Beberapa hari sebelum saya berangkat ke Depok Bogor untuk
mengikuti Syura ke 2 pembentukan ARSYI (ASOSIASI RUQYAH SYAR’IYYAH INDONESIA) pada tanggal
15-06-2012 saya ditelpon oleh seseorang bernama Mas Arif di bandar lampung, dia
menceritakan bahwa Ayahnya sakit kanker
paru-paru (sudah 6 bulan) yang dokter sendiri walau sudah di biopsi tetap tidak
dapat menyimpulkan jenis kanker apa yang menyerang Paru-paru ayahnya. Mas Arif
juga menceritakan bahwa selama beberap hari ada 2 dukun Bali yang sudah datang menerapi ayahnya dan
mengeluarkan beragam baut, jarum melalui media telur namun tetap Ayahnya tidak
sembuh-sembuh juga. Sekarang kondisi ayahnya sangat memprihatinkan sebab
badannya sangat kurus dan nafas ayahnya sangat berat disertai rasa sakit di
dada, perut sebelah kiri dan kedua belah kaki serasa banyak yang bergerak-gerak
dan sangat sakit yang dokter sudah angkat tangan. Mas Arif sudah membacakan
ayat suci Al-Qur’an dan alhamdulillah ayahnya bisa tidur dengan nyenyak namun
ketika Mas Arif selesai membaca Al-Qur’an ayahnta tiba-tiba terbangun. Hingga
menjadi ketergantungan harus Mas Arif membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an baru
ayahnya bisa beristirahat.
Mas Arif juga berusaha meruqyah ayahnya dengan memegang
bagian yang sakit dengan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan menurut
ayahnya sakitnya pindah-pindah. Maka Mas Arif meminta bantuan saya untuk
meruqyah ayahnya setelah melihat blog Quranic healing dan mendapatkan nomor
telpon saya.
Saya mengatakan sebelum saya berangkat ke Depok Bogor saya
akan meruqyah ayahnya dan alhamdulillah setelah saya sampai di bandar lampung
mas Arif menjemput saya dan langsung menuju kerumahnya di Daerah Antasari
bandar lampung.
Sesampainya di rumahnya saya masuk kekamar ayahnya dan saya
melihat kondisi ayahnya sangat memprihatinkan, tubuh ayahnya tinggal kulit
pembungkus tulang saking kurusnya. Ketika bernafas nafas ayahnya
tersengal-sengal saking beratnya menarik nafas namun masih bisa diajak untuk
berdialog. Saya juga bertemu Ibunya Mas Arif dan saya melihat ada dukun bali
beragama Hindu juga berada dikamar tersebut. Lalu dukun itu keluar ketika
melhat saya masuk kekamar. Ibunya bercerita cara dukun itu mengobati suaminya
dengan membakar dupa dan berdoa dengan cara agama hindu dan ketika menerapi
sang dukun harus kesurupan dahulu.
Sebelum meruqyah saya mendakwahi keluarga Mas Arif bahwa
meminta bantuan kepada dukun itu Syirik apalagi jika dukun itu kafir dan meminta
bantuan dewa-dewa mereka yang hakikatnya meminta bantuan kepada tuhan selain
Allah maka hukumnya syirik Akbar!
Saya juga menjelaskan bahwa hakikatnya sakit yang diderita
adalah sudah takdir dari Allah dan kita harus menerimanya dengan ikhlas sebab
akan menghilangkan dosa dan menambah derajat kita jika kita ikhlas menerimanya.
Selain itu kita harus berikhtiar untuk berobat namun harus dengan cara yang
sesuai syari’at dan tidak syirik. Alhamdulillah keluarganya mengerti namun
mereka merasa tidak enak untuk menolaknya sebab seluruh sanak saudaranya banyak
membawa dukun-dukun untuk mencari jalan kesembuhan yang mereka semua yakin
sakitnya akibat disantet.
Saya lalu menjelaskan istri si sakit bahwa akidah tidak bisa ditawar-tawar, jika
ingin Allah menyembuhkan sakit suaminya maka tidak boleh menggunakan perobatan
yang syirik atau mereka semua akan mendapatkan murka Allah. Setelah mendakwahi
saya lalu meruqyah ayahnya mas Arif. Saya memenang dada dengan tangan kiri dan
perut dengan tangan kanan lalu saya meruqyahnya dengan tehnik ruqyah standar
selama 10 menit dengan membentuk kekuatan niat untuk menghilangkan sel kanker
dengan membaca ayat-ayat Allah. Setelah 10 menit berjalan tidak ada reaksi
keras seperti kesurupan ataupun muntah-muntah juga getaran ditubuh ayahnya.
Maka saya mengubah tehnik standart dengan tehnik usapan
putaran tawaf (memutar dari kanan kekiri berlawanan dengan jarum jam). Saya membacakan
surat Al-Hasy ayat 21 sebanyak 7x lalu saya tiupkan dikedua telapak tangan saya
yang saya dekatkan dimulut saya setalah itu saya putarkan telapak tangan saya
secara terus-menerus sembari membaca Al-hasy 21 sembari membentuk kekuatan niat
untuk menghancurkan sel kanker diparu-parunya, mungkin lebih dari 40 putaran
saya lakukan. Saya juga melakukan tehnik usapan putaran tawaf diperutnya. Setelah
saya merasa cukup saya lalu kembali mengubah tehnik dari tehnik usapan putaran
tawaf ke tehnik usapan buangan. Saya lalu mengebaskan kedua telapak tangan saya
dengan niat menghilangkan sisa-sisa penyakit yang mungkin masih menempel pada
tangan saya lalu saya kembali mendekatkan kedua telapak tangan saya lalu
membacakan surat Al-Mu’awidzatain (Al-Falaq dan An-nas) sebanyak 3 kali dan
saya tiupkan ketelapak tangan lalu saya mengusap dada dan perut dengan
membentuk kekuatan niat untuk mengambil semua penyakit didada dan perut, setiap satu usapan saya membaca Al-fatihah
ayat 6 dan 7 lalu saya kebaskan tangan
dengan niat membuang jauh-jauh penyakitnya. Saya juga terus-menerus membaca
surat an-naml 30-31 dan Al-Mu’minun 115 ketika mengusap dan membaca Al-Fatihah
ayat 6 dan 7 ketika membuang/mengebaskan
tangan. Mungkin ada lebih dari 40 usapan buangan yang saya lakukan.
Terakhir saya kembali mengebaskan tangan dan saya mengubah
tehnik usapan buangan menjadi tehnik usapan penyembuhan dengan cara saya
membacakan surat Al-fatihah sebanyak 7 kali dan saya tiupkan ditelapak tangan
lalu saya terus-menerus mengusap dada dan perut sembari membacakan surat
Al-fatihah berulangkali, mungkin ada 5 menitan tanpa henti saya mengusap dengan
usapan putaran tawaf sembari berulangkali membaca surat Al-fatihah.
Lalu saya mengajarkan Mas Arif tehnik usapan penghancur
penyakit, usapan buangan dan usapan penyembuhan dengan sama-sama menerapi kaki
ayahnya yang sakit, saya menerapi kaki kiri ayahnya dan mas Arif menerapi kaki
kanan ayahnya.
Pada kaki ayahnya saya tidak melakukan tehnik usapan putaran
tawaf melainkan melakukan usapan dengan kedua tangan dari pangkal paha menuju
mata kaki. Agak mudah mengusap saya memberikan seluruh kakinya dengan minyak
kayu putih yang sudah diruqyah. Secara bersama-sama kami (saya dan mas Arif)
melakukan usapan penghancuran penyakit dengan mengurut dimulai dari paha sampai
ujung kaki lalu setelah meraca cukup merubah niat menjadi tehnik usapan
membuang penyakit dan diakhiri dengan usapan penyembuhan (bacaannya sama
seperti ketika saya melakukan usapan di dada dan perutnya).
Subhanallah, Allahu Akbar setelah selesai melakukan tehnik
tersebut nafas ayahnya menjadi ringan dan kakinya tidak lagi sakit. Saya lalu
menjelaskan cukup keluarganya melakukan tehnik yang saya ajarkan, minum air
ruqyah dan mengkonsumsi herbal sarang semut, minyak buah merah yang sudah
diruqyah untuk mengobati sakit kanker ayahnya dan tidak perlu pergi kedukun
lagi.
Ibunya mas Arif mengatakan bagaimana dengan dukun bali yang
masih ada dirumah dan Ibunya tidak mempunyai daya apapun untuk mencegah sanak keluarganya
meminta bantuan dukun. Saya hanya menghela nafas panjang.... sayapun tidak
punya daya untuk mengusir dukun itu namun hanya bisa memberikan dakwah dan saya
katakan cukup ingkari dalam hati (selemah-lemahnya iman) dan saya harap dukun
bali ini adalah dukun terakhir yang dipanggil keluar ga itu.
Setelah selesai meruqyah saya meminta diantarkan keloket
untuk memesan tiket dan saya pulang kerumah dengan diantar mas Arif. Lalu tidak
beberapa lama kemudian Travel datang menjemput saya.
Tidak lama dalam perjalanan saya di telpon bahwa ayahnya
setelah diterapi oleh dukun bali itu mengalami sakit kepala yang amat sangat
hingga sampai berguling-guling dan berteriak-teriak. Saya lalu menanyakan apa
yang dilakukan dukun itu? Mas Arif mengatakan bahwa dukun itu memberi ayahnya
makan nasi yang sudah dimantrai. Saya lalu mengatakan Seluruh keluarga harus
Istighfar meminta ampun kepada Allah dan ini adalah merupakan pelajaran agar
jangan lagi meminta bantuan dukun! Mas Arif sangat khawatir dan hendak membawa
ayahnya kerumah sakit karena tidak tega dan cemas dengan kondisi ayahnya yang
sudah sangat kesakitan. Saya lalu meminta waktu 30 menit untuk mendoakan
ayahnya jarak jauh dan jangan dahulu dibawa kerumah sakit, semoga doa saya
diijabah Allah Ta’ala.
Didalam mobil yang berjalan saya lalu berdoa dengan
benar-benar meminta pertolongan kepada Allah dan saya membaca surat Al-fatihah
sebanyak-banyaknya tidak saya hitung dan disela-sela pembacaan saya selingi
dengan berulang kali meminta pertolongan kepada Allah agar Allah Ta’ala memberi
kesembuhan pada ayahnya Mas Arif dari energi negatif yang dimasukkan dukun
hingga ayahnya menderita sakit kepala yang amat sangat. Alhamdulillah setelah 30 menit saya diberitahu bahwa
ayahnya sudah sembuh dari sakit kepalanya...
Semoga kejadian tersebut memberikan ibroh pada keluarga Mas
Arif agar tidak lagi meminta bantuan para dukun sebab akan menimbulkan mudharat
yangbesar dan tidak akan mendapatkan manfaat sedikitpun dan setiap hari cukup melakukan
tehnik ruqyah yang telah saya ajarkan dan juga meminum herbal yang sudah
diruqyah. Semoga Allah Ta’ala memberi kesembuhan pada Ayahnya Mas Arif.
Amiin...