Alloh aza wa jalla telah memuliakan beberapa tempat atas
tempat-tempat lainnya, sebagaimana Alloh azza wa jalla telah memuliakan
Kota Mekkah dan Madinah lebih mulia daripada tempat-tempat lain di muka
bumi ini.
Alloh azza wa jalla telah memuliakan sebagian individu atas individu-individu yang lainnya, sebagaimana memuliakan sebagian nabi atas sebagian yang lainnya.
Dan dijadikan untuk sebagian makhluk kemuliaan atas makhluk-makhluk lainnya.
Termasuk apa yang diharamkan karena merupakan pohon adalah pohon bidara.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
HR Al-Baihaki di dalam As-sunan Al-kubro, dan Syaikh al-Albani rohimahulloh menshohihkannya dalam Shohihul Jami’
Pohon bidara terdapat dalam Al-Qur’an di banyak tempat, di antaranya
1. Dalam Surat An-Najm yang menceritakan kisah Mi’roj nya Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, beliau melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya dimana Jibril mempunyai 600 sayap.
( أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى * وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى * عِندَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى * عِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى * إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى * مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى * لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى )
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratil Muntaha . Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, . (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS. An-Najm : 13-15)
Imam Al-Bukhori dan Muslim telah meriwayatkan dari hadits Anas rodhiyallohu ‘anhu dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam kisah Isro’ dan Mi’roj, Beliau bersabda: ”kemudian Jibril membawaku sampai di Sidrotul Muntaha, yang sedang diliputi sesuatu yang saya tidak mengetahuinya”. Dia berkata: “kemudian memasuki surga dan melihat didalamnya kubah-kubah yang terbuat dari mutiara dan tanahnya kasturi”.
Dalam riwayat lainnya: “Diperlihatkan kepadaku Sidrotul Muntaha , buahnya seperti tempayan besar, daunnya seperti telinga gajah, dan di pangkalnya ada 4 sungai: dua sungai bathin, dua sungai dhohir, maka aku bertanya kepada Jibril, maka dia menjawab: adapun dua sungai yang bathin di surga dan dua sungai yang dhohir adalah sungai Nil dan sungai Eufrat.
2. Dalam Surat Al-Waqi’ah tentang kelompok kanan dari penghuni surga berada di bawah pohon bidara yang tidak berduri.
( وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ * فِي سِدْرٍ مَّخْضُودٍ * وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ * وَظِلٍّ مَّمْدُودٍ * وَمَاء مَّسْكُوبٍ * وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ )
“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas,dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak,”QS. al-Waqi’ah (56) : 27-32
Dalam tafsir disebutkan pohon bidara yang dimaksud adalah yang telah dihilangkan durinya ataupun buahnya yang lebat, demikian pendapat Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma.
Berkata Ibnu Katsir rohimahulloh setelah menukil beberapa pendapat (tentang pohon bidara dalam ayat tersebut): Dhohirnya yang dimaksud adalah pohon bidara di dunia banyak durinya dan sedikit buahnya, adapun di akhirat kebalikannya, tidak ada durinya dan buahnya banyak.
3. Dalam Surat Saba ketika mengabarkan tentang kisah Negeri Saba
( فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُم بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَى أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ )
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Bidara (QS. Saba :16)
Pohon bidara mempunyai manfaat dan kegunaan,diantaranya:
1. Daun Bidara digunakan memandikan Jenazah
Juga sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam tentang seseorang yang berihrom kemudian meninggal karena terlempar oleh untanya sendiri:”Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara”(HR Bukhori dan Muslim).
2. Daun bidara dignakan untuk Pengobatan Penyakit Sihir dan Guna-guna.
3. Dan termasuk dari faidah Tanaman Bidara sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qoyyim rohimahulloh diantaranya: Buahnya bisa dimakan, mengobati diare, obat untuk penyakit perut, memperkuat fungsi hati dan empedu, meningkatkan nafsu makan, dll.
Sumber:
http://www.saaid.net/Doat/assuhaim/187.htm
Alloh azza wa jalla telah memuliakan sebagian individu atas individu-individu yang lainnya, sebagaimana memuliakan sebagian nabi atas sebagian yang lainnya.
Dan dijadikan untuk sebagian makhluk kemuliaan atas makhluk-makhluk lainnya.
Termasuk apa yang diharamkan karena merupakan pohon adalah pohon bidara.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
: قاطع السدر يُصوّب الله رأسه في النار
”Pemotong pohon bidara Alloh akan menunjuk kepalanya di neraka.HR Al-Baihaki di dalam As-sunan Al-kubro, dan Syaikh al-Albani rohimahulloh menshohihkannya dalam Shohihul Jami’
Pohon bidara terdapat dalam Al-Qur’an di banyak tempat, di antaranya
1. Dalam Surat An-Najm yang menceritakan kisah Mi’roj nya Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, beliau melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya dimana Jibril mempunyai 600 sayap.
( أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى * وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى * عِندَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى * عِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى * إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى * مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى * لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى )
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratil Muntaha . Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, . (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS. An-Najm : 13-15)
Imam Al-Bukhori dan Muslim telah meriwayatkan dari hadits Anas rodhiyallohu ‘anhu dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam kisah Isro’ dan Mi’roj, Beliau bersabda: ”kemudian Jibril membawaku sampai di Sidrotul Muntaha, yang sedang diliputi sesuatu yang saya tidak mengetahuinya”. Dia berkata: “kemudian memasuki surga dan melihat didalamnya kubah-kubah yang terbuat dari mutiara dan tanahnya kasturi”.
Dalam riwayat lainnya: “Diperlihatkan kepadaku Sidrotul Muntaha , buahnya seperti tempayan besar, daunnya seperti telinga gajah, dan di pangkalnya ada 4 sungai: dua sungai bathin, dua sungai dhohir, maka aku bertanya kepada Jibril, maka dia menjawab: adapun dua sungai yang bathin di surga dan dua sungai yang dhohir adalah sungai Nil dan sungai Eufrat.
2. Dalam Surat Al-Waqi’ah tentang kelompok kanan dari penghuni surga berada di bawah pohon bidara yang tidak berduri.
( وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ * فِي سِدْرٍ مَّخْضُودٍ * وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ * وَظِلٍّ مَّمْدُودٍ * وَمَاء مَّسْكُوبٍ * وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ )
“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas,dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak,”QS. al-Waqi’ah (56) : 27-32
Dalam tafsir disebutkan pohon bidara yang dimaksud adalah yang telah dihilangkan durinya ataupun buahnya yang lebat, demikian pendapat Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma.
Berkata Ibnu Katsir rohimahulloh setelah menukil beberapa pendapat (tentang pohon bidara dalam ayat tersebut): Dhohirnya yang dimaksud adalah pohon bidara di dunia banyak durinya dan sedikit buahnya, adapun di akhirat kebalikannya, tidak ada durinya dan buahnya banyak.
3. Dalam Surat Saba ketika mengabarkan tentang kisah Negeri Saba
( فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُم بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَى أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ )
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Bidara (QS. Saba :16)
Pohon bidara mempunyai manfaat dan kegunaan,diantaranya:
1. Daun Bidara digunakan memandikan Jenazah
Juga sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam tentang seseorang yang berihrom kemudian meninggal karena terlempar oleh untanya sendiri:”Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara”(HR Bukhori dan Muslim).
2. Daun bidara dignakan untuk Pengobatan Penyakit Sihir dan Guna-guna.
3. Dan termasuk dari faidah Tanaman Bidara sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qoyyim rohimahulloh diantaranya: Buahnya bisa dimakan, mengobati diare, obat untuk penyakit perut, memperkuat fungsi hati dan empedu, meningkatkan nafsu makan, dll.
Tags
ARTIKEL RUQYAH
Ketika saya mondok di Ponpes Imam bukhori-Solo, saya sering mengkonsumsi buah bidara yang kebetulan tumbuh didekat Math'am(tempat makan) santri.
BalasHapusTapi ditempat tinggal sekarang saya sudah mencari info tentang pohon bidara ga ada yang punya, padahal banyak sekali khasiat dari bidara ini, khususnya untuk memandikan jenazah. walaupun dalam memandikan jenazah Sidr(daun bidara) dapat diganti dengan sabun namun sebenarnya memakai daun bidara tetap lebih utama. selain memang itu petunjuk dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dalam memandikan jenazah, kelebihan daun bidara juga ternyata dapat menutup luka-luka kecil yang ada pada tubuh jenazah serta lebih dapat membersihkan tubuh jenazah dari kotoran yang mungkin masih menempel. Wallohu A'lam.
Jika ada ikhwan pembaca yang tinggal dikota pangkalan kerinci/pelalawan dan memiliki pohon bidara tolong hubungi saya.
Abu Hatim As-Sundawy
SDIT Al-Bayan, Pangkalan Kerinci.
Email: Peminangbidadari@yahoo.co.id
HP: 085274545534
Sebelumnya saya ucapkan Jazakumullah khairan katsiira . . .
Hapus