkis menyarankan prosesi
ruqyah di rumahnnya saja, dikarenakan rumah lasni walau berada satu
kampung tetapi agak jauh masuk ke dalam hutan karena memang orang tua
lasni berprofesi bercocok tanam.
Ana menganjurkan lasni untuk
mencuci muka, tangan dan kakinya dengan niat untuk ruqyah, setelah itu
ana beri ia air ruqyah untuk minum, ana mulai scanning dengan Al-an’am
:103 (3x) dan Al-Mulk :14 (3x) tidak ada reaksi, lalu ana panggil jin
yang selalu mengganggu dengan Al-Baqarah :148 sebanyak 7x (biasanya
dalam ana ruqyah, baru dimulai dengan tahapan scanning saja jin-jin yang
mengganggu sudah menunjukkan reaksinya) tidak juga ada reaksi, lalu ana
bacakan ayat-ayat dan do’a-do’a standart (Al-Fatehah, Al-Baqarah 1-5,
dst...) sambil menanyakan kepada pasien apa yang dirasakan, ia menjawab
tidak terasa apa-apa. Ana teruskan dengan teknik tapping di ubun-ubun,
tengkuk dan bahu beberapa kali untuk menghancurkan benteng/shield jin
dengan Al-Hasyr :21, masih tiada reaksi juga, ana ubah teknik dengan
tiupan angin penghancur jin-jin dari ubun-ubun, muka, dada, perut sampai
ujung kaki beberapa kali dengan Al-Qamar :19 dan Adz-Dzariyat :41-42,
kemudian ana tutup dengan tiupan pembentengan dengan Al-Fatehah dan do’a
agar Allah SWT menyembuhkan dan memberinya Hidayah. Setelah selesai ana
tanya lagi apa yang terasa, lasni menjawab rasa kedinginannya telah
hilang, dan setelah itu ia tampak ceria, senang bicara seperti sedia
kala, sebelum ruqyah saya dan zarkis mengira-ngira sepertinya bakal
terjadi reaksi kuat, tetapi setelah prosesi ruqyah nyatanya tidak ada
reaksi sama sekali.
Walaupun tidak terjadi reaksi seperti yang
diperkirakan, Alhamdulillah pasien segar dan ceria, si ibu terlihat
senang sekali anaknya kembali ceria dan bersenda gurau seperti biasanya.
Untuk bekalan, ana beri air ruqyah untuk minum dan mandi dicampur
serbuk daun bidara, ana pesan kepada bapaknya, sepulang nanti, sebelum
masuk rumah, semprotkan air ruqyah di tempat tidurnya, di kamar dan
seluruh ruangan kecuali wc, dan ana pesan kepada orang tua nya setelah
ruqyah ini, kejadian apapun pada lasni harap diberitahukan ke ana
melalui paman zarkis.
Keesokan sorenya, ana masih dikantor terima
telpon dari paman zarkis, si ibu memberitahu bahwa pagi hari setelah
ruqyah ia tidak lagi mendapati kasur yang selalu basah, dan dari pagi
sampai sore nya lasni tidak lagi kerasukan seperti lalu. Ana pesan
kepada paman zarkis agar lasni tetap minum dan mandi air ruqyah + daun
bidara yang ana bekalkan, juga untuk tetap menyemprotkan air ruqyah
dirumah setiap harinya. Ana sarankan juga untuk terapi ruqyah minimal
sekali lagi pada lasni. Mudah-mudahan Allah me-ridhoi dan memberi
Hidayah pada lasni dan kedua orang tua nya untuk memeluk islam seperti
niat awalnya, amin...ya Robbal ‘alaamin. Wallahu A’lam Bissawab. Muhammad ‘Asyiq Pontianak, januari 2013