Sugijatno
Pertanyaan:
Assalamu‘alaikum Wr. Wb.
Pak Ustad yth, ada seseorang bertanya kepada saya, beliau pekerjaannya berjualan di Pasar (buka warung) dimana beliau sering kehilangan uang dan beliau menduga yang mengambil adalah "tuyul" Mohon agar Ustadz memberikan penjelasan atau refrensi mengenai Tuyul dari sudut pandang Agama ISLAM. Apakah ada dan bagaimana cara menjaga agar uang hasil jualannya tidak diambil oleh Tuyul tersebut? Demikian, atas penjelasannya diucapkan terima kasih. Jaazakumullah khairon khatsira.
Jawaban:
Assalamu‘alaikum Wr. Wb.
Tuyul sering dilekatkan dengan makhluq ghaib kecil yang gundul kerjanya mencuri uang. Entah bagaimana hakikatnya dan siapakah sebenarnya sosok tuyul itu sendiri. Karena cerita ini memang banyak beredar di tengah rakyat terutama mereka yang masih kuat dengan tahayul dan khurafat. Lalu bagaimanakah syariat Islam memandang hal ini? Benarkah sosok tuyul itu memang ada? Badannya kecil, kepalanya botak, kerjanya mencuri uang dan bisa menghilang. Kalau kita mempelajari Al-Quran dan Sunnah, memang kita memang mendapati eksistensi dunia ghaib, baik berupa malaikat, syetan, iblis, jin, qarin dan lain-lain. Bila mengacu kepada kriteria tuyul ini, maka lebih dekat dengan syetan dari bangsa jin, karena memang umumnya kerja mereka itu mengganggu manusia. Baik dengan cara menguasai ataupun membuat lupa.
Firman Allah SWT: Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa dari mengingat Allah; mereka ituah golongan syetan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan sytean itulah yang merugi. (QS. Al-Mujadilah: 19)
Mengenai beragamnya metode pendekatan yang mereka lakukan untuk menyesatkan manusia, Allah berfirman: “Iblis menjawab: Karena Engkau menghukum saya tersesat, saya akan benar-benar menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari kanan dan dari kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati mereka bersyukur (ta’at).” (QS. Al-A’raf: 16-17)
Tapi apapun nama dan kerjanya, hakikatnya mereka tidak lain adalah jin. Sekedar berubah bentuk menjadi tuyul, genderuwo, sundel bolong atau apa pun namanya, sama sekali tidak ada kesulitan. Apalagi bila misinya mengganggu, menakuti, mencuri atau bikin onar. Semua itu memang profesi jin yang sudah mendarah daging. Untuk menghindari diri dari kejahatan jin, satu-satunya cara yang benar adalah berlindung kepada Allah. Caranya tentu saja dengan apa yang telah diajarkan-Nya melalui Rasul-Nya.
Dengan mengikuti cara itulah kita akan aman terlindung. Karena semua makhluq jahat itu ciptaan Allah juga. Dan selama kita berlindung kepada Sang Pencipta, maka makhluk-makhluk itu tidak ada artinya. Diantara bentuk minta perlindungan kepada Allah antara lain:
1. Membaca Al-quran dengan baik dan benar.
2. Menjaga diri dari maksiat serta hal-hal yang dilarang-Nya.
3. Bentengi diri dengan zikir dan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
4. Jauhkan diri dari bentuk praktek kemusyrikan yang berkedok keislaman.
5. Silahkan konsultasikan masalah secara langsung kepada para ustadz yang berpengalaman menangani masalah ini.
WallahuA‘lam Bish-Showab, Wassalamu‘Alaikum Wr. Wb
dikutip dari sini
Pertanyaan:
Assalamu‘alaikum Wr. Wb.
Pak Ustad yth, ada seseorang bertanya kepada saya, beliau pekerjaannya berjualan di Pasar (buka warung) dimana beliau sering kehilangan uang dan beliau menduga yang mengambil adalah "tuyul" Mohon agar Ustadz memberikan penjelasan atau refrensi mengenai Tuyul dari sudut pandang Agama ISLAM. Apakah ada dan bagaimana cara menjaga agar uang hasil jualannya tidak diambil oleh Tuyul tersebut? Demikian, atas penjelasannya diucapkan terima kasih. Jaazakumullah khairon khatsira.
Jawaban:
Assalamu‘alaikum Wr. Wb.
Tuyul sering dilekatkan dengan makhluq ghaib kecil yang gundul kerjanya mencuri uang. Entah bagaimana hakikatnya dan siapakah sebenarnya sosok tuyul itu sendiri. Karena cerita ini memang banyak beredar di tengah rakyat terutama mereka yang masih kuat dengan tahayul dan khurafat. Lalu bagaimanakah syariat Islam memandang hal ini? Benarkah sosok tuyul itu memang ada? Badannya kecil, kepalanya botak, kerjanya mencuri uang dan bisa menghilang. Kalau kita mempelajari Al-Quran dan Sunnah, memang kita memang mendapati eksistensi dunia ghaib, baik berupa malaikat, syetan, iblis, jin, qarin dan lain-lain. Bila mengacu kepada kriteria tuyul ini, maka lebih dekat dengan syetan dari bangsa jin, karena memang umumnya kerja mereka itu mengganggu manusia. Baik dengan cara menguasai ataupun membuat lupa.
Firman Allah SWT: Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa dari mengingat Allah; mereka ituah golongan syetan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan sytean itulah yang merugi. (QS. Al-Mujadilah: 19)
Mengenai beragamnya metode pendekatan yang mereka lakukan untuk menyesatkan manusia, Allah berfirman: “Iblis menjawab: Karena Engkau menghukum saya tersesat, saya akan benar-benar menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari kanan dan dari kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati mereka bersyukur (ta’at).” (QS. Al-A’raf: 16-17)
Tapi apapun nama dan kerjanya, hakikatnya mereka tidak lain adalah jin. Sekedar berubah bentuk menjadi tuyul, genderuwo, sundel bolong atau apa pun namanya, sama sekali tidak ada kesulitan. Apalagi bila misinya mengganggu, menakuti, mencuri atau bikin onar. Semua itu memang profesi jin yang sudah mendarah daging. Untuk menghindari diri dari kejahatan jin, satu-satunya cara yang benar adalah berlindung kepada Allah. Caranya tentu saja dengan apa yang telah diajarkan-Nya melalui Rasul-Nya.
Dengan mengikuti cara itulah kita akan aman terlindung. Karena semua makhluq jahat itu ciptaan Allah juga. Dan selama kita berlindung kepada Sang Pencipta, maka makhluk-makhluk itu tidak ada artinya. Diantara bentuk minta perlindungan kepada Allah antara lain:
1. Membaca Al-quran dengan baik dan benar.
2. Menjaga diri dari maksiat serta hal-hal yang dilarang-Nya.
3. Bentengi diri dengan zikir dan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
4. Jauhkan diri dari bentuk praktek kemusyrikan yang berkedok keislaman.
5. Silahkan konsultasikan masalah secara langsung kepada para ustadz yang berpengalaman menangani masalah ini.
WallahuA‘lam Bish-Showab, Wassalamu‘Alaikum Wr. Wb
dikutip dari sini
Tags
KONSULTASI